tumbuh, tertawa, sepatah-patah melangkah pada tahun-tahun pertama
untuk kemudian dilepaskan ke dunia
aku mengikatkan ujung taliku pada sebuah rumah:
sementara ujung yang satu kubawa berkelana
suatu saat kugulung satu-satu untuk menemukan jalan pulang
aku menuntaskan rinduku pada sebuah rumah:
pada rasa memiliki, pada rasa kehilangan, pada bingkai-bingkai kenangan
yang terserak antara ada dan tiada
meski jauh dan melelahkan rupa-rupa perjalanan
aku tak pernah lupa pada sebuah rumah:
tak akan pernah mampu aku berumah dalam pengembaraan dan keterasingan
pada akhirnya, betapa ingin aku segera melabuhkan asa pada sebuah rumah:
yang tersandar pada sebidang bahu yang kukuh
untuk bersama meraih rumah tertinggi di sisi-Nya
No comments:
Post a Comment