Friday, April 11, 2008

Kritik

Habis baca postingan Ilma yang ini, ternyata hari ini giliranku dikritik. Alhamdulillah cara ngritiknya elegan.

Ceritanya, tadi seperti biasa aku ke suatu ruangan untuk ikut Nana memperbaiki komputer. Entah kenapa --perasaan, aku biasa-biasa aja deh-- di ruangan itu ada yang sedikit sensi *hahaha* lalu mengkritik aku tentang sesuatu. Meskipun aku tahu bahwa kedewasaan seseorang bisa dilihat dari caranya menerima kritik, mau tak mau aku protes. Okelah, mungkin di satu sisi aku salah. Dan okelah, mungkin aku sedikit kekanakan menghadapi kritik itu. Masalahnya, orang tersebut mengkritikku tentang sesuatu yang dia juga nggak sempurna menjalankannya. Oalahh, mbok ya kalau ngritik itu lihat diri sendiri dulu, instropeksi dulu.

Kritik itu tadi cukup membuatku merenung. Bagaimanapun juga, terima kasih telah mengkritik. Cuma... sekarang aku jadi rada males dekat-dekat ke ruangan itu untuk sementara waktu, takut jadi terluka lagi :D

Kesimpulan: lebih enak berinteraksi dengan rekan laki-laki daripada perempuan, rekan laki-laki itu kalau mengkritik bisa objektif...

1 comment:

  1. yus..
    aku juga sering dibilang kalo ngeritik ngaca dulu (sama mas nova)

    maksudku sama dia meluruskan, tapi aku sendiri ga sadar kalau aku juga masih belum lurus..kupikir diriku sudah cukup untuk mengkritik..ternyata belum to :(.

    walau begitu agar komunikasi tetap lancar, aku masih menyampaikan pendapatku, termasuk kritikan itu.

    soal rekan kerja perempuan, aku emang lebih hati2..jauh lebih ati2 lah dibanding sama rekan kerja laki2 yang aku cenderung nyantai.

    ReplyDelete