Wednesday, April 17, 2024

Tips Hemat Untuk Pelari Rekreasi

Menurut KBBI, rekreasi mengandung arti penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan, piknik. Secara definisi, pelari rekreasi adalah pelari yang melakukan olahraga lari sebagai hobi—bukan atlet—dan mereka adalah masyarakat yang mewakili populasi umum.

Lari adalah olahraga yang paling mudah dan paling murah, katanya. Namun, ternyata setelah kita mendalami olahraga ini—meskipun hanya sebagai pelari rekreasi—kita akan lebih paham bahwa beberapa gear lari memang berharga mahal. Lantas apakah olahraga lari hanya bisa dilakukan oleh kaum berduit? Oh, tentu tidak. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan asal kita tidak larut terbawa gaya hidup pelari kalcer.

Sepatu Lari

Aku pernah menulis tentang pemilihan sepatu bagi pelari rekreasi di sini. Sebelum beranjak lebih jauh, tidak usah khawatir dan jangan berpikir terlalu rumit tentang sepatu lari. Pengetahuan tentang sepatu lari mungkin berarti banyak jika Anda sudah mulai mengejar performa lari. Namun, jika Anda baru mulai berlari atau tidak terlalu mementingkan performa, pakai saja sepatu yang ada.

Sepatu lari memiliki beragam peruntukan. Berdasarkan tujuan pemakaian, ada sepatu lari untuk daily training, easy run, long run, speedwork (tempo run, interval run, fartlek), race, dan trail run. Berdasarkan tipe kaki, ada sepatu lari yang netral, slim, wide, atau stability shoes untuk flat feet, high arch, supination, dan pronation. Anda dapat memilih jenis-jenis sepatu overall atau all rounder, yaitu sepatu yang dapat dipakai untuk semua jenis latihan, meskipun sebenarnya ia juga memiliki kekhasan peruntukan.

Sepatu all rounder yang dipilih sebaiknya memiliki bobot yang cukup ringan agar dapat dipakai untuk latihan speed dan memiliki cushion yang cukup empuk untuk dipakai long run. Usahakan sepatu tersebut memiliki material yang breathable dan cukup durable karena akan sering dipakai untuk kegiatan lari sehari-hari. Jika faktor durability-nya buruk, sol kakinya akan cepat aus meskipun pemakaiannya normal (tidak berlebihan).

Untuk menghemat budget, Anda dapat mengikuti update terbaru mengenai diskon sepatu di situs-situs resmi atau grup-grup jastip terpercaya. Sepatu lari pertamaku aku peroleh dari hasil berburu garage sale. Harga jualnya tidak sampai separuh harga belinya, padahal baru dipakai sekali oleh pemilik lama. Kondisinya pun masih bagus sekali.

Sepatu lari pertama yang kuperoleh dari hasil berburu garage sale

Aku juga pernah membeli sepatu training dari garage sale suatu grup ibu-ibu seharga dua ratus ribu saja. Barangnya orisinal dan pemakaiannya kurang dari lima kali. Anda tidak perlu merasa gengsi membeli barang-barang bekas. Kita bisa tetap sehat dengan biaya seminimal mungkin.

Sepatu training bekas seharga dua ratus ribu

Baju dan Celana Lari

Saat ini, outfit lari di pasaran memiliki kisaran harga yang sangat beragam. Jangan terpukau pada barang-barang branded yang harganya jutaan. Kita sudah dapat berlari dengan celana atau baju training biasa. Namun, yang harus diingat: materialnya sebaiknya dry fit dan cukup breathable untuk menghindari heat stroke dan masuk angin.

Beberapa merek outfit lari terkenal bisa dibilang cukup sering menggelar diskon. Selain itu, berbelanja outfit lari pada tanggal-tanggal cantik Hari Belanja Online Nasional (harbolnas) juga bisa dilakukan untuk menghemat biaya.

Tempat Lari

Di beberapa kota besar di Indonesia, pemerintah daerah, pengelola kawasan, atau pihak swasta setempat sudah mulai peduli dengan gaya hidup sehat. Fasilitas olahraga cukup banyak dibangun dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Ketika aku masih tinggal di Bandung, aku sering berolahraga lari di Sasana Olahraga Ganesha (Saraga), fasilitas olahraga yang dimiliki Institut Teknologi Bandung. Track larinya sangat sepadan dengan harga yang ditawarkan. Saat ini harganya sudah mengalami kenaikan, tetapi masih bisa dibilang murah, terutama untuk kocek mahasiswa.

Track lari Saraga semasa aku masih tinggal di Bandung

Rinciannya:

  • parkir mobil: Rp3.000,00 per jam
  • parkir motor: Rp2.000,00 per jam
  • tiket masuk track lari: Rp4.000,00 (weekdays) atau Rp5.000,00 (weekend dan tanggal merah)
  • penitipan tas: Rp2.000,00 (opsional)

Nah, olahraga mencari keringat tidak harus mahal, kan? Kita tidak perlu membayar membership ratusan ribu di klub fitness—apalagi setelah mendaftar, kita jarang datang, hahaha—jika bisa berolahraga dengan cara murah meriah. Sebenarnya olahraga lari juga bisa gratis jika berlari di jalanan, tetapi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti misalnya faktor keselamatan dan polusi. Kita juga bakal lebih susah menjaga pace tetap stabil karena harus sering berhenti akibat terhalang pengguna jalan yang lain.

Untungnya di tempat tinggalku di Bintaro, pengelola kawasan sudah membangun jogging track sepanjang dua belas kilometer dengan kondisi yang sangat lumayan. Track yang disebut sebagai Bintaro Loop ini sering dipakai untuk event lari dan membuatku sangat terbantu untuk melakukan hobi berlari, mengingat aku cukup kesulitan mencari fasilitas olahraga di Tangerang Selatan.

Mengikuti event lari Binloop Ultra

Penutup

Jadi, menjalani olahraga lari cukup mudah dan murah, bukan? Dengan biaya yang bisa ditekan, kita tetap bisa mendapatkan manfaat yang banyak. Semoga tips yang kutulis dapat bermanfaat. Ingat: yang penting bukan hanya gear larinya, melainkan juga konsistensi latihan larinya, hehehe.

Tunjangan Hari Raya (THR)

Aku membaca status yang ditulis seorang teman di platform Instagram. “Nggak usah pamer soal THR sudah turun. Ingat, orang lain belum tentu dapat THR juga,” demikian tulisnya.

