Kau hentikan waktu
dengan riak yang berpusing dan sejuta galau yang membias kabut
Mendung turun satu-satu
mencipta segaris bisu lalu diam-diam menjelma sunyi
Bahkan sepi merajai ruang antara kita
mencerabut uluran tangan, menepikan pandang teduh itu
Dalam segala resahmu ada cintaku
Pada segala keluhmu ada basuh rinduku
Tiap tetes embun matamu tercurah pula sayangku
Maka mengapa mesti menyerahkan mentari pada sang senja
sementara dalam tiap desah nafasmu ada dekap kasihku
No comments:
Post a Comment