”...aku semakin mencintai istriku,” kalimat itu dibisikkannya pelan ketika membangunkan aku dari tidur siang Ahad lalu. Mataku langsung terbuka lebar. Aku tersenyum takjub. Tumben amat dia bilang begitu. Soalnya dia ini tipe orang yang mengekspresikan perasaan dengan perbuatan, bukan dengan kata-kata.
Spontan aku berkata, ”Kok tumben bilang begitu, Yang?”
Hmm, ternyata jawabannya simpel. Dia bilang, ”Karena istriku mau berjuang.”
Oh, ternyata yang dimaksudnya adalah karena aku mau berjuang mengais nafkah di Bandung, menjalani kehidupan berpisah dalam kondisi hamil, sesuai keinginannya tentang aku sebagai wanita bekerja.
Hmm, ternyata taat pada suami itu berbuah keridhaannya pada kita ya. Jadi senang mendengarnya. Seolah peluh dan air mata yang menetes selama ini terbasuh sudah oleh segarnya telaga keridhaan suami. Semoga hal ini juga bernilai ibadah di mata Allah.
*Selamat ulang tahun untukmu juga, Sayang. Semoga usiamu barokah, istiqomah di jalan Allah, bahagia dunia akhirat, selalu sukses, tambah sholeh, jadi imam terbaik buat keluarga. I love you more and more.*
Spontan aku berkata, ”Kok tumben bilang begitu, Yang?”
Hmm, ternyata jawabannya simpel. Dia bilang, ”Karena istriku mau berjuang.”
Oh, ternyata yang dimaksudnya adalah karena aku mau berjuang mengais nafkah di Bandung, menjalani kehidupan berpisah dalam kondisi hamil, sesuai keinginannya tentang aku sebagai wanita bekerja.
Hmm, ternyata taat pada suami itu berbuah keridhaannya pada kita ya. Jadi senang mendengarnya. Seolah peluh dan air mata yang menetes selama ini terbasuh sudah oleh segarnya telaga keridhaan suami. Semoga hal ini juga bernilai ibadah di mata Allah.
*Selamat ulang tahun untukmu juga, Sayang. Semoga usiamu barokah, istiqomah di jalan Allah, bahagia dunia akhirat, selalu sukses, tambah sholeh, jadi imam terbaik buat keluarga. I love you more and more.*
No comments:
Post a Comment