Aku membaca status yang ditulis seorang teman di platform Instagram. “Nggak usah pamer soal THR sudah turun. Ingat, orang lain belum tentu dapat THR juga,” demikian tulisnya.
Ada kebenaran dalam kata-katanya. Ramadan ini adalah Ramadan yang berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Kepedihan-kepedihan yang terjadi seharusnya membuat kita merasa tidak baik-baik saja.
Salah satu contoh adalah Gaza yang masih bergejolak. Adakah kau merasa baik-baik saja menikmati THR-mu sementara mereka berjejalan di tenda pengungsian? Adakah kau merasa gembira membeli hampers lebaran sementara mereka di sana kelaparan? Jangankan baju baru, jaminan ketenangan dan keselamatan saja mereka tidak punya.
Oleh karena itu, dari sebagian THR-mu yang biasanya sebesar satu kali gaji itu, sisihkan bagi mereka yang membutuhkan. Kau bisa berdonasi ke mana pun hatimu ikhlas. Mungkin tak harus ke Palestina, mungkin kau melihat ada yang lebih perlu di dekatmu.
Dari sahabat Abu Hurairah ra., ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?” Rasul menjawab, “Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud. Ini hadis sahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Dari Salman bin Amir ra., dari Nabi Muhammad saw., ia bersabda, “Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim.” (H.R. An-Nasai dan At-Tirmidzi).
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), alhamdulillah aku sangat diuntungkan dengan adanya kebijakan penyaluran THR yang dimulai sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2016 silam. THR ini dimaksudkan sebagai pengganti tidak adanya kenaikan gaji pokok. Dengan adanya THR, ASN yang memiliki gaji tidak seberapa itu sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan hari raya.
Beberapa tips pengelolaan THR dariku:
- Setelah menyisihkan sebagian untuk sedekah, simpan sebagian yang lain ke dalam tabungan. ASN tidak mendapat komponen bonus sebagai tambahan gaji sehingga THR merupakan kesempatan baik untuk menambah pundi-pundi tabungan.
- Sisihkan sebagian THR untuk pos-pos yang perlu mendapat perhatian khusus dalam beberapa bulan ke depan, seperti misalnya biaya ujian sekolah anak pada akhir tahun ajaran, biaya masuk sekolah anak atau uang tahunan sekolah anak untuk tahun ajaran berikutnya, atau biaya membeli hewan kurban.
- Setelah beberapa keperluan di atas, akhirnya THR baru dapat digunakan untuk keperluan lebaran. Keperluan ini bisa beragam sekali jenisnya, bergantung pada kebutuhan masing-masing orang. Ada yang butuh biaya mudik, ada yang perlu memberi amplop lebaran untuk keponakan dan saudara, ada yang harus mengeluarkan biaya untuk jamuan perayaan hari raya karena ketiban giliran untuk menjadi tuan rumah open house.
Pada akhirnya, kebijakan pengelolaan THR memang harus disesuaikan dengan kebutuhan. Apa pun itu dan bagaimana pun caranya, ingatlah untuk tetap bersikap sederhana dan tidak menghambur-hamburkan.
“Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Isra': 26-27)
No comments:
Post a Comment