I feel fine, really. But I’m sorry for breaking your heart again, Mas. Hope we can find the silver lining of this cloud.
So I’m coming back home now: to refresh my flesh, to ignite my bones, and to give peace to my soul.
ONLY A WOMAN LIKE YOU
by Michael Bolton
It's beautiful, your honesty
You cry when you need to
You say what you feel
You're never afraid to wear your heart on your sleeve
You're always so open with me
It's in your voice, I can hear it
The sound of a woman in love
CHORUS:
Only a woman can love you so much
Give you her life and give you her trust
Not any woman can do what you do
Only a woman like you
It's magical, your love for me
It's more than a man could ever receive
I'm just a man and it's hard to believe
A woman like you could love me
It's in your eyes, I can see it
The look of a woman in love
REPEAT CHORUS
If only I could find the words to say
But I just can't, so forgive me
Cause you took the words away
You answered every prayer I always prayed
It's in your touch, I can feel it
The feeling of a woman in love
REPEAT CHORUS X
Yup, sejak pertengahan November lalu, aku officially pindah ke Jakarta, meninggalkan Solo-ku tercinta *hiks hiks*. Sempat mampir ke Bandung buat ngambil baju, akhirnya aku menemukan kost yang lumayan nyaman di bilangan Setiabudi.
Jakarta... Kota yang selama ini jadi urutan terbawah dalam daftar kota yang ingin kujadikan tempat tinggal. Kota yang bikin aku ketakutan kala harus ke mana-mana sendirian. Kota yang bikin aku stress *ini sih lebih karena masalah kerjaan :p*. Kota di mana aku benar-benar ngerasa sendirian *ayo, Yus... mandiriiiii*. Kota yang bikin aku enggak betah.
Fiuuhhh, moga-moga Jakarta ramah sama aku, buat saat ini sampai akhir zaman. Allah, please put a smile upon my face. Moga semuanya semakin membaik.
You Are A Romantic |
You live your life like a fairy tale... or at least you try to. Living for magical moments, you believe there's only one true love for you. Love is the most important thing in your life, and you don't take it for granted. Your perfect match loves to be in love as much as you do! |
You Are 54% Open |
You are a fairly open person, but you also like to maintain your privacy. You definitely will tell all (okay, almost all) to your closest friends... But strangers and acquaintances only get a peek into your life. |
Infotainment dan Tanggung Jawab Pers
Di tengah perjuangan kemerdekaan pers di negeri ini, di saat pers yang berani bersuara lantang meneriakkan kebenaran sedang tersaruk menghadapi tuntutan, kita juga dihadapkan pada masalah etika tentang pemberitaan pers oleh tayangan-tayangan infotainment. Konsep awalnya, infotainment adalah acara yang menggabungkan antara informasi (information) dan hiburan (entertainment). Tetapi sesungguhnya, acara-acara semacam ini adalah gunjingan tentang orang ternama alias gosip.
Acara-acara infotainment yang menjejali layar televisi kita memiliki nama-nama yang berbeda, tetapi kemasannya hampir sama dan seragam. Kabar terbaru tentang seorang artis akan diberitakan sama hampir di semua acara-acara itu. Acara semacam ini memang menguntungkan pihak televisi karena pembuatannya murah dan menarik banyak iklan. Apalagi masyarakat sendiri menggemari berita-berita tentang orang-orang ternama. Makin seru, dramatis, dan kontroversial pemberitaannya, makin asyik orang menonton dan makin senang pula stasiun televisi menayangkannya.
Paul Kennedy, dalam bukunya Preparing for the Twenty First Century, menulis tentang trivialism, yaitu kecenderungan untuk menyukai hal-hal remeh. Kennedy meramal, trivialism yang diproduksi media massa akan membuat AS di masa depan tertinggal dan mengalami kebangkrutan ekonomi. Nah, bukankah materi yang disajikan oleh tayangan infotainment di negeri kita sungguh remeh, tak penting, tetapi membuat penonton menyukainya? Itulah trivialism!
Dengan gemar menyaksikan acara-acara infotainment, kita akan kehilangan kesempatan untuk menyadari substansi, perenungan, atau kedalaman dari hal-hal yang penting dan berguna, karena kita telah terbuai oleh hal-hal yang remeh saja. Yang lebih parah, muncul masalah etika karena banyak hal pribadi yang diangkat media ke wilayah publik melalui acara-acara infotainment. Banyak hal yang ditampilkan sangat mungkin melukai perasaan orang lain, amoral, dan tidak pantas.
