Dulu semasa muda (halah, memangnya sekarang sudah tua, hahaha), ketika jiwa masih labil ingin validasi dari orang lain, betapa seringnya kita terlalu memperhatikan penampilan. Dan seperti layaknya anak muda yang termakan standar kecantikan Indonesia yang katanya cantik itu harus langsing dan putih, tentu kita berlomba-lomba pengen kurus.
Coba ingat-ingat lagi, mungkin banyak di antara kita yang saat itu berolahraga mati-matian demi bisa kurus. Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata olahraga nggak bikin kurus? Iya, memang. Yang bikin kurus itu kalau kita nggak makan, hehehe. Pengen tahu lebih lanjut? Yuk, kita bahas satu-satu.
Rumus Turun Berat Badan
Secara umum, yang membuat kita kehilangan berat badan adalah ketika tubuh kita berada dalam keadaan defisit kalori. Gampangnya, defisit kalori terjadi bila jumlah kalori yang dikeluarkan lebih besar daripada jumlah kalori yang masuk. Caranya bisa dengan menjaga asupan makan, memperbanyak aktivitas olahraga, atau kombinasi keduanya.
Seperti yang pernah kutulis di sini, dalam hal penurunan berat badan, olahraga hanya berperan 20% saja. Sisanya diatur dengan menjaga asupan makan. Ada banyak aliran diet di dunia ini. Pemilihan diet yang paling tepat tentu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing tubuh. Kita juga harus memperhatikan kebutuhan kalori harian. Jangan sampai demi defisit kalori, kita mengorbankan kebutuhan energi tubuh.
Hal yang jamak terjadi pada orang-orang yang pengen kurus adalah sembarangan mengurangi makan. Bisa saja mereka berdalih mengurangi makan besar, tapi ternyata seharian ngemil cemilan yang tinggi kalori. Atau sembarangan mengurangi porsi makan dan frekuensi makan sehingga kalori yang masuk terlampau sedikit. Akibatnya malah lemes dan metabolisme tubuh makin menurun.
Weight Loss atau Fat Loss?
Kalau kita menurunkan berat badan secara serampangan seperti yang kutulis di atas, berat badan tentu akan turun. Tapi rata-rata yang terjadi adalah weight loss, bukan fat loss. Lalu apa bedanya?
Ketika weight loss terjadi, penurunan berat badan meliputi penurunan semua komponen tubuh, termasuk air, lemak, maupun otot. Pernah melihat orang yang berlari memakai jaket sauna? Ya jelas berat badan mereka akan turun, lha wong kadar air dalam tubuh menghilang banyak akibat keringat keluar berlebihan. Ini malah bisa meningkatkan risiko heat stroke.
Kehilangan lemak dan otot terlalu banyak juga mengurangi estetika penampilan. Pernah lihat orang kurus setipis papan setrikaan? Orang yang terlalu lean, selain nggak curvy (ya ini soal selera, sih), massa ototnya juga ikut menipis. Padahal otot adalah investasi masa depan.
Nah, di sini akhirnya olahraga berperan penting. Supaya berat badan turun tetapi tidak menghilangkan massa otot, yang seharusnya dilakukan adalah fat loss. Dalam kondisi fat loss, hanya persentase lemak yang berkurang, massa otot sebisa mungkin dipertahankan supaya tidak berkurang.
Jadi olahraga nggak bikin kurus? Enggak kalau yang dipilih adalah fat loss. Olahraga–dalam hal ini adalah latihan beban–membuat otot menjadi aktif sehingga metabolisme tubuh akan meningkat dan membantu pembakaran lemak menjadi lebih efektif.
Otot itu sebenarnya adalah mesin pembakar lemak alami yang dimiliki tubuh. Latihan beban sangat membantu meningkatkan massa otot dan menurunkan kadar lemak. Berat badan bisa jadi tetap atau meningkat jika massa otot membesar, tetapi lingkar-lingkar tubuh akan mengecil.
Ah, tapi aku olahraga jadi kurus tuh!
Ya balik lagi, penurunan berat badannya bener nggak? Massa ototnya ikut turun nggak? Habis berhenti olahraga, berat badan jadi naik lagi nggak?
Memang orang-orang kita ini masih banyak yang harus diluruskan pemahamannya. Kita harus memandang olahraga sebagai kebutuhan pokok tubuh yang harus ditunaikan supaya sehat dan bugar, bukan sebagai cara untuk kurus. Bukan juga sebagai pembenaran untuk membakar kalori akibat makan terlalu banyak. Nggak gitu konsepnya, cuy.
Lalu Bagaimana Cara Untuk Kurus?
Menurut Dan Go, seorang fitness coach, ada lima cara untuk kurus dengan cara fat loss:
- Defisit kalori
- Berjalan 15.000 langkah setiap hari
- Latihan beban
- Menjaga asupan makan dengan diet tinggi protein
- Menjaga asupan makan dengan makanan yang nutrient-dense
Kata Dan Go lagi, olahraga kardio terlalu overrated untuk dianggap sebagai cara paling mudah dan paling cepat untuk kurus. Rata-rata yang terjadi adalah weight loss tadi, karena kardio mengambil energi dari lemak dan otot. Maka dari itu, otot harus di-maintain lewat latihan beban.
Kardio membakar lemak saat olahraganya dilakukan. Sementara latihan beban yang menaikkan massa otot, akan membakar lemak bahkan setelah olahraganya selesai dilakukan, karena fungsi alami otot sebagai pembakar lemak tadi. Dengan syarat: asupan tinggi proteinnya dicukupi, waktu rest dan recovery juga dicukupi.
Jangan lantas berpikir kalau olahraga kardio tidak penting dilakukan. Sangat penting malah, untuk menjaga fungsi jantung, otak, dan paru-paru. Namun, kalau bicara soal fat loss, ya tetap latihan beban lah yang paling tepat untuk menjaga metabolisme tubuh dan menyeimbangkan komposisi tubuh.
Penutup
Jadi, olahraga itu bikin kurus apa enggak? Sekali lagi, yuk diperbaiki mindset-nya. Kita berolahraga bukan karena pengen kurus, tapi karena pengen tetap sehat, bugar, dan mandiri sampai tua. Kalau pengen kurus, ya lebih ke jaga makan ya gaess yaa …
Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei yang bertema “Pendapat Tak Populer/Unpopular Opinion”.
No comments:
Post a Comment