Ada kebenaran dalam kata-katanya. Ramadan ini adalah Ramadan yang berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Kepedihan-kepedihan yang terjadi seharusnya membuat kita merasa tidak baik-baik saja.

Salah satu contoh adalah Gaza yang masih bergejolak. Adakah kau merasa baik-baik saja menikmati THR-mu sementara mereka berjejalan di tenda pengungsian? Adakah kau merasa gembira membeli hampers lebaran sementara mereka di sana kelaparan? Jangankan baju baru, jaminan ketenangan dan keselamatan saja mereka tidak punya.

Oleh karena itu, dari sebagian THR-mu yang biasanya sebesar satu kali gaji itu, sisihkan bagi mereka yang membutuhkan. Kau bisa berdonasi ke mana pun hatimu ikhlas. Mungkin tak harus ke Palestina, mungkin kau melihat ada yang lebih perlu di dekatmu.

Dari sahabat Abu Hurairah ra., ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?” Rasul menjawab, “Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud. Ini hadis sahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).

Dari Salman bin Amir ra., dari Nabi Muhammad saw., ia bersabda, “Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim.” (H.R. An-Nasai dan At-Tirmidzi).

Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), alhamdulillah aku sangat diuntungkan dengan adanya kebijakan penyaluran THR yang dimulai sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2016 silam. THR ini dimaksudkan sebagai pengganti tidak adanya kenaikan gaji pokok. Dengan adanya THR, ASN yang memiliki gaji tidak seberapa itu sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan hari raya.

Beberapa tips pengelolaan THR dariku:

  1. Setelah menyisihkan sebagian untuk sedekah, simpan sebagian yang lain ke dalam tabungan. ASN tidak mendapat komponen bonus sebagai tambahan gaji sehingga THR merupakan kesempatan baik untuk menambah pundi-pundi tabungan.
  2. Sisihkan sebagian THR untuk pos-pos yang perlu mendapat perhatian khusus dalam beberapa bulan ke depan, seperti misalnya biaya ujian sekolah anak pada akhir tahun ajaran, biaya masuk sekolah anak atau uang tahunan sekolah anak untuk tahun ajaran berikutnya, atau biaya membeli hewan kurban.
  3. Setelah beberapa keperluan di atas, akhirnya THR baru dapat digunakan untuk keperluan lebaran. Keperluan ini bisa beragam sekali jenisnya, bergantung pada kebutuhan masing-masing orang. Ada yang butuh biaya mudik, ada yang perlu memberi amplop lebaran untuk keponakan dan saudara, ada yang harus mengeluarkan biaya untuk jamuan perayaan hari raya karena ketiban giliran untuk menjadi tuan rumah open house.

Pada akhirnya, kebijakan pengelolaan THR memang harus disesuaikan dengan kebutuhan. Apa pun itu dan bagaimana pun caranya, ingatlah untuk tetap bersikap sederhana dan tidak menghambur-hamburkan.

“Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Isra': 26-27)

Tuesday, April 02, 2024

Eccedentesiast


“Iya, Bu. Sebentar lagi aku ke rumah sakit. Ini masih rampungin kerjaan dulu.” Aku menutup sambungan telepon dari Ibu, lalu menghela napas.

Ini kali kedua bulan ini Bapak dirawat karena penyakit jantungnya. Biaya rumah sakit yang cukup fantastis memang ditanggung asuransi, sayangnya tidak semuanya. Beberapa jenis obat yang mahal harus ditebus dari kocek sendiri. Aku membuka aplikasi mobile banking dan mengecek saldonya. Seharusnya masih cukup, batinku.

Mataku masih tertumbuk pada layar ponsel ketika notifikasi pesan dari istriku masuk. “Pa, tagihan uang buku Kakak dan Adik sudah ada, nih. Paling lambat dibayar tanggal dua puluh,” tulisnya. Aku menghela napas lagi.

Sebagai kepala keluarga, aku harus berlaku setegar karang. Adakalanya tubuh ini remuk redam dihempas kesibukan dan kebutuhan, tetapi roda kehidupan harus terus kukayuh dengan lancar. Pergi dari rumah saat pagi buta dan kembali ke rumah kala langit gelap, membuatku rindu akan sosok istri dan anak-anakku. Aku sedih tak bisa meluangkan banyak waktu untuk mereka. Namun, aku tentu akan lebih sedih jika tak mampu menghadirkan kehidupan yang layak.

Setiap hari aku pulang dalam keadaan letih, tetapi keluargaku tak perlu tahu segala lelah yang teramat sangat. Tubuh selalu berteriak meminta rehat. Pusing kepala kadang terasa menyengat. Namun, lebih sering kuabaikan saja karena aku lebih memilih tertawa dan bercanda dengan keluarga.

Seolah semua itu belum cukup, sebagai anak tunggal tentu aku harus memikirkan kehidupan orang tuaku. Sandwich generation, mereka bilang. Suatu keadaan yang memaksaku lebih keras bekerja untuk memenuhi tanggung jawab pada keluarga.

Siang itu suasana kantor seperti prahara, tetapi aku tak bisa ambil peduli. Akan kupikirkan itu nanti. Aku harus segera ke rumah sakit untuk menebus obat Bapak. Jika tidak segera diminum, Bapak akan merasakan sakit di dadanya lebih lama. Aku menyetop taksi dengan tergesa-gesa.

Malam telah larut ketika aku tiba di rumah. Penat melanda seluruh tubuh, tetapi kuurungkan niat beristirahat karena istriku meminta waktu untuk bercengkerama berdua. Kukabulkan saja permintaan itu, sambil tak lupa kuhadirkan senyum termanis untuknya. Aku tahu dia juga lelah mengurus rumah, sementara dulu kuminta dia dari ayahnya bukan untuk kuajak hidup susah. Istriku yang bermata pijar itu tak perlu tahu segala kendala. Tak juga berita PHK yang siang tadi kuterima.

Monday, April 01, 2024

Peringatan Hari Bumi: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April mengambil tema tentang “Bumi”. Setelah beberapa waktu lalu menulis tentang harapanku pada tenaga nuklir sebagai Energi Baru Terbarukan, kali ini aku ingin menulis tentang tanggung jawab kita untuk melindungi bumi.

