Berkaitan dengan postinganku ini, beberapa hari lalu ada orang gebleg nanya sambil sewot: apa hubungannya isi postinganku itu dengan pangeran berkuda putih. Setelah aku kasih clue hubungan soal isi postingan dengan dongeng, kisah romantis, dan pangeran berkuda putih, orang gebleg itu masih ngeyel bahwa semua itu nggak ada hubungannya. Aduh, gebleg banget sih. Ini orang nggak jalan sisi romantisnya apa yach?
So, postingan ini kubuat spesial buat dia deh. Ini saking aku yang emosi atau saking dianya yang gebleg ya? Hehehe...
Jadi gini, sejak aku kecil, aku sukaaaa banget sama kisah dongeng. Jadi cerita favoritku nggak jauh dari cerita tentang putri-putrian macam Cinderella, Sleeping Beauty, Snow White, Nut Crackers, Rapunzel, dll. Pokoknya yang kayak-kayak gitu deh.
Nah, jadi aku tumbuh besar dengan mindset dongeng di kepalaku. Stereotip dongeng tentang putri cantik yang jatuh cinta dengan pangeran tampan berkuda putih, bersarung pedang, yang dengan gagah berani menyelamatkan sang putri dari nenek sihir atau ibu tiri jahat. Lalu sang putri dan sang pangeran menikah *setelah sang pangeran menanyakan those magic words: will you marry me?* di istana megah dengan pernikahan meriah, dengan kue pesta setinggi beberapa tingkat, gaun cantik yang menjuntai-juntai, taburan bunga mawar, dengan raja, ratu, dan dayang-dayang yang mengiringi. Haduhh, dongeng banget ya... So sweet, romantis banget...
Mungkin itu sebabnya kenapa aku suka banget sama boneka Barbie dan Ken, karena mereka kayak putri dan pangeran. Mungkin itu sebabnya kenapa aku sukaaa banget sama bunga mawar. Dan mungkin itu pula sebabnya kenapa blog-ku ini kunamai fairytale, karena berharap hidupku seindah dongeng. Ya dongeng versiku sendiri belum tentu sama kayak versi orang lain kan?
Nah, sampai di sini Anda *dan orang gebleg itu* jadi ngerti kan hubungan antara dongeng, kisah romantis, dan pangeran berkuda putih? Begitulah. Nah, buatku... dongeng nggak melulu cuma kisah. Dongeng juga bisa terjadi di dunia nyata. Banyak kok kisah-kisah nyata yang seindah dongeng.
Hmmm, kurasa pada diri setiap orang selalu ada sebagian sisi kanak-kanak yang tak pernah hilang.
So, postingan ini kubuat spesial buat dia deh. Ini saking aku yang emosi atau saking dianya yang gebleg ya? Hehehe...
Jadi gini, sejak aku kecil, aku sukaaaa banget sama kisah dongeng. Jadi cerita favoritku nggak jauh dari cerita tentang putri-putrian macam Cinderella, Sleeping Beauty, Snow White, Nut Crackers, Rapunzel, dll. Pokoknya yang kayak-kayak gitu deh.
Nah, jadi aku tumbuh besar dengan mindset dongeng di kepalaku. Stereotip dongeng tentang putri cantik yang jatuh cinta dengan pangeran tampan berkuda putih, bersarung pedang, yang dengan gagah berani menyelamatkan sang putri dari nenek sihir atau ibu tiri jahat. Lalu sang putri dan sang pangeran menikah *setelah sang pangeran menanyakan those magic words: will you marry me?* di istana megah dengan pernikahan meriah, dengan kue pesta setinggi beberapa tingkat, gaun cantik yang menjuntai-juntai, taburan bunga mawar, dengan raja, ratu, dan dayang-dayang yang mengiringi. Haduhh, dongeng banget ya... So sweet, romantis banget...
Mungkin itu sebabnya kenapa aku suka banget sama boneka Barbie dan Ken, karena mereka kayak putri dan pangeran. Mungkin itu sebabnya kenapa aku sukaaa banget sama bunga mawar. Dan mungkin itu pula sebabnya kenapa blog-ku ini kunamai fairytale, karena berharap hidupku seindah dongeng. Ya dongeng versiku sendiri belum tentu sama kayak versi orang lain kan?
Nah, sampai di sini Anda *dan orang gebleg itu* jadi ngerti kan hubungan antara dongeng, kisah romantis, dan pangeran berkuda putih? Begitulah. Nah, buatku... dongeng nggak melulu cuma kisah. Dongeng juga bisa terjadi di dunia nyata. Banyak kok kisah-kisah nyata yang seindah dongeng.
Hmmm, kurasa pada diri setiap orang selalu ada sebagian sisi kanak-kanak yang tak pernah hilang.
No comments:
Post a Comment