Soal etika tampaknya dilupakan oleh media semacam ini. Sebab, selain pembuatnya kehilangan sensitivitas untuk menilai bahwa hal tersebut bermasalah, juga karena masyarakat menggemari santapan-santapan trivialism. Lalu, apalah artinya perjuangan media lain yang menjunjung kode etik dan menyuarakan kebenaran? [yustika]
KA Argodwipangga, Sabtu 1 Oktober 2006, 02.40 WIB
”Silakan,” kata pramugari kereta sambil menyodorkan sepiring nasi goreng dan segelas teh manis hangat ke hadapanku. Aku cuma menguap sambil mengucek-ucek mata. Jam segini udah dibangunin sahur, pikirku. Mana AC-nya dingin banget. Tengok kanan-kiri, penumpang lain udah mulai bersantap sahur. Ya sudahlah, dimakan aja.
Di tepi danau antara FIB dan FE UI, Selasa 3 Oktober 2006, satu jam menjelang buka
Di depanku, beberapa orang sibuk memancing. Di sampingku, Mas Catur sedang bercanda-canda nggak jelas. Duduk-duduk di tepi danau merasai angin sore yang sepoi emang terasa damai. Kulepaskan pandangan menuju bangunan-bangunan UI di kejauhan, lalu kutatap beberapa orang yang tengah memancing di atas jembatan penghubung di tengah danau.
Indah. Damai. Lalu senja merayap dengan temaram.
And one by one the nights between our separated cities are joined to the night that unites us.
(Pablo Neruda)
Jalanan Jakarta, Jumat 6 Oktober 2006, dua jam menjelang buka
So here I am. Paman nganterin aku ke Gambir naik mobil. Tadinya aku mau naik KRL ekspres Depok-Gambir, tapi ternyata malah dianterin langsung. Ya sudah, alhamdulillah. Itung-itung sambil jalan-jalan liat Jakarta.
Jalanan emang sedikit macet, tapi tentu nggak separah ketika pagi hari. Di sampingku, Arif --sepupuku yang masih TK-- sibuk nyanyi ngikutin kaset Radja sambil pake kacamata item milik ayahnya. Oalahh, dasar zaman sekarang. Anak kecil aja udah hapal lagunya Radja. Ikutan pake kacamata item pula... duh duh duh...
Emas putih BUKAN platina
Telah diharamkan memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi wanitanya (HR Turmuzi dengan sanad hasan shahih).
Karena postingan ini agak sedikit berbau kimia, maka kita buat perjanjian dulu ya. Nama logam yg diikuti dengan lambang kimianya berarti adalah logam murni. Nama logam yg tidak diikuti dengan lambang kimianya, berarti logam campuran.
Emas putih adalah campuran emas Au (yg berwarna kuning) dan logam lain yg berwarna putih seperti nikel Ni, perak Ag, palladium Pd, platinum Pt atau rhodium Rh. Adanya campuran logam2 putih ini akan mengubah warna emas dari kuning menjadi putih. Emas kuning adalah campuran antara emas Au, tembaga Cu dan seng Zn; sehingga warnanya kuning. Kadar emas dinyatakan dengan karat. 18 karat artinya 75% emas dan 25% logam lain.
Platina Pt adalah logam berwarna putih. Dalam perhiasan, satuan kemurnian platina dinyatakan dengan Pt900, Pt950 dan Pt1000. Pt900 artinya perhiasan tersebut mengandung platina 90% (900 from 1000). Umumnya yg digunakan dalam perhiasan adalah Pt900 dan Pt 950, meski ada juga Pt 1000 (platina murni). Platina 2 kali lebih berat daripada emas. Harga pergramnya 2-2,5 kali lebih mahal daripada emas. Jadi untuk desain yg sama (bentuknya sama) maka cincin platina akan lebih mahal 4-5 kali daripada emas. Oleh karena itu gelang atau kalung dari platina akan sangat jarang ditemui karena harganya sangat mahal.
Emas putih supaya warnanya cemerlang maka perlu disepuh (plating) dengan rhodium. Lama-lama plating-nya ini akan hilang sehingga emas putih perlu disepuh lagi dengan rhodium supaya warnanya cemerlang. Platina warnanya tidak akan pernah pudar.
Gambar disebelah kiri ini menunjukkan cincin dari emas putih yg disepuh rhodium (atas) dengan cincin dari platina. Sama kan warnanya. Sedang gambar di sebelah kanan menunjukkan cincin yg dibuat dari platina dan emas putih yg tidak disepuh. Warna putih adalah platina, sedang warna gelap itu adalah emas putih. Could you see the difference?
*gambar tidak bisa dilihat di sini (-yust)*
Cincin platina amat sangat jarang dijual di Indonesia karena tidak laku (harga terlalu mahal). Kalau tidak salah ada toko jewellery yg menjual cincin platina di Plaza Indonesia. Dan kalo tidak salah sih yg dijual ditoko itu juga cincin yg mahal2.
