Sunday, July 11, 2021

Rumah


Apa makna rumah bagimu? Dalam bahasa Inggris, kata house dan home sama-sama bermakna rumah. House memiliki arti rumah dalam bentuk fisik (building) yang dibangun dari berbagai material dan mewujud dalam dimensi kebendaan. Sementara home lebih jauh dari itu, melibatkan perasaan … eh, kok jadi mengutip quote Pidi Baiq 😂

Memang benar home melibatkan perasaan dalam pemaknaannya. Barangkali dalam perasaan itu ada kehangatan, kebersamaan, keakraban, cinta, kasih sayang, you name it. Tidak semua house bermakna home bagi penghuninya. Demikian pula tidak semua home harus berupa sebuah house. Home is where your heart is. Kalau kata suamiku, home adalah di mana istri dan anak-anaknya berada. Aseeeek 🤣

Balik lagi ke pertanyaan awal: sejatinya apa, sih makna rumah itu? Let’s check this out.

"Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal (tempat ketenangan) dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu)." (Q.S. An-Nahl: 80)

Sebagai hamba Allah tentunya kita harus kembali pada definisi Allah dalam memandang segala sesuatu. Dalam tafsir ayat di atas, Allah mengatakan bahwa rumah adalah tempat tinggal yang memberi kita ketenangan dari berbagai gangguan lahir dan batin. Allah juga menjadikan rumah dalam bentuk kemah-kemah yang ringan dan mudah dibawa pada waktu bepergian dan untuk digunakan saat bermukim di tempat tertentu.

Dalam banyak ayat Al Quran, rumah memiliki beberapa makna:
  1. Sebagai tempat ibadah untuk meraih keridaan Allah.

  2. Sebagai madrasah tempat tarbiyah (edukasi dan pembinaan) dalam mendidik pasangan dan anak-anak.

  3. Sebagai benteng untuk menjaga iman keluarga.

  4. Sebagai sumber ketenangan dan tempat istirahat melepas lelah.

  5. Sebagai tempat silaturahim.

"Empat hal yang membawa kebahagiaan, yaitu perempuan salehah, rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang enak." (H.R. Ibnu Hibban).

Sejak berkeluarga hingga saat ini aku telah berpindah-pindah di empat rumah, salah satunya adalah rumah kontrakan. Entah karena diriku ini seorang melankolis atau bagaimana, selalu ada perasaan sedih dan haru kala harus meninggalkan rumah lama untuk berpindah ke rumah baru. Memori bertahun-tahun berkelebat dalam benak semata-mata karena terlampau banyak kenangan yang melibatkan perasaan, tertinggal di sana. Rumah-rumah itu bukan hanya bangunan fisik buatku, lebih jauh dari itu: mereka adalah home yang menjadi saksi keluargaku mencinta dan bertumbuh. Rumah-rumah itu … adalah juga keluarga bagiku 🥺

Oleh karena itu, hatiku tercabik kala mengingat rumah lamaku kini hanya berteman sepi dan debu. Tak ada tawa, tak ada cahaya, tak ada kehidupan di dalamnya 😭

Kembali ke Q.S. An-Nahl: 80, Allah menjadikan rumah sebagai tempat kesenangan sampai waktu tertentu. Mengapa demikian? Tentu saja karena dunia ini fana. Pada hakikatnya semua kepemilikan kita di dunia ini hanya sementara. Ayat ini menjadi pelipur lara bagiku karena menyadarkan bahwa kampung akhirat adalah rumah yang sebenar-benarnya, tempat kita semua akan kembali.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Q.S. Al-An’am: 32)

No comments:

Post a Comment