Pola batik di atas namanya Sidomukti. Dipakai pada special occasion seperti pernikahan. Melambangkan kehidupan yang makmur dan penghormatan (atau cinta) yang mendalam oleh orang lain.
Nah, kalau dalam acara lamaran secara adat, wali perempuan Jawa memakai pola batik di atas ini. Nama polanya Satria Manah. Melambangkan seorang ksatria dengan busur dan panah yang membidik targetnya dengan tepat. Artinya, lamaran akan diterima.
Sementara ketika acara lamaran diterima, keluarga perempuan Jawa memakai pola batik di atas ini. Nama polanya Semen Rante. Rante artinya rantai. Melambangkan hubungan yang dekat, cocok, dan mengikat. Dalam kepercayaan Jawa, menceraikan seorang wanita akan merusak nama baik si wanita. Makanya pernikahan disimbolkan dengan rantai yang mengikat.
Nanti kalau aku menikah, pengennya pakai baju adat juga, secara sekarang ini kaum muda Jawa sudah mulai kehilangan akar budayanya. Alih-alih pakai baju adat, mereka malah pada rame-rame bikin baju bridal ala barat. Aku nggak mau ikut-ikut. Aku kan bangga jadi orang Solo...
mba yustika, boleh kasi koreksi ga?saya pernah baca buku tentang batik, judulnya ungkapan sehelai batik pengarangnya nian s.djoemana, disitu ditulis, kalo motif satria manah dipakai oleh keluarga pengantin pria, dengan harapan bidikannya tepat dan diterima, sedangkan keluarga calon pengantin wanita, memakai motif semen rante dengan harapan jika lamaran telah diterima maka keluarga wanita berharap mendapat ikatan yang kokoh dan kuat seperti rante karena jika terjadi pemutusan hubungan maka pihak wanita yang paling dirugikan dan dipermalukan. begitu mba yustika masukan dari saya terimakasih :)
ReplyDeletebtw blognya bagus juga nih....
to atique (mbak ato mas nih):
ReplyDeleteeh iya, pemaparan anda betul.
dengan ini tulisan saya diralat ya.
Hmmmm..... remembering me to a beautiful moment in the last February 14th :)
ReplyDeleteThx yah....
Simple but inspiring