Manusia Sebagai Khalifah

Di dalam kitab Bidayah Wa Nihayah, Ibnu Katsir menulis bahwa jauh sebelum Allah menciptakan manusia, Ia telah menciptakan bangsa jin dan mengutus mereka menjadi penghuni bumi. Namun, mereka malah berbuat kerusakan sehingga Allah mengutus Azazil (jin paling kuat) beserta bala tentara malaikat untuk memberantas bangsa jin dan mengusir mereka ke pulau-pulau di tengah laut.

Setelah itu, Allah menciptakan Adam dan memberikan mandat kepada Adam dan keturunannya untuk menjadi khalifah di muka bumi. Secara etimologi, kata “khalifah” memiliki makna “pengganti”. Manusia diamanahi menjadi pengganti bangsa jin untuk menjalankan misi menjaga bumi dan untuk beribadah kepada-Nya.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (Q.S. Al Baqarah: 30)

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz Dzariyat: 56)

Secara umum, manusia memiliki dua tugas utama dalam menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi. Tugas yang pertama adalah melestarikan bumi, tidak berbuat kerusakan, dan menyejahterakan lingkungan. Tugas yang kedua adalah menjalankan perintah agama atau syariat Allah.

Oleh karena itu, jika kita mau berpikir, sebenarnya manusia memiliki peran teramat besar untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini. Sayangnya karena ketamakan dan ketidakpedulian manusia, bumi di masa kini menjadi carut-marut oleh banyak permasalahan lingkungan.

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Ruum: 41)

Banyaknya bencana alam seperti banjir dan longsor, sampah yang memadati bumi, atau ekosistem yang rusak adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri. Mother earth yang memberikan manusia kehidupan justru bertepuk sebelah tangan karena manusia tidak ambil peduli dengan kerusakan yang dibuatnya.

Bahkan teknologi modern hasil pemikiran manusia juga memberi andil dalam kerusakan lingkungan, seperti pesawat supersonik yang dapat merusak atmosfer, zat dari refrigeran dan air conditioner yang berakibat pada penipisan ozon, atau kemasan plastik yang tidak dapat terurai selama ratusan tahun.

Berbuat sesuatu demi lingkungan dan menyebarkan kesadaran untuk kembali peduli pada lingkungan adalah tugas kita semua. Bukan hanya karena bumi sudah terlampau rusak, melainkan juga karena kelak kita akan ditanya oleh Allah: sudah sejauh mana upaya yang kita lakukan dalam menjalankan misi kita sebagai khalifah penjaga bumi?

Mulai Dari yang Kecil

Ketika kita berbicara tentang permasalahan lingkungan dan isu pemanasan global, apa yang terbayang di benak seringkali adalah hal-hal besar yang tampak di luar jangkauan. Kadang-kadang rasanya hopeless sekali melihat es di kutub mencair, lapisan ozon menipis, hewan-hewan langka punah, atau penebangan hutan yang menyebabkan hilangnya paru-paru dunia, sementara kita di sini rasanya begitu powerless.

Eh, tunggu. Benarkah kita tidak dapat berbuat apa-apa? Apa yang kita lakukan ternyata bisa membawa impak demi penyelamatan lingkungan, meskipun hal itu tampak sepele. Dalam prinsip zero waste, ada tiga hal dasar yang menjadi poin penting: cegah, pilah, dan olah.

Gambar dari sini

CEGAH. Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mencegah barang-barang yang berpotensi menjadi sampah supaya tidak masuk ke dalam rumah. Langkah pertama ini sangat penting karena akan memudahkan langkah-langkah selanjutnya. Upaya pencegahan yang dilakukan sejak awal mengakibatkan upaya memilah dan mengolah sampah menjadi makin mudah.

PILAH. Langkah memilah dilakukan apabila sampah sudah telanjur dihasilkan. Sampah ini dipilah sesuai kategorinya untuk memudahkan pengelolaan ke tahap selanjutnya, yaitu mengolah sampah.

OLAH. Langkah terakhir yang bisa kita lakukan terhadap sampah adalah mengolahnya menjadi barang-barang yang berguna. Misalnya: mengolah sampah organik yang masih segar atau belum terkena minyak—seperti potongan sayur dan buah—menjadi kompos, mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, atau mengolah sampah organik yang kotor—seperti nasi basi, sisa makan, dan sisa tulang—dengan memasukkannya ke lubang biopori.

Sesungguhnya upaya pencegahan bisa kita lakukan dalam keseharian mulai dari hal-hal yang kecil. Banyak ikhtiar ramah lingkungan yang dapat diwujudkan, apalagi sekarang ini kesadaran masyarakat tentang hal itu sudah mulai digaungkan.

Beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan dalam upaya CEGAH:

  • menggunakan handuk alih-alih tisu
  • menggunakan kantong kain sebagai tas belanja alih-alih kantong plastik
  • membawa wadah sendiri ketika berbelanja sebagai pengganti plastik
  • membawa cutlery (sendok, garpu, sedotan) yang ready-to-go untuk mencegah penggunaan cutlery sekali pakai
  • menggunakan menstrual pad atau menstrual cup sebagai pengganti pembalut sekali pakai
  • menggunakan popok kain alih-alih popok sekali pakai

Dengan maraknya jual beli online seperti sekarang ini, penggunaan kemasan plastik atau kemasan sekali pakai makin meningkat. Upaya yang dapat kita lakukan untuk meminimalkan hal itu misalnya dengan memilih vendor yang memakai bahan ramah lingkungan sebagai pembungkus, atau memilih toko yang menyediakan wadah isi ulang. Memang agak sedikit merepotkan, tetapi kerepotan kita itu tidak ada apa-apanya dibanding dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah-sampah plastik.

Satu hal lagi yang juga bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi adalah dengan bijak memilih barang ketika berbelanja. Usahakan sebisa mungkin memilih bahan yang berasal dari produk-produk daur ulang. Merek-merek outfit ternama sekarang mulai memilih material daur ulang untuk membuat baju, sebut saja Primegreen atau Repreve yang serat kainnya dibuat dari plastik daur ulang—termasuk botol plastik air mineral. Yang membuatku takjub: kainnya tetap terasa lembut dan nyaman, tidak gerah, dan cocok untuk aktivitas olahraga outdoor. Ternyata tampil kece pun bisa tetap ramah lingkungan.

