Monday, August 18, 2008

Sunday, August 17, 2008

Kembali Bekerja


Nggak terasa sudah dua bulan aku di rumah. Waktunya kembali ke kantor. Hanif udah gendut sekarang. Mungkin udah 5 kg, aku belum tahu karena belum timbang berat badan dia lagi. Tapi kalau melihat progresnya yang naik 200-300 gram per minggu, harusnya sekarang dia udah 5 kg.

Rasanya berat sekali meninggalkan Hanif di rumah. Bukannya nggak percaya sama Mbak Sur, pengasuhnya. Tapi lebih karena perasaan bersalah nggak bisa bener-bener full ngasuh dia. Apalagi sekarang ASI-ku rada berkurang. Dulu pas awal-awal Hanif lahir, ASI-ku banyak banget, sampai netes-netes. Tapi sekarang nggak gitu lagi, sedihnya. Aku jadi pesimis bisa kasih ASI eksklusif sama Hanif, padahal aku pengen banget. Mungkin, stres karena mau balik kerja ini juga ngaruh ke produksi ASI-ku.

Ditambah, ada rasa cemburu melihat dia digendong dan didekap Mbak Sur. Dulu-dulu dia kan 24 jam selalu sama aku, selalu di sisiku. Sekarang melihat dia bersama orang lain rasanya cemburu banget. Takut kalau nanti dia malah jadi lebih terbiasa sama Mbak Sur. Apalagi Mbak Sur tuh dikit-dikit ambil Hanif dari aku. Yah, aku sih positive thinking aja. Mbak Sur memang digaji buat ngasuh Hanif aja, di luar nyuci dan bersih-bersih yang udah di-handle sama Mbak Nunung. Jadi mungkin dia ngerasa tanggung jawab buat selalu pegang Hanif. Tapi kan nanti aku jadi jauh sama Hanif kalau dia jarang sama aku. Aku takut kalau aku bilang gitu ke Mbak Sur, dikiranya aku nggak percaya sama dia. Serba salah.

Hhhh, banyak ketakutan dan kekhawatiran yang membayangi langkah ini kembali ke kantor. Stres banget. Kemarin aku nangis mikirin semua ini. Ternyata kayak gini to rasanya kena sindrom baby blues. Blue melulu.

Pengen di rumah ajaaaaaa...

Pengen terus sama Haniffff....

Foto: Hanif pas usia 6 hari (kiri) dan usia 48 hari (kanan).

Pulang ke Solo


Awalnya sih untuk menghadiri acara ngundhuh mantu pernikahan Mas Didik – Mbak Mita. Tapi akhirnya malah sekalian menghabiskan masa cuti melahirkan. Jadilah dari 18 Juli s.d. 10 Agustus aku dan Hanif “mengganggu“ kehidupan Mami, Papi, dan Yesti di Solo :)

Menyenangkan sekali hari-hari kami di Solo. Jauh dari perasaan sepi dan sendiri yang kulalui di Bandung *ya iyalah, setelah Hanif lahir dan mertua tak lagi menunggui, aku kan cuma luntang-lantung sendirian sama Hanif di Bandung*. Untung aku memutuskan pulang ke Solo.

Sehari-hari Mami, Papi, dan Yesti membantu menggendong-gendong Hanif. Senangnya melihat mereka akrab sama Hanif. Mami dan Papi suka sekali cucunya ini tinggal di Bandung. Hanif dicium-cium terus sama Mami. Kalau Yesti malah lebih intens lagi. Nggak cuma mencium dan gantian menggendong, dia juga terlibat dalam hampir semua kegiatan Hanif: ganti popok, ganti baju, mandi, dll.

Ah, sekarang mereka pasti merasa kehilangan Hanif. Terutama Yesti tuh. Sehari sebelum pisah, nggak henti-hentinya dia mencium Hanif.

Mami, Papi, Yesti... we’ll be back soon. Until we meet again.

Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan Mas Didik – Mbak Mita


Kakakku Nikah!


Alhamdulillah akhirnya Mas Didik, kakakku tersayang, mengakhiri masa lajangnya juga :)

Sabtu pagi, 5 Juli 2008, akad nikah berlangsung di kediaman Mbak Mita di Kompleks PRV, Gegerkalong, Bandung. Malamnya, resepsi dilaksanakan di gedung La Veranda, Kompleks PRV. Konsep resepsinya outdoor di pinggir kolam renang. Nice!

Sabtu malam, 19 Juli 2008, diselenggarakan acara ngundhuh mantu di Gedung Wanita, Solo. Gara-gara ini aku bersikeras pulang ke Solo. Nekat juga bawa Hanif perjalanan jauh, mengingat usianya saat itu baru 32 hari.

Mas Didik – Mbak Mita, barakallahu laka wa baraka ’alaika wa jama’a bainakuma fi khair. Lekas kasih ponakan yaaa ;)

Foto: Mereka berdua pas foto-foto prewedding.