Dalam hidup ini, kita tentu pernah menghadapi pengecualian-pengecualian. Ada yang enak, ada yang tidak enak. Sebagai ibu hamil, aku pernah mengalami pengecualian yang enak :) karena diistimewakan. Yah, misalnya saja ketika ada seseorang yang melihat perut gendutku lalu menawarkan tempat duduk. Meskipun pada bulan-bulan awal kehamilan, saat perutku belum gendut, aku tak mendapat perlakuan istimewa ini karena orang belum ngeh kalau aku hamil. Padahal bulan-bulan awal itu justru riskan lho, kandungan belum kuat, sementara waktu itu aku masih sibuk bergelantungan di bis tanpa seorang pun menawarkan tempat duduk. Tidak juga para lelaki yang melihatku. Huh, katanya gentlemen... katanya ladies first... ternyata kaum lelaki kita pada nggak peka. Tak perlu tahu bahwa aku hamil, kalau melihat perempuan berdiri di bis atau di tempat umum lainnya, harusnya mereka menawarkan tempat duduk dong.
Kembali ke hal pengecualian, suatu hari aku mengalami pengecualian yang tidak enak :( Hari itu di kantor habis makan-makan, lalu makanannya sisa banyak. Teman-teman yang masih muda-muda, karena dianggap anak kost, pada dibekali makanan untuk dibawa pulang. Nah, dalam hal