Dengan hal-hal sederhana yang dimulai dari keluarga kita, insyaallah kesadaran tentang ramah lingkungan bisa bergulir ke masyarakat laksana bola salju apabila dilakukan oleh banyak keluarga.

Nilai Manfaat Sampah

Setelah upaya CEGAH, hal yang bisa kita lakukan dari rumah adalah PILAH. Salah satu kegiatanku dalam upaya PILAH adalah menjadi anggota bank sampah. Bahkan ketika di Bandung dulu, aku aktif menjadi pengurus bank sampah.

Semasa aktif menjadi pengurus bank sampah di Bandung

Perjalananku menjadi pengurus bank sampah dimulai sejak 2015. Awal inisiasinya dimulai dari pertemuan beberapa ibu di kompleks yang peduli terhadap masalah sampah. Dari obrolan-obrolan santai, kepedulian ini berlanjut dengan mengundang narasumber dari LSM Hijau Lestari untuk memberikan insight terhadap ibu-ibu kompleks mengenai pentingnya zero waste.

Usaha ini tidak mudah, mengingat kebanyakan dari mereka masih sangat awam mengenai pemilahan sampah. Oleh karena itu, pada masa awal bank sampah kompleks kami terbentuk, pengurus sangat getol untuk melakukan edukasi. Dari pemahamanlah semua bermula.

Edukasi yang kami sampaikan intinya adalah bahwa sampah merupakan tanggung jawab kita bersama. Pertanyaan yang paling sering kami dapatkan adalah mengenai seberapa banyak nilai rupiah yang nasabah bisa dapatkan ketika menyetor sampah. Satu hal yang selalu kami tekankan: jadikan usaha memilah dan menyetor sampah ini sebagai bentuk ibadah dan bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan.

Jika kita bicara soal uang, nilainya tentu sedikit sekali yang bisa kita dapatkan. Belum kalau kita bicara soal lelah dan jatuh bangunnya. Jika hanya berharap nilai uang, kita bisa jadi kecewa. Namun, bila usaha ini diniatkan sebagai ibadah dan kontribusi kita dalam memperbaiki lingkungan, insyaallah hati kita lebih tenang dan lebih legawa.

Pada masa awal bank sampah ini berjalan, para pengurus masih sering mendapati adanya setoran sampah yang dicampur-campur. Usaha edukasi ternyata harus terus dilakukan. Selain merepotkan pengurus, setoran sampah yang masih tercampur dan belum dibersihkan ini nilai ekonominya lebih rendah. Sebagai contoh: botol air mineral yang sudah dicopot labelnya dan sudah dipisahkan tutupnya bernilai Rp 2.000,00 per kg, sedangkan yang belum hanya bernilai Rp 1.500,00 per kg.

Selain sebagai tabungan, sampah yang dikumpulkan oleh nasabah juga bisa ditukarkan dengan barang-barang yang dijual di HL Ecomart, mini market yang dikelola oleh Hijau Lestari. Sampah ini dibanderol sesuai harga yang ditetapkan oleh Hijau Lestari, kemudian ditukar dengan voucher. Voucher tersebut digunakan sebagai diskon untuk berbelanja.

Hijau Lestari juga pernah bekerja sama dengan Twin Tulipware untuk mengurangi sampah plastik akibat penggunaan plastik sekali pakai. Beberapa item sampah dapat ditukarkan dengan diskon hingga 50% untuk mendapatkan produk-produk tertentu dari Twin Tulipware.

Dengan sistem ini, masyarakat akan lebih termotivasi untuk memilah sampah, mengumpulkan, lalu memanfaatkannya untuk ditukar dengan diskon belanja. Bahkan dengan inovasi sistem online yang sempat dikembangkan oleh Hijau Lestari bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung waktu itu, tabungan sampah ini juga bisa digunakan untuk membayar biaya listrik PLN.

Ternyata dari sampah yang sering kita pandang sebelah mata, banyak manfaat bisa kita dapatkan. Namun, yang perlu kita ingat: pemilahan sampah ini hanyalah satu dari sekian banyak ikhtiar yang bisa dilakukan jika kita sudah telanjur menghasilkan sampah. Tentu akan lebih bijak jika kita memulai usaha zero waste dari pangkalnya, yaitu mencegah dan mengurangi jumlah sampah itu sendiri.


Wednesday, March 20, 2024

Aku dan Donat

Siapa, sih, yang tidak kenal dengan donat? Makanan yang terbuat dari tepung dan seringkali berbentuk bolong di tengah ini memang menjadi favorit semua orang dari semua kalangan dan berbagai ragam usia, tak terkecuali aku.

Dulu ketika aku kecil, di Solo belum ada gerai-gerai donat kekinian seperti yang banyak ditemui di mal-mal. Waktu itu, di pusat kota hanya ada satu gerai donat yang lumayan terkenal bertajuk “American Donut”, yang belakangan anak pemiliknya menjadi temanku SMA. Gerai itu sebenarnya tidak hanya menjual donat, tetapi juga pizza dan produk-produk bakery lain. Namun, seperti yang sudah dapat diduga, menu donat menjadi favoritku. Donatnya besar-besar dan dijual dalam berbagai varian seperti keju, coklat, serta beraneka glaze.

Beranjak besar, aku malah jadi lebih menyukai donat kampung. Ukuran donat ini lebih kecil dan varian topping-nya lebih sederhana, biasanya hanya ada taburan gula halus, parutan keju, atau meses coklat. Porsinya cukup untuk sekali makan dibanding donat-donat kekinian yang buatku terlalu besar untuk dijadikan kudapan ringan.

Saking cintanya aku pada donat, saat aku menempuh S2–seolah-olah kurang kerjaan saja waktu itu, kalau kupikir-pikir–aku memutuskan membuka usaha berjualan donat. Aku menjajal peruntungan dengan mengambil franchise Donat Bakar yang pusatnya di Solo. Bahan baku donat dan topping-nya kupesan dari Solo dan dikirim ke Bandung dengan kereta api.

Kios donatku di Cisitu

Awalnya usaha ini cukup menjanjikan. Lokasi yang strategis di sebelah Indomaret Cisitu membuat kios donat lumayan laris dengan para mahasiswa sebagai target market-nya. Bahkan ada cerita ketika aku masih sibuk mempersiapkan kios, beberapa orang sudah menghampiri dan bermaksud membeli. Terpaksa kusampaikan pada mereka untuk sabar menanti saatnya gerai dibuka.

