Tuesday, April 22, 2008

Jalan Sendiri

Sabtu pagi, aku memutuskan untuk menjalankan rencanaku bersenang-senang seorang diri. Nggak ada suami bukan berarti dunia kiamat kan Jadilah akhirnya hari itu aku mondar-mandir sendirian.

Ke RS St. Borromeus

Pukul tujuh lebih aku sudah sampai. Rencananya aku mau ikut senam hamil untuk pertama kalinya. Hari sebelumnya aku sudah telepon, katanya senam dimulai pukul setengah delapan. Tapi kok ini loket registrasinya belum buka. Kata satpam, susternya mungkin masih berdoa. Ya sudah, aku tunggu saja.

Hampir pukul delapan, loket baru buka. Setelah urusan registrasi selesai, aku beranjak ke aula tempat senam. Huhuhu, bumil-bumil yang lain pada ditemani suami. Iseng aku sms suami mengabarkan hal itu. Dia bilang maaf karena nggak bisa menemani, hehehe.

Ternyata senam hamilnya ringkas banget. Waktunya memang satu jam, tapi gerakan yang diajarkan kurang mendalam. Jadi kita diajari banyak gerakan tapi prakteknya sebentar-sebentar. Pikirku, wah percuma ini kalau cuma ngandalin waktu senam. Bentar banget. Harus praktek sendiri di rumah juga. Tapi pas mau praktek lagi di rumah, gerakan-gerakannya udah pada lupa, hehehe.

Pukul setengah sebelas aku cabut dari tempat senam, setelah sebelumnya mendapat secangkir minuman kacang hijau hangat dan mendengarkan penyuluhan seputar kehamilan dan persalinan.

Ke Masjid Salman ITB

Karena paginya belum sarapan, aku mampir ke kantin Salman. Duh, kangen juga. Dulu pas masih mahasiswa, aku sering banget makan di sini. Selesai makan, kuputuskan menanti adzan dhuhur sekalian. Aku duduk selonjoran di emper tempat wudhu akhwat sambil baca novel Ayat-Ayat Cinta (I know, I know… I’m kinda too late to read this novel). Angin sepoi membuatku terkantuk. Akhirnya aku mengusir jenuh dengan memandang berkeliling.

Pemandangan Salman masih sedinamis yang dulu. Orang-orang banyak berlalu lalang di antara Gedung Kayu dan Selasar Hijau. Di pelataran di bawah menara masjid, sekelompok aktivis unit Salman tengah berkoordinasi. Sementara di ruang utama masjid sedang diadakan dialog dan tatap muka dengan Ustadz Yusuf Mansur dan kru film Kun Fayakuun (pantesan waktu itu Masjid Salman kok rame banget, lagi ada tamu dari Jakarta ini rupanya).

Shalat dhuhur berjamaah diimami oleh Pak Samsoe Basaruddin. Kangen juga diimami beliau, hehehe. Habis itu aku langsung pergi lagi, bertolak ke tempat berikutnya. Masjid Salman selalu mampu membuatku merasa damai. Beruntung sekali dulu aku sempat mencicipi beraktivitas dan berorganisasi, sekaligus bertemu orang-orang hebat di tempat ini.

Ke Salon Nurita

Oya, ini saatnya memanjakan diri sendiri. Nyalon bo! Pengen creambath, sembari nyantai dan terkantuk-kantuk merasakan pijatan si mbak kapster. Berhubung punggungku mulai sakit lagi, jadi aku berharap pijatan si mbak bisa bikin relaks. Eh, ternyata mijatnya nggak sampai punggung bawah, padahal yang sakit bagian itu. Ya sudahlah.

Ke Kids Expo di Sabuga

Habis dari salon, aku langsung ke Sabuga. Wah, rame banget. Banyak yang jual makanan pula *hahaha, lapar mata*. Isi gerai pamerannya kebanyakan tentang tempat pendidikan anak dan jualan mainan edukatif anak. Waduhh, mainan edukatif anak kok mahal-mahal ya. Anakku nanti mau dibelikan apa, bangkrut ayah bundanya, hehehe. Kelak beli dari tempat Mbak Dini aja, lebih terjangkau.

Mengenai pendidikan anak sendiri, aku tertarik sekali sama suatu sekolah yang menawarkan konsep sekolah seperti Tomoe Gakuen (hayo, siapa yang nggak tahu?). Konsep sekolah kayak gini yang aku anggap ideal. Sayangnya kok lulusan sekolah ini belum diakui Diknas ya. Hhh, moga nanti pas anakku masuk sekolah, sekolah ini sudah lebih mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain.

Aku juga beli buku di sini: Pudarnya Pesona Cleopatra (I know, I know… I’m kinda too late to buy this book). Setahun yang lalu aku pernah dapat rekomendasi untuk baca buku ini dari Tommi. Sebelum pulang, aku mampir ke gerai es krim Slurrpp… Dapat tiga scope: rasa anggur, duren, sama vanilla. Sekali lagi memanjakan diri sendiri.

Di Rumah

Pas sampai di rumah, pas Nanny 911 dimulai. Acara favorit. Belajar banyak dari sini tentang pengasuhan anak. Yang belum pernah nonton, rugi banget deh. Ilmu menghadapi anak lumayan juga lho didapat dari tayangan ini. Berharap semoga anak-anakku kelak nggak seperti anak-anak di Nanny 911, hehehe.

Selepas maghrib, aku ngerasa lemes dan pusing. Kecapekan ‘kali ya. Udah gitu mau makan malam males banget. Aduh, kalau ketahuan suamiku bisa dimarahi. Habisnya badan rasanya nggak enak gitu. Akhirnya aku tidur sore. Meninggalkan laptop masih menyala. Jalan sendiri seharian diakhiri dengan tidur pulas memeluk guling

1 comment:

  1. Sama...
    Aku juga di hari itu ikutan bedah film Kun Fayakuun.
    Trus, ke pameran pendidikan anak di Sabuga.

    Kalau novel AAC dan PPC, udah baca 3 tahun lalu :D

    ReplyDelete