Entah kenapa hari-hari ini rasanya malessss banget. Mau ngapa-ngapain males. Tiap hari melototin jobsdb.com dan karir.com, lama-lama jengah juga. Pengen ngelakuin sesuatu yang bisa nambah semangat, tapi nggak tahu apa.
Dunia kerja serasa masih jauuuhhhh banget jaraknya. Nggak kebayang sama sekali. Jadi inget Maya yang berkeluh, ”Kok males kerja yaaa...” padahal dia udah keterima di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Huaaaahhhh... masih pengen bermalas-malasan di kost. Melakukan sesuatu yang disuka: bangun siang-siang, mandi siang-siang (gila, Bandung belakangan ini kok jadi dingin banget!), makan nggak teratur, ngemil suka-suka, baca buku dan koran sampai belekan, chatting dan browsing sampai mata pedes, tidur sampai mata berkantung saking lamanya, huehehehe... Aduh, mana bisa ritme hidup sedemikian indah seperti itu kalau udah kerja.
Selain itu, Sodara-Sodara... kayaknya kemalasan psikis berbuntut pula ke fisik. Gara-gara males makan, lama-lama lihat makanan aja udah pengen muntah. Ini gara-gara males makan doang, atau karena diet yang kebablasan ya? Sekarang lihat mie ayam, coklat, atau es durian juga enggak selera. Heran bangettt... Bingung... Seumur-umur, baru kali ini aku males banget makan. Alhasil, badan juga jadi lemes. Senam aja sekarang gampang ngos-ngosan, padahal biasanya sampai BL dan pendinginan pun aku masih oke-oke aja. Duh, apa yang terjadi...
Gamang, gamang, gamang. Menatap semuanya jadi gamang. Jujur aja pengen rasanya punya gairah dan motivasi untuk melakukan sesuatu. Tapi belakangan ini semua keinginan tampak menguap. Yang tersisa cuma males. Enggak tahu lagi sekarang, sebenarnya keinginanku apa. Kerja aja juga nggak tahu pengen kerja apa.
Menikah? Hmmmm, jadi gamang banget. Apa sih menikah? Buat apa orang menikah? Apa tujuan orang menikah? Kenapa orang menikah? Karena cinta? Kalau iya, makan aja tuh cinta. Cinta bikin kenyang nggak sampai tujuh turunan? Menikah... sama dengan mencintai satu orang aja selama sisa hidup kita? Bisa nggak? Tahan nggak hidup sama orang itu sampai akhir hayat?
Huaaahhhh, enggak tahu kenapa aku jadi nulis kayak gini. Lama-lama rasanya jadi paranoid...
Dunia kerja serasa masih jauuuhhhh banget jaraknya. Nggak kebayang sama sekali. Jadi inget Maya yang berkeluh, ”Kok males kerja yaaa...” padahal dia udah keterima di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Huaaaahhhh... masih pengen bermalas-malasan di kost. Melakukan sesuatu yang disuka: bangun siang-siang, mandi siang-siang (gila, Bandung belakangan ini kok jadi dingin banget!), makan nggak teratur, ngemil suka-suka, baca buku dan koran sampai belekan, chatting dan browsing sampai mata pedes, tidur sampai mata berkantung saking lamanya, huehehehe... Aduh, mana bisa ritme hidup sedemikian indah seperti itu kalau udah kerja.
Selain itu, Sodara-Sodara... kayaknya kemalasan psikis berbuntut pula ke fisik. Gara-gara males makan, lama-lama lihat makanan aja udah pengen muntah. Ini gara-gara males makan doang, atau karena diet yang kebablasan ya? Sekarang lihat mie ayam, coklat, atau es durian juga enggak selera. Heran bangettt... Bingung... Seumur-umur, baru kali ini aku males banget makan. Alhasil, badan juga jadi lemes. Senam aja sekarang gampang ngos-ngosan, padahal biasanya sampai BL dan pendinginan pun aku masih oke-oke aja. Duh, apa yang terjadi...
Gamang, gamang, gamang. Menatap semuanya jadi gamang. Jujur aja pengen rasanya punya gairah dan motivasi untuk melakukan sesuatu. Tapi belakangan ini semua keinginan tampak menguap. Yang tersisa cuma males. Enggak tahu lagi sekarang, sebenarnya keinginanku apa. Kerja aja juga nggak tahu pengen kerja apa.
Menikah? Hmmmm, jadi gamang banget. Apa sih menikah? Buat apa orang menikah? Apa tujuan orang menikah? Kenapa orang menikah? Karena cinta? Kalau iya, makan aja tuh cinta. Cinta bikin kenyang nggak sampai tujuh turunan? Menikah... sama dengan mencintai satu orang aja selama sisa hidup kita? Bisa nggak? Tahan nggak hidup sama orang itu sampai akhir hayat?
Huaaahhhh, enggak tahu kenapa aku jadi nulis kayak gini. Lama-lama rasanya jadi paranoid...
No comments:
Post a Comment