Tuesday, July 05, 2005

Otak Kanan Versus Otak Kiri

Benarkah manusia bisa dikotak-kotakkan sedemikian simpel berdasar kemampuan otak kanan dan otak kirinya? Benarkah ketika kemampuan eksakta seseorang begitu tinggi, sense seninya menjadi begitu rendah, dan sebaliknya? Sesimpel itu?

Saya mengenal seseorang yang sangat pintar di bidang eksakta, tapi ia tidak menyukai hal-hal yang berbau seni. Saya juga mengenal orang lain yang juga pintar di bidang eksakta, tapi masih menikmati hal-hal yang berbau seni. Jadi, bagaimana? Apakah ini ada hubungannya dengan minat masing-masing orang?

Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan di atas muncul lebih karena saya ingin mengenali diri saya sendiri. Sejak SD, kemampuan eksakta saya bisa dibilang lebih dominan, meskipun saya sudah mulai sering menulis fiksi waktu itu (bukankah menulis fiksi juga termasuk seni?). Saat kuliah, saya lebih bingung lagi. Eksakta yang saya pikir merupakan dunia saya, ternyata menjadi hal yang tidak terlalu menyenangkan lagi. Justru kini saya lebih menikmati seni; lewat karya-karya sastra, karya-karya fotografi, lukisan-lukisan, sinematografi, seni arsitektur, bahkan seni teater.

Namun, untuk dibilang sebagai pelaku seni, tentu saja masih jauh sekali. Saya hanya sekedar penikmat seni. Jadi, bagaimana? Saya termasuk ”orang otak kanan” atau ”orang otak kiri”? Ah, entahlah...

No comments:

Post a Comment