Sepekan ini bener-bener kerasa banget jadi job seeker. Selain karena ada Career Days, juga ada tiga panggilan tes dan kesibukan ngirim beramplop-amplop surat lamaran. Sayangnya, dua panggilan tes ternyata bentrok satu sama lain; satu di Jakarta dan satu di Bandung. Nggak bisa di-reschedule, jadi harus milih salah satu.
Iseng-iseng, aku ngitung berapa surat lamaran yang pernah kukirim semenjak aku lulus dua bulan lalu. Ternyata Sodara-Sodara, ada 124 surat lamaran! 85 via e-mail, 31 via pos, dan 8 via Career Days. Itu belum termasuk apply via pcd.itb.ac.id. Fiuuuhhh, banyak juga ya. Berapa yang dipanggil nggak kukasih tau di sini ah, ntar jadi ketauan aku gagal berapa kali :p
Jumat lalu aku ke Jakarta buat interview. Ini pengalaman pertama ke Jakarta sendirian. Sebelumnya, aku selalu ditemani Mas Catur kalau ke sana. Bener-bener takut, secara nggak ngerti Jakarta sama sekali. Akhirnya naik travel saja biar gampang. Apalagi pool-nya deket sama tempat interview di salah satu perusahaan di bilangan Sudirman ini.
Akhirnya hari Senin dipanggil lagi oleh perusahaan yang sama untuk job training. Perusahaan ini bertempat di lantai 28 Wisma BNI, dari kost Maya di Pasar Minggu --tempat aku numpang nginep-- cukup sekali naik metro mini. Nggak setakut waktu hari Kamis lalu, soalnya udah lumayan ngerti rutenya. Jadilah sendirian lagi menyusuri jalanan Jakarta. Lama-lama berani juga :p
Sayangnya, banyak hal yang membuatku berpikir ”kok gini sih” di perusahaan itu. Meskipun udah langsung diterima kerja, aku memilih mengundurkan diri saja. Bisa dibilang perusahaan ini nggak bonafit dan proses rekrutmennya nggak jelas. Bisa dapat uang gede sih di sini, tapi aku bener-bener nggak suka sama kerjaannya. Ya sudah, akhirnya aku pulang ke Bandung.
Kalau mau mikir sisi negatifnya, aku bener-bener rugi datang ke Jakarta. Udah berat diongkos, aku jadi nggak punya kesempatan untuk memenuhi panggilan tes perusahaan yang di Bandung. Susah-susah cari kerja, begitu dapat... eh, nggak bonafit. Tapi kan di postingan ”Berpikir Positif” sebelum ini, aku pengen mengubah mindset tuh. Ya sudah, dicari hikmahnya saja.
Paling enggak aku jadi berani ke Jakarta sendirian. Jadi tahu sedikit bagian dari ibukota yang luas itu. Jadi tahu kost Maya yang nyaman. Jadi bisa ngrasain singkong goreng yang uenakk buangeett di bawah jembatan halte busway Tosari. Anggap saja ini dalam rangka jalan-jalan ke Jakarta. Aku percaya, pekerjaan yang bagus masih menantiku di luar sana. Semangaaaaaattttt!!!
Iseng-iseng, aku ngitung berapa surat lamaran yang pernah kukirim semenjak aku lulus dua bulan lalu. Ternyata Sodara-Sodara, ada 124 surat lamaran! 85 via e-mail, 31 via pos, dan 8 via Career Days. Itu belum termasuk apply via pcd.itb.ac.id. Fiuuuhhh, banyak juga ya. Berapa yang dipanggil nggak kukasih tau di sini ah, ntar jadi ketauan aku gagal berapa kali :p
Jumat lalu aku ke Jakarta buat interview. Ini pengalaman pertama ke Jakarta sendirian. Sebelumnya, aku selalu ditemani Mas Catur kalau ke sana. Bener-bener takut, secara nggak ngerti Jakarta sama sekali. Akhirnya naik travel saja biar gampang. Apalagi pool-nya deket sama tempat interview di salah satu perusahaan di bilangan Sudirman ini.
Akhirnya hari Senin dipanggil lagi oleh perusahaan yang sama untuk job training. Perusahaan ini bertempat di lantai 28 Wisma BNI, dari kost Maya di Pasar Minggu --tempat aku numpang nginep-- cukup sekali naik metro mini. Nggak setakut waktu hari Kamis lalu, soalnya udah lumayan ngerti rutenya. Jadilah sendirian lagi menyusuri jalanan Jakarta. Lama-lama berani juga :p
Sayangnya, banyak hal yang membuatku berpikir ”kok gini sih” di perusahaan itu. Meskipun udah langsung diterima kerja, aku memilih mengundurkan diri saja. Bisa dibilang perusahaan ini nggak bonafit dan proses rekrutmennya nggak jelas. Bisa dapat uang gede sih di sini, tapi aku bener-bener nggak suka sama kerjaannya. Ya sudah, akhirnya aku pulang ke Bandung.
Kalau mau mikir sisi negatifnya, aku bener-bener rugi datang ke Jakarta. Udah berat diongkos, aku jadi nggak punya kesempatan untuk memenuhi panggilan tes perusahaan yang di Bandung. Susah-susah cari kerja, begitu dapat... eh, nggak bonafit. Tapi kan di postingan ”Berpikir Positif” sebelum ini, aku pengen mengubah mindset tuh. Ya sudah, dicari hikmahnya saja.
Paling enggak aku jadi berani ke Jakarta sendirian. Jadi tahu sedikit bagian dari ibukota yang luas itu. Jadi tahu kost Maya yang nyaman. Jadi bisa ngrasain singkong goreng yang uenakk buangeett di bawah jembatan halte busway Tosari. Anggap saja ini dalam rangka jalan-jalan ke Jakarta. Aku percaya, pekerjaan yang bagus masih menantiku di luar sana. Semangaaaaaattttt!!!
Assm,
ReplyDeleteWaduh,.. harusnya ga boyeh patah arang dulu dong...
yah itung2 belajar tapi di gaji.. nti buat bekel di perusahaan yg bonafide...
pengalaman gitu loo
Experience is the best teacher..
go go go..
weleh, ini bukan patah arang. bisa aja kusebutkan nama perusahaannya biar anda dan temen2 lain paham dengan kinerja perusahaan ini dan perusahaan2 sejenis, tapi aku rasa nggak etis ya.
ReplyDeletesiapa bilang "belajar tapi digaji"? enggak banget. selama masa training nggak dapat uang saku, udah diterima kerja pun belum tentu dapat gaji. karena ketika perusahaan ini nggak dapat klien, otomatis nggak digaji. sucks, huh?
pokoknya nggak banget deh. nggak butuh orang jenius kok buat tau klo perusahaan ini nggak bonafide.