Menyesuaikan diri dengan hal baru bukan sesuatu yang mudah bagiku. Dan belakangan ini aku harus berusaha. Jadi inget tulisan Desi tentang transisi...
Sudah seminggu balik ke Bandung, masih saja home sick. Ini gara-gara lama di rumah nih. Kangen sama Yesti, kangen sama masakan Mami (meski Mami jarang masak :p), kangen sama kasurku yang peyot itu. Aduhh, pengen pulang lagi...
Trus juga harus menyesuaikan lagi dengan ritme kehidupan Bandung. Udara dingin, makanan seadanya ala anak kost, bersibuk-sibuk lihat lowongan kerja di koran, kirim surat lamaran, kembali buka karir.com, pcd.itb.ac.id, sama jobsdb.com... Huh, kesibukan yang agak membosankan.
Yang paling kerasa: harus menyesuaikan diri dengan dua penghuni kost baru. Masih gelap, belum kenal. Trus trus, ternyata aku kangen juga sama Maya, temen sebelah kamar yang kini kerja di Jakarta. *Aiihhh, Maya... Aku kangen sama kamu... Kangen sama celotehanmu, sama kelembamanmu, sama obrolanmu, sama style-mu yang easy going, cuek, dan apa adanya... Juga kangen blusukan lagi ke kamarmu minjem installer, CD writer, atau nonton film bareng-bareng... Sekarang nggak ada lagi yang rajin ngunci pagar dan pintu depan sepeninggalmu (secara aku males keluar gitu loh :p). Huhuhu, Maya... I miss u...*
Huh, aku benci masa transisi ini.
Sudah seminggu balik ke Bandung, masih saja home sick. Ini gara-gara lama di rumah nih. Kangen sama Yesti, kangen sama masakan Mami (meski Mami jarang masak :p), kangen sama kasurku yang peyot itu. Aduhh, pengen pulang lagi...
Trus juga harus menyesuaikan lagi dengan ritme kehidupan Bandung. Udara dingin, makanan seadanya ala anak kost, bersibuk-sibuk lihat lowongan kerja di koran, kirim surat lamaran, kembali buka karir.com, pcd.itb.ac.id, sama jobsdb.com... Huh, kesibukan yang agak membosankan.
Yang paling kerasa: harus menyesuaikan diri dengan dua penghuni kost baru. Masih gelap, belum kenal. Trus trus, ternyata aku kangen juga sama Maya, temen sebelah kamar yang kini kerja di Jakarta. *Aiihhh, Maya... Aku kangen sama kamu... Kangen sama celotehanmu, sama kelembamanmu, sama obrolanmu, sama style-mu yang easy going, cuek, dan apa adanya... Juga kangen blusukan lagi ke kamarmu minjem installer, CD writer, atau nonton film bareng-bareng... Sekarang nggak ada lagi yang rajin ngunci pagar dan pintu depan sepeninggalmu (secara aku males keluar gitu loh :p). Huhuhu, Maya... I miss u...*
Huh, aku benci masa transisi ini.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteMasak udah empat tahun lebih tinggal di Bandung masih butuh penyesuaian juga? ;p
ReplyDelete*junk mode on*
heh, siapa bilang empat tahun, tom? salah ituuuu....
ReplyDeletewong enam tahun kok, hehehehe :p