Membongkar kiriman paket donat dari tempat produksi

Kios donatku memiliki konsep yang unik. Donat yang sudah jadi dipanggang di pan seperti layaknya roti bakar, kemudian diberi topping sesuai pilihan pembeli. Hal ini membuat donat disajikan hangat-hangat, memiliki tekstur crunchy di luar dan lembut di dalam. Ada 42 varian rasa dengan beraneka menu, mulai dari yang biasa hingga varian donat yang dibuat layaknya sandwich.

Kios donatku juga pernah diliput oleh stasiun televisi lokal. Aku enggak tahu juga mereka mendapat informasi dari mana dan mengapa bisa nyasar ke kiosku, hahaha. Mungkin karena konsepnya unik dan varian rasanya cukup banyak, serta aku cukup aktif mengiklankan di media sosial. Beberapa kali dalam sebulan aku membuat sistem promo untuk menarik pelanggan.

Sayangnya, usahaku tak bertahan lama. Seiring aku lulus S2 dan kembali bekerja di kantor, ditambah keriweuhan usai melahirkan anak kedua, membuatku kurang fokus mengawasi dinamika kios. Karyawan yang kupercaya akhirnya resign, dan penggantinya ternyata orang yang tidak jujur. Tak perlu waktu lama sampai akhirnya usahaku merugi, hingga aku memutuskan untuk berhenti berjualan.

Ketika aku menjalani maternity leave usai melahirkan anak keempat, di salah satu grup emak-emak yang aku ikuti, ramai perbincangan mengenai suatu merek bread maker. Bread maker ini ngehits di kalangan emak-emak karena katanya roti yang dihasilkan bisa lembut dan penggunaannya mudah. Karena aku dan anak-anak sangat menggemari roti, langsung muncul keinginan untuk membelinya. Apalagi di waktu senggang aku memang sangat suka membuat kudapan semacam cake dan roti.

Terdapat 22 menu untuk pilihan berkreasi, di antaranya: roti, kue, yoghurt, ketan uli, selai buah, tape ketan, bubur ayam, bubur kacang hijau, dll. Jenis roti yang bisa dibuat juga sangat beragam, mulai dari roti tawar, roti manis, roti lembut, roti gandum, roti tanpa gula, roti oatmeal, roti susu, roti unyil, donat, dsb.

Salah satu menu yang paling sering kubuat dengan bread maker itu adalah donat, tentu saja. Meskipun membentuk bulatan-bulatan dough-nya tetap dilakukan manual, bread maker itu sangat meringankan pekerjaan menguleni, salah satu proses yang paling melelahkan, hehehe. Jadi, kita hanya cemplung-cemplung bahan, tunggu dalam beberapa waktu hingga mengembang, lalu tinggal membulatkan dough dan menggoreng saja.

Donat menul-menul baru keluar dari penggorengan. Belum dikasih topping, tapi dimakan begini saja sudah enak. Fluffy dan lembut.

Kini aku sudah jarang sekali membuat donat sendiri. Sejak varian donat kentang mulai mewabah, sudah cukup banyak produk ini dijual frozen sehingga aku tinggal menyetok saja untuk digoreng, atau bahkan langsung membeli jadi. Varian donat kampung tetap menjadi favoritku, mengalahkan donat-donat dengan topping kekinian.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Maret yang bertema “Cerita Kuliner”.

Wednesday, March 13, 2024

Menu Isi Piringku

Tantangan Mamah Gajah Bercerita minggu ini mengajak para Mamah untuk berbagi kisah mengenai santapan favorit saat sahur atau berbuka. Banyak di antara mereka mungkin menuliskan cerita tentang makanan atau minuman favorit yang spesifik. Kali ini, aku ingin menuliskan hal yang sedikit berbeda, tetapi cukup esensial untuk diperhatikan.

Semenjak mulai mengatur makan beberapa tahun yang lalu, enak atau tidaknya makanan menjadi hal yang tidak terlalu penting buatku. Aku belajar bahwa rasa enak itu sebenarnya hanya bertahan sebentar di lidah. Setelah melalui kerongkongan, kenikmatan tidak lagi penting. Fungsi asupan bagi tubuh dan kecukupan nutrisi menjadi hal utama yang lebih signifikan untuk diutamakan. Memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan asupan bergizi sangat penting dilakukan agar tubuh tetap fit dan terhindar dari beragam penyakit.

Maka, alih-alih menuliskan tentang santapan favorit, kali ini aku ingin berbagi pengetahuan tentang metode makan yang diadaptasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dari World Health Organization, yang disebut dengan “Isi Piringku”. Menu Isi Piringku merupakan turunan dari panduan gizi seimbang. Konsumsi gizi seimbang adalah konsumsi kalori, makronutrien, dan mikronutrien dalam jumlah dan proporsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan, tanpa menghilangkan jenis nutrisi tertentu.

Sumber dari sini

Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan yang dikonsumsi dalam satu piring. Porsi tersebut terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Kampanye Isi Piringku juga menekankan pembatasan gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari.

Isi Piringku merupakan pembaruan dari kampanye lama mengenai Empat Sehat Lima Sempurna yang berdasarkan pada perkembangan ilmu gizi terbaru. Dulu kita hanya diajari bagaimana menerapkan Empat Sehat Lima Sempurna dengan memenuhi komponen karbohidrat, lauk pauk, sayur, dan buah tanpa diajari tentang komposisinya. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak aware terhadap keseimbangan komponen-komponen tersebut. Mamah tentu tidak asing, bukan, melihat masyarakat kita makan dengan nasi segunung, sementara lauk protein dan sayurnya seiprit? Hehehe. Itulah salah satu akibat jika kita tidak paham mengenai keseimbangan komposisi makronutrien dan mikronutrien dalam asupan sehari-hari.

Kesalahan konsep Empat Sehat Lima Sempurna yang lain berkaitan dengan konsumsi susu. Konsep susu sebagai penyempurna gizi sudah tidak relevan karena untuk mendapatkan kecukupan gizi, masyarakat tidak harus minum susu. Susu “hanya” bagian dari sumber protein. Protein berfungsi untuk memperbaiki sel dan jaringan tubuh yang rusak, menjaga kesehatan tulang dan otot, menjaga fungsi kognitif otak, mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh, dan sebagai sumber asam amino.

