Monday, October 11, 2004

Rindu Pada Rabb-ku

Tik-tak jarum hidup sayup tertatih
Reyot namun telah dalam tertoreh
Meninggalkan ukiran kebahagiaan maupun guratan kepedihan
Pada wajah keriput yang bersinar

Telah lama aku mencumbui kehidupan, kataku
Jatuh bangun dan kadang tersaruk melangkah
Tapi aku bahagia dan memaknai, kataku
Karena aku hidup bersama Rabb-ku dan kekasih-Nya

Helai-helai benang yang dulu terjalin kini terurai
Terawang mata dan senyum lembut sapa kilau sang sutra
Namun tiada tertekuk saat sambut yang kusut
Niscaya semua ada artinya

Kala helai terakhir tecerabut
Kupastikan mentari perlahan tenggelam
Dan aku akan pulang
Karena rindu mengalirkan air mata dan meringankan jiwa

No comments:

Post a Comment