Monday, September 22, 2008

Blog Pribadi

Sekarang aku nggak lagi merasa nyaman nulis di blog ini. Gara-gara peristiwa ini, aku jadi merasa harus nulis yang senang dan yang baik saja dari kehidupanku. Nanti kalau aku nulis yang sedih dikit aja, ada yang protes lagi. Dibilangnya aku sebagai orang yang nggak bersyukur, yang selalu sedih dan mellow.

Hhhh, padahal sebenarnya siapa yang bisa melarang aku nulis apa aja? Ini kan blog pribadiku. Kalau aku nulis yang senang-senang aja, kalau aku pura-pura bahagia terus, apa malah nggak fake tuh? Tersenyum saat tertekan, tertawa saat hati menangis? *jadi ingat sms-nya Wiwit* Apa malah nggak bikin sakit jiwa tuh, bersikap palsu kayak gitu?

Tau nggak, derita jiwa *halah bahasanya* yang nggak dikeluarin itu bisa bikin sakit. Sebagai manusia, tentu ada hal-hal nggak enak, mana mungkin bahagia terus. Dan sebagai pemilik tunggal blog ini, seharusnya sah-sah aja kalau aku mau nulis yang sedih-sedih dong ya. Toh itu curhatku yang disalurkan lewat tulisan. Memangnya si pembaca yang protes itu bakalan mau nanggung kalau aku sakit jiwa?

Oke, oke... nggak perlu hiperbolis. Intinya, sekarang aku merasa nggak terlalu nyaman dengan blog ini. Sekarang aku punya blog rahasia yang bisa kutulisi sesuka hati, bahkan mengumpat pun nggak ada orang yang bakal protes hehehehehe. Nggak boleh pada tau, namanya juga rahasia.

Well, aku nggak suka sama orang yang palsu. Makanya aku nggak mau jadi seperti itu.

6 comments:

  1. Kenapa harus tersinggung kalau anda dibilang sebagai orang sedih atau kurang bersyukur? Kalau ada yang mengkritik, jadikan itu bahan introspeksi diri. Orang yang gak mau dikritik itu orang yang sombong lho!
    Dan klau saya amati, blog anda isinya memang banyak sedihnya daripada senangnya. Anda sepertinya orang labil, suka berkeluh kesah terhadap pilihan hidup anda sendiri.
    Ini kritikan saya buat anda lho, mau terima atau malah balik menghujat saya silakan anda! Yang jelas itulah diri anda di mata saya.

    ReplyDelete
  2. kalau memang hal2 yang bersifat pribadi tulis di buku harian aja teh. saya juga males baca blog orang yang isinya sedih dan banyak mengeluhnya. harusnya orang punya blog itu bisa memberi semangat orang lain, bukan malah bikin orang lain kasihan.

    ReplyDelete
  3. Setuju dengan mbak/mas Indri (?)
    Karena apa yang kita tulis akan kita pertanggungjawabkan di hadapan 4JJI.
    Kalau kita bikin tulisan yang membangkitkan semangat orang lain, kan dapat pahala.
    Nah, kalau kita bikin tulisan yang isinya sedih dan keluh kesah bisa-bisa kita dapat dosa. Kan orang Islam dilarang bersedih dan berkeluh kesah (apalagi sedih dan keluh kesahnya dipublikasikan ke semua orang). Ada ayatnya di Qur'an, kalau anda sering baca Qur'an pasti anda tahu dan tidak bakal nulis yang seperti itu.
    Tapi wallahu a'lam anda sering baca Qur'an atau tidak, lha tulisan anda sedih-sedih mulu.

    ReplyDelete
  4. Buat Bung Agus Syafi'i dan Mas/Mbak Indri:

    Duh senangnya memulai hari dengan membaca kritik kalian :) meski itu membuat saya sedikit gemetar :p

    Alhamdulillah saya bukan orang yang anti kritik (baca http://yustika.blogspot.com/2008/04/kritik-2.html). Saya orang yang labil? Hmmm, bisa jadi memang demikian. Thanks untuk sekali lagi mengingatkan. Dan saya nulis blog sejak 2004 lho. Apa benar sejak 2004 itu isinya memang banyak sedihnya daripada senangnya? Kalau iya, wah saya minta maaf. Tidak bermaksud ikut bikin sedih, saya cuma nggak mau jadi orang palsu. Saya selalu ingin jadi orang yang jujur dan apa adanya, tidak menutup-nutupi. Kalau saya sedih, saya ingin bilang sedih. Kalau saya happy, tentu saya juga ingin bilang happy :)

    Trus, saya juga tidak bermaksud bikin orang lain kasian, Mas/Mbak Indri. Blog ini kan fungsinya juga untuk bertukar kabar dgn teman2 saya yang lama tak sua. Tentu saya ingin mereka tau apa adanya. Setiap orang kan ada up & down-nya.

    Kenapa orang mesti berdosa baca blog saya, Bung Syafi'i? Apakah saya nulis tentang hal2 berbau kemaksiatan? Nggak kan? Kalau Anda pernah baca biografi orang, pasti dikisahkan juga tentang kesedihan dan kegagalan. Dan kalau saya belum bijak dalam menyikapi kesedihan dan kegagalan, seperti yang saya pernah bilang... saya sedang berproses. Sabar sedikit ya, Bung... terhadap proses saya ini.

    Saya tau Qur'an melarang sedih dan keluh kesah. Tapi apakah lantas hal itu bisa bikin kita nggak sedih sama sekali? Bukan manusia dong namanya.

    Sekali lagi, saya tidak anti terhadap kritik. Saya cuma ingin orang mengkritik saya dengan fair, bukannya menjudge. Karena yang benar2 tau tentang diri saya cuma saya dan Allah.

    Terima kasih atas kritik2 yang indah ini. Asli saya membacanya dengan tersenyum. Alhamdulillah masih ada yang peduli dengan saya lewat lontaran kritik2 ini.

    ReplyDelete
  5. Kalo mau nulis, ya nulis aja sesuka hati kamu. Buat yang singgah ke blog ini, mau baca ya baca aja. Tidak semua orang sama, jangan mengukur orang lain dengan baju kita. Terus nulis ya yus, masih banyak yang seneng baca tulisan kamu kok. Manusiawi orang itu sedih, yang penting jadi diri kamu apa adanya. Jangan terlalu pake topeng dalam menulis sehingga berkesan hidup kamu sempurna, ikuti aja apa kata hatimu jangan menipu diri sendiri dan orang lain. Orang nulis kok diatur-atur harus nulis yang seneng tok.

    ReplyDelete
  6. Hihihi..lucu juga baca komentar-komentar yang sudah ada, menurut hemat saya, seseorang memiliki sebuah blog minimal adalah untuk berbagi, entah itu curhatan hati (sedih/senang), ilmu, kritikan, deelel :D Mari berbagilah melalui blog dengan apa yang kita punya, bisa, dapat dan kita rasakan :)

    ReplyDelete