Seminggu ini aku benar-benar jadi orang yang berbeda. Aku enggak tahu kenapa. Rasanya berattt...
Tumpang tindih antara rasa stress, marah, sedih, enggak puas, kecewa, putus asa, enggak suka, dan enggak mampu. Kenapa aku harus melakukan semua ini, kenapa aku bisa ada di sini. Dan parahnya, semua rupa rasa ini harus kutekan diam-diam dalam dada. Karena tak seorang pun bisa ngerti. Karena aku harus bermuka happy di depan orang-orang.
Benar juga kata Oprah, kemarahan yang dipendam akan jadi kemurkaan. It’s no longer an anger, it becomes a rage. Maka seminggu ini aku susah sekali menemukan senyum, susah sekali menemukan damai. Hal kecil yang enggak sesuai pun cepat sekali bikin aku naik pitam.
Allah, di mana Kau sembunyikan kedamaian itu...
*for my beloved one, can’t you see that sorrow in my eyes?*
Tumpang tindih antara rasa stress, marah, sedih, enggak puas, kecewa, putus asa, enggak suka, dan enggak mampu. Kenapa aku harus melakukan semua ini, kenapa aku bisa ada di sini. Dan parahnya, semua rupa rasa ini harus kutekan diam-diam dalam dada. Karena tak seorang pun bisa ngerti. Karena aku harus bermuka happy di depan orang-orang.
Benar juga kata Oprah, kemarahan yang dipendam akan jadi kemurkaan. It’s no longer an anger, it becomes a rage. Maka seminggu ini aku susah sekali menemukan senyum, susah sekali menemukan damai. Hal kecil yang enggak sesuai pun cepat sekali bikin aku naik pitam.
Allah, di mana Kau sembunyikan kedamaian itu...
*for my beloved one, can’t you see that sorrow in my eyes?*
No comments:
Post a Comment