Cara menghitung kebutuhan protein harian berdasarkan berat badan adalah mengalikan 1 kilogram berat badan dengan 0,8 gram protein per hari. Jadi, jika Mamah memiliki berat badan sebesar 55 kilogram, Mamah membutuhkan 44 gram protein per hari. Protein yang dimaksud di sini adalah lean protein, karena 100 gram dada ayam tidak sama dengan 100 gram protein. Faktanya: 100 gram dada ayam hanya mengandung 31 gram lean protein.

Selain mengatur pola makan gizi seimbang, kampanye Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik tiga puluh menit setiap hari, mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan, serta memantau tinggi badan dan berat badan.

Nah, sekarang sudah tahu, kan, bagaimana mengatur komposisi menu andalan untuk sahur dan berbuka? Apa pun menu favorit Mamah, usahakan memenuhi kaidah Isi Piringku, ya.

Wednesday, February 21, 2024

Menua dengan Sehat dan Bugar

Tumbuh besar dengan pengalaman beberapa anggota keluarga mengalami sakit degeneratif hingga akhir usia, membuatku menyadari arti penting kesehatan dan kebugaran sebagai investasi masa tua. Kesadaran ini makin mengkristal ketika aku sudah berkeluarga. Jika dulu menjaga pola makan dan berolahraga dilakukan demi penampilan, kini upaya itu dilakukan demi bisa membersamai pasangan dan anak-anak hingga usia senja.

Banyak orang mengatakan bahwa makin tua seseorang, makin lambat metabolisme tubuhnya sehingga makin gampang gemuk dan makin lemah untuk beraktivitas. Tahukah Anda apa fakta sebenarnya? Makin bertambah usia, seseorang biasanya makan lebih sedikit. Ia juga beraktivitas lebih sedikit. Hal-hal itulah yang “menghancurkan” metabolisme seseorang karena kurangnya mengonsumsi makanan dan minuman serta gaya hidup sedenter alias malas bergerak dapat memperlambat metabolisme tubuh.

Menjaga pola makan dengan diet yang berlebihan juga dapat membuat metabolisme melambat. Tubuh akan menghemat energi karena asupannya terbatas. Diet tanpa memperhatikan kecukupan kalori memang cukup besar keberhasilannya dalam menurunkan berat badan dalam waktu cepat. Namun, setelah diet dihentikan, kenaikan berat badan bisa terjadi dengan mudah.

Zat gizi yang didapat dari makanan akan diolah menjadi energi agar tubuh bisa beraktivitas. Jika kita jarang melakukan aktivitas fisik, tubuh akan lebih lambat dalam membakar energi. Tubuh juga akan menyimpan lebih banyak lemak sehingga metabolisme akan berjalan makin lambat.

Selain itu, proses penuaan menyebabkan tubuh menjadi lebih mudah kehilangan berbagai jaringan tubuh, salah satunya jaringan otot. Secara alami, manusia akan mengalami penyusutan otot atau berkurangnya massa otot seiring dengan bertambahnya usia. Apalagi jika otot tersebut tidak digunakan untuk aktif secara fisik dalam jangka waktu yang lama. Penurunan massa otot akan memperlambat proses metabolisme sekaligus menurunkan ketersediaan energi untuk beraktivitas.

Nah, demi bisa menjadi manula yang tetap berenergi dan berdaya seperti klip di atas, apa yang harus kita lakukan?

Latihan Beban

Latihan beban berfungsi untuk mempertahankan massa otot dan menghindarkan otot dari penyusutan, syukur-syukur jika bisa menambah massa otot. Otot merupakan modal utama kita untuk bergerak. Otot yang kuat membantu fungsi sistem rangka dalam menopang berat badan. Dengan latihan beban, otot kita menjadi tahan banting untuk menahan beban aktivitas sehari-hari.

Otot sebenarnya adalah mesin pembakar lemak alami yang membantu memperbaiki komposisi tubuh. Pembentukan otot membuat otot menjadi aktif sehingga metabolisme tubuh akan meningkat dan membantu pembakaran lemak menjadi lebih efektif. Hal ini membuat kita tidak mudah gemuk.

Latihan beban membantu memperlancar sirkulasi darah sehingga tubuh dapat menciptakan kolagen dengan baik. Akibatnya, kulit akan terlihat lebih muda. Latihan beban yang dilakukan dengan rutin konon juga dapat meningkatkan jumlah sel otak baru sehingga daya ingat menjadi lebih baik. Resep awet muda yang gampang, bukan?

Latihan beban membantu melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh. Hal ini penting bagi para manula karena jatuh dapat berefek serius pada kesehatan. Dengan tubuh, otot, dan tulang yang kuat, seseorang yang sudah memasuki masa tuanya akan tetap bisa mandiri melakukan berbagai aktivitas tanpa kesulitan yang berarti.

Menjaga Pola Makan

Diet sehat membantu melindungi terhadap kekurangan gizi dalam segala bentuknya, serta penyakit yang tidak dapat dikomunikasikan (NCD), termasuk diabetes, penyakit jantung, strok dan kanker. (WHO, September 2015)

Memperhatikan status gizi merupakan hal yang krusial dalam upaya untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan pedoman gizi seimbang Kemenkes Republik Indonesia dan WHO, gizi seimbang adalah konsumsi kalori, makronutrien, dan mikronutrien dalam jumlah dan proporsi yang tepat.

Ada berbagai macam aliran pola makan. Pola makan yang bagus bagi orang lain belum tentu cocok untuk kita. Oleh karena itu, pilih metode yang paling tepat untuk tubuh kita dengan cara menyesuaikannya terhadap berbagai faktor yang customized, seperti tujuan diet, jenis dan banyaknya aktivitas, kondisi kesehatan, serta profil tubuh.

Yang perlu diperhatikan, hindari pola makan dengan diet yang berlebihan dan usahakan untuk selalu memenuhi asupan nutrisi secara tepat. Zat gizi dari makanan diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh supaya dapat beraktivitas dengan baik.

Istirahat yang Cukup

Seorang pelatih pernah mengatakan, “Lebih baik kurang latihan daripada kurang istirahat.” Hal itu menandakan pentingnya istirahat dalam proses pemulihan. Usai berolahraga, otot sebenarnya mengalami kerusakan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar. Otot yang rusak tersebut akan diperbaiki dengan adanya recovery atau pemulihan sehingga menjadi lebih kuat dan lebih besar.