Lately... banyak orang mulai memilih cincin kawin dari emas putih untuk menghindari emas kuning. Banyak salah kaprah yg sudah tersebar luas di masyarakat bahwa emas putih adalah platina. Jadi memilih cincin kawin dari emas putih sbenernya juga sama saja artinya dengan menggunakan emas kuning (atau emas ungu... hehehehe ada lho di Jepang).
Jadi bagaimana? Perlukah memakai cincin kawin? Hmmm... cincin kawin itu sendiri kan sbenernya cuma budaya, tidak ada aturannya. Menurutku sih daripada menggunakan cincin kawin dari emas (ga peduli putih, kuning atau ungu) yang sudah jelas2 haram (bagi laki2), maka mendingan ga usah pake cincin kawin saja sekalian.
Tapi kadang ada juga laki2 yg pengin memakai cincin kawin. Alasannya sih macem2 tergantung orang. Mungkin dia terlalu banyak fans dan capek menghadapi fans2nya hihihi. Atau dia pengin pake cincin kawin biar tiap kali mau selingkuh dia ingat kalo udah ada istri di rumah hihihi.
Na... untuk kasus2 yg seperti ini, maka cincin kawin apa yang harus dipilih untuk laki2? (emas apapun warnanya udah tereliminasi dengan sempurna). Kalau memang punya rejeki lebih.. bolehlah pake cincin kawin platina. Tapi untuk membeli cincin kawin platina yg murah, sepertinya harus ke luar negeri. Yang dijual di indonesia kan yang mahal2. Mungkin harganya 10-15 juta per pasang. Di jepang, simple ring (no diamond) dari Pt900 paling murah (3 gram) bisa dibeli dengan 2 juta rupiah. Di Indonesia 2 juta rupiah tu baru bisa beli cincin emas putih dengan berlian kecil.
Karena untuk membeli cincin platina yang murah tu harus ke luar negeri, mungkin bisa juga pake alternatif lain. Misalnya cincin kawin dari sterling silver (atau silver 925, 92.5% silver dan 7.5% tembaga), titanium, stainless steel atau Pt50 (campuran platina 5% dengan silver). Titanium adalah logam yg lebih ringan dari emas dan juga lebih murah. Oleh karena itu memakai cincin titanium bagi beberapa orang lebih terkesan seperti maen2, atau dengan kata lain tidak cocok untuk cincin kawin. Dua yg terakhir ini aku ga tahu udah dijual di Indonesia apa belum. Kalo di Jepang sih sudah banyak dijual cincin pair yg dari stainless steel atau Pt500.
In summary, my wedding ring recommendation for moslem man are:
1) ga sah pake cincin kawin
kalo tetep pengin pake, maka:
2) cincin kawin platina (only if km bisa nyari cincin platina yg murah.... titip teman yg lagi di luar negeri hehehe)
3) cincin kawin sterling silver (tapi rajin disepuh ya...)
4) cincin kawin Pt50 (ni sama aja kek sterling silver sih... cuma yg 5% tu udah jelas platina)
5) cincin kawin stainless steel
Buat yang perempuan mah... hihihi... terserah mau pake apa. Cihuiiiiiiiiiii...
platinum wedding ring, an everlasting one for your everlasting wedding
mungkin salah satu alasan kenapa ak harus dapat beasiswa tu adalah supaya bisa beli cincin kawin platina yg murah ROFL
UPDATE:
Toko emas Kaliem, Melawai Jakarta, katanya sih menjual cincin platina. harga per gramnya Rp 350.000.
*dikutip dari sini*
Seni lukis dengan media kaos dan sepatu.
Pola batik di atas namanya Sidomukti. Dipakai pada special occasion seperti pernikahan. Melambangkan kehidupan yang makmur dan penghormatan (atau cinta) yang mendalam oleh orang lain.
Nah, kalau dalam acara lamaran secara adat, wali perempuan Jawa memakai pola batik di atas ini. Nama polanya Satria Manah. Melambangkan seorang ksatria dengan busur dan panah yang membidik targetnya dengan tepat. Artinya, lamaran akan diterima.
Sementara ketika acara lamaran diterima, keluarga perempuan Jawa memakai pola batik di atas ini. Nama polanya Semen Rante. Rante artinya rantai. Melambangkan hubungan yang dekat, cocok, dan mengikat. Dalam kepercayaan Jawa, menceraikan seorang wanita akan merusak nama baik si wanita. Makanya pernikahan disimbolkan dengan rantai yang mengikat.
Nanti kalau aku menikah, pengennya pakai baju adat juga, secara sekarang ini kaum muda Jawa sudah mulai kehilangan akar budayanya. Alih-alih pakai baju adat, mereka malah pada rame-rame bikin baju bridal ala barat. Aku nggak mau ikut-ikut. Aku kan bangga jadi orang Solo...