Friday, June 03, 2005

Menjadi Dewasa

Apa parameter yang tepat untuk ukuran dewasa? Dewasa tidak bisa diukur dengan angka. Menjadi dewasa tidak sama dengan bertambah tua. Keduanya bisa berbanding lurus, tentu saja. Tetapi bertambah tua saja tanpa menjadi dewasa bukan sesuatu yang jarang dijumpai.

Menjadi dewasa berarti lebih mengedepankan logika dibanding emosi ketika menghadapi masalah. Masalah adalah stimulus dari luar yang tak sepenuhnya bisa kita kontrol. Adalah respon diri yang bisa kita kontrol, dan respon itulah yang akan menunjukkan seberapa dewasa kita mengendalikan diri kita. Berhenti sejenak untuk berpikir sebelum bertindak. Tak berteriak-teriak dengan sikap bodoh hanya karena semua tidak berjalan sesuai kehendak.

Menjadi dewasa berarti belajar memaafkan. Selalu ada alasan mengapa orang lain melakukan kesalahan. Kita sama sekali tak berhak menghakimi. Menjadi sahabat yang baik, menjadi pendengar yang baik, lalu membantu mereka memperbaiki diri. Tak perlu menyalahkan masa lalu, tak perlu menyalahkan apapun atau siapapun. Kalau kesalahan tak pernah ada, dari mana kita belajar melakukan hal-hal dengan benar?

Menjadi dewasa berarti belajar mencintai diri kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Belajar menertawakan diri ketika melakukan hal-hal konyol, belajar menghargai diri ketika berhasil melakukan sesuatu, juga belajar menempatkan diri sebagai citra yang positif dalam menghadapi hidup yang indah ini. Memiliki selera humor yang tinggi bahkan untuk menghadapi hal paling pedih sekalipun. Mencoba mengambil hikmah dari apa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kalau kita berhasil mencintai diri kita dengan cara ini, maka kita juga bisa mencintai orang lain dengan cara yang sama.

Menjadi dewasa berarti mensyukuri segala apa yang kita punya. Rumput di halaman tetangga tidak selalu lebih hijau. Kalaulah pencapaian kita saat ini belum menjadi pencapaian tertinggi, maka ikhtiar adalah jawaban. Berusaha menggapai yang terbaik sambil bersiap menghadapi yang terburuk. Tak perlu menyesali diri dan berandai bisa kembali memutar waktu. Tak ada yang perlu diulang dari detik-detik yang telah berlalu, karena tiap detiknya adalah detik-detik berharga yang membentuk diri kita menjadi seperti saat ini.

Pada akhirnya, menjadi dewasa berarti mendekat pada-Nya dengan sepenuh cinta. Karena usia adalah sesuatu yang fana, karena suatu hari nanti kita pasti berpulang kepada-Nya. Kita tak akan pernah menjadi dewasa bila kita tak pernah menyadari hal yang satu ini.