Secara umum, dengan istirahat yang cukup, tubuh akan memiliki waktu untuk memulihkan energi yang terkuras akibat aktivitas. Saat istirahat, tubuh juga akan memperbaiki diri. Akibatnya, metabolisme akan mencapai kinerja optimal untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran.

Tuesday, February 20, 2024

Ketegasan Pemimpin dan Kemandirian Bangsa

Tantangan Mamah Gajah Ngeblog bulan ini sungguh sulit bagiku. Bukan karena aku tak berniat merangkai kata, melainkan karena aku kurang tertarik dengan temanya. Ketidaktertarikan ini membuatku tidak bersemangat menulis, padahal biasanya aku selalu masuk ke dalam daftar penyetor tercepat. Akhirnya deadline hari terakhir pun tiba, mau tidak mau aku harus menulis karena aku tidak ingin ketinggalan tantangan.

Bicara soal politik dan pemilihan pemimpin adalah sesuatu yang tidak kusukai. Terlalu banyak konflik dan adu kepentingan yang memuakkan. Sudah banyak sekali kulihat hubungan silaturahmi jadi terputus gara-gara beda pilihan. Aku paham sekali hal ini, terutama karena keluarga suamiku selama ini terlibat aktif dalam politik dan pemilihan kepala desa.

Belum lagi jika bicara tentang politik uang dan penghalalan segala cara untuk menang. Atau janji-janji manis saat kampanye yang jauh lebih banyak omong kosongnya daripada realisasinya. Bisa dibilang aku skeptis dan hopeless dengan semua itu.

Maka inilah kali pertama aku memutuskan untuk golput setelah selama 23 tahun aku selalu menggunakan hak suaraku. Mohon maaf, kenyataan yang ada sekarang ini membuatku bersikap bodo amat.

Dengan perasaan yang hopeless, tidak mudah bagiku untuk bercerita tentang harapan untuk pemimpin Indonesia. Namun, ya sudah lah, mari kita coba saja. Entah bakal tercapai atau tidak, mudah-mudahan ada secercah harapan ke arah itu.

Pemimpin yang Memiliki Harga Diri

Aku sungguh berharap Indonesia punya pemimpin yang memiliki harga diri sehingga ia dengan kokoh menjaga martabat bangsa dan negara tanpa mudah disetir oleh kanan-kiri maupun pihak asing. Meskipun hal ini akan membuatnya berbenturan dengan negara-negara lain yang punya kepentingan, kurasa hal ini sangat krusial untuk menjaga sikap bangsa.

Salah satu yang sangat kuapresiasi belakangan ini adalah ketegasan pemerintah dalam keberpihakan terhadap Palestina. Aku salut sekali dengan kelantangan Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi, menyuarakan hal itu di berbagai forum internasional, bahkan sampai walk out bila tak sejalan. Terlihat sekali bagaimana ketegasan pemerintah Indonesia dalam berpendapat dan mengambil posisi terhadap penindasan dan pendudukan Israel di Palestina. Seandainya sikap serupa juga ditunjukkan oleh pemerintah terhadap hal-hal lain.

PLTN dan Kemandirian Bangsa

Sebagai pekerja di bidang ketenaganukliran, aku berharap segera ada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dibangun di negara ini. Hingga saat ini, Indonesia belum memanfaatkan nuklir untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Padahal, Indonesia sudah punya nuklir sejak lebih dari 60 tahun lalu.

Selain untuk keperluan medis, industri, peternakan, pertanian, dan pangan, teknologi nuklir juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Saat ini ada lebih dari 400 PLTN yang beroperasi di 32 negara dan porsinya mencapai 10,1% energi di dunia. PLTN menjadi teknologi yang menjanjikan untuk mengatasi krisis listrik dunia.

Sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT), PLTN memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  • Emisi karbonnya rendah dan bisa dijadikan penopang pembangkitan listrik
  • Tidak bergantung pada cuaca seperti tenaga angin dan surya
  • Lifetime atau masa pakainya bisa mencapai 60 tahun
  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • Hanya sedikit menghasilkan limbah padat
  • Tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya
  • Biaya bahan bakar rendah

Secara sumber daya alam untuk memenuhi pasokan bahan bakar nuklir, diperkirakan Indonesia memiliki 70.000 ton cadangan uranium dan 170.000 ton cadangan torium. Sebagian besar kandungan uranium terdapat di Kalimantan Barat, sedangkan sisanya tersebar di Papua, Bangka Belitung, dan Sulawesi Barat. Sebagian besar kandungan torium terdapat di Bangka Belitung, sedangkan sisanya berada di Kalimantan Barat.

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa PLTN juga memiliki kelemahan seperti risiko kecelakaan nuklir serta menghasilkan limbah radioaktif yang waktu paruhnya dapat berlangsung hingga ratusan tahun. Sebagai pekerja nuklir yang bertugas di instalasi pengelolaan limbah radioaktif, ini “makanan”ku sehari-hari, hehehe.

Kelemahan lain dari PLTN adalah adanya penolakan dari masyarakat awam akibat ketidaktahuan mereka, atau akibat provokasi dari pihak-pihak yang tidak menyetujui dibangunnya PLTN di negeri ini. Pembangunan PLTN memang keputusan yang tidak populer, padahal PLTN dapat menjadi solusi untuk kemandirian bangsa dalam sektor energi dan solusi untuk mencapai nol emisi.

Kembali ke poin yang kutulis di awal mengenai pentingnya Indonesia memiliki pemimpin yang tegas, akibat ketidakpopuleran PLTN–entah karena takut tidak mendapat dukungan rakyat, entah karena tunduk pada pihak-pihak yang tidak suka bila negara kita mandiri dalam hal energi–keputusan mengenai pembangunan PLTN selalu mengalami pasang surut.

Pada tahun 2006, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 5 tentang rencana memiliki empat PLTN pada tahun 2025. Direktur Jenderal IAEA saat itu, Mohamed ElBaradei, diundang ke Indonesia pada Desember 2006. Protes menolak PLTN terjadi di mana-mana, khususnya di Jepara sebagai lokasi yang direncanakan menjadi tapak dibangunnya PLTN, mulai awal 2007 dan meluas pada pertengahan tahun. Pemerintah akhirnya tidak melanjutkan rencana tersebut untuk meredam protes.

Pada Desember 2013, Indonesia berencana membangun PLTN tahun 2015 untuk memenuhi target kapasitas listrik pada tahun 2025 hingga 2050. Namun, hingga Desember 2015, ternyata pemerintah belum menetapkan tenaga nuklir sebagai salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.

Menurut kabar terakhir, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Parada Hutajulu menyebutkan bahwa Indonesia akan mulai mengembangkan nuklir secara komersial mulai tahun 2032. Pembangunan PLTN tersebut termuat di dalam draf Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN). Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel menjelaskan dalam skenario tersebut, PLTN yang akan dibangun rencananya adalah PLTN skala kecil atau Small Modular Reactor (SMR).

Jika PLTN akan dibangun pada 2032, itu berarti keputusannya harus diketok palu saat ini. Pembangunan PLTN hingga beroperasi penuh rata-rata membutuhkan waktu 10-15 tahun lamanya dari awal kontrak pengerjaan. Keputusan final ada pada presiden dan anggota dewan, untuk selanjutnya membentuk badan yang bertugas mempersiapkan pembangunan PLTN.

Saat ini tim percepatan pembangunan PLTN atau Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO) telah dibentuk oleh pemerintah. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa adanya NEPIO, dukungan stakeholder, dan kebijakan pemerintah masuk ke dalam persyaratan yang diminta oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan regulasi nuklir dunia.

Nah, sekarang kita tinggal menyaksikan akan seserius apa pemerintah merealisasikan rencana pembangunan PLTN ini. Akankah berubah-ubah terus dan mengalami penundaan berkali-kali seperti yang sudah terjadi di masa lalu, atau pemerintah akan gas pol mempercepat pembangunan PLTN?

Aku, sih, berharap pemimpin negeri ini bakal lebih tegas dalam mengambil keputusan terkait hal itu, ya. Entah jika pemimpin terpilih ragu-ragu memutuskan karena takut popularitasnya turun di mata masyarakat, atau terlalu disetir oleh pihak-pihak berkepentingan. Semoga tidak.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Februari yang bertema “Harapan untuk Pemimpin Indonesia (Isu Meresahkan yang Diharapkan Bisa Diselesaikan Para Pimpinan)”.

Wednesday, February 14, 2024

Perempuan dan Nuklir

Tahun ini adalah tahun ketujuh belas aku bekerja di bidang ketenaganukliran. Awalnya aku ditempatkan di bidang teknis yang berkaitan dengan jaringan komputer dan keamanan jaringan–sesuai latar belakang pendidikanku–sebagai sarana dukung dari core business instansi. Pada tahun kedelapan, aku pindah ke divisi quality assurance (QA) hingga sekarang.

Perempuan masih dianggap memiliki stigma ketika bekerja di bidang nuklir, terutama terkait dengan masalah kesuburan. Kekhawatiran mengenai hal ini pernah disampaikan oleh ibuku ketika aku mengutarakan keinginanku untuk masuk ke jurusan Teknik Nuklir dua puluh empat tahun yang lalu. Ketidaksetujuan beliau lantas membawaku mengambil jurusan Teknik Informatika dan Teknik Elektro. Siapa yang menyangka, setelah lulus kuliah aku malah bekerja di bidang ketenaganukliran. Kekhawatiran ibuku pun tak terbukti karena semenjak bekerja aku sempat hamil lima kali.

Sektor ketenaganukliran adalah bidang yang didominasi laki-laki dan kiprah perempuan untuk mengambil peran di bidang teknologi nuklir masih sangat minim. Meskipun ada kemajuan pelibatan perempuan dalam beberapa tahun terakhir, perempuan masih kurang terwakili dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika (science, technology, engineering, and mathematics atau STEM), termasuk di sektor nuklir. Kesenjangan gender ini memiliki pengaruh besar terhadap masa depan energi nuklir, yang memerlukan tenaga kerja yang kuat dan beragam untuk mendorong kinerja dan inovasi iptek nuklir.

Berdasarkan laporan dari Nuclear Energy Agency, perempuan berjumlah kurang dari 25% dari tenaga kerja nuklir secara keseluruhan. Padahal secara historis, perempuan memberikan kontribusi yang signifikan di bidang ini. Sebut saja Marie Curie, Lise Meitner, Katharine Way, dan Chien-Shiung Wu. Mereka adalah para pionir yang melakukan terobosan penting di bidang iptek nuklir.

Representasi perempuan dan laki-laki yang tidak berimbang dalam bidang nuklir, terutama di negara-negara berkembang yang memiliki tingkat ekonomi rendah, terjadi karena perempuan sebagai identitas gender marjinal sulit mendapat kesempatan mendalami STEM. Anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi–yang penting tahu urusan dapur, kasur, dan sumur, kata para orang tua zaman dulu–tentu turut andil dalam hal itu.

Berbagai fakta menarik mengenai keterlibatan perempuan di bidang nuklir pernah disampaikan oleh beberapa pakar. H.E. Grata Endah Werdaningtyas, diplomat Indonesia untuk Jenewa, Swiss, pernah menyebutkan mengenai peran perempuan dalam nuklir dan keamanan internasional. Ketika perempuan hadir dalam upaya pembuatan kebijakan terkait perlucutan senjata, kebijakan tersebut cenderung lebih teruji dan berjalan dalam jangka waktu lama. Sementara Dr. Jeanne Francoise, seorang dosen Program Studi Hubungan Internasional dan pakar Warisan Pertahanan (Defense Heritage), menyatakan bahwa partisipasi perempuan sangat dibutuhkan dalam upaya diplomasi untuk mencegah penyalahgunaan nuklir karena hadirnya perempuan dapat memberi perspektif yang lebih seimbang.

Di bidang pekerjaanku sendiri saat ini sebagai QA, aku merasa keterlibatan perempuan memberikan peran yang cukup signifikan. Kerapian, ketelitian, dan kejelian yang merupakan kekuatan perempuan, menjadi amunisi penting untuk menjalankan tugas dan fungsi QA. Beberapa hal di antaranya adalah audit lapangan, pengawasan kepatuhan terhadap regulasi, dan pengelolaan sistem manajemen.

Oleh karena itu, kita harus memperluas kesempatan bagi perempuan dan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor, terutama di bidang ketenaganukliran. Hal ini akan membuat perempuan lebih berdaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan mengembangkan segala potensi sebagai motor penggerak sekaligus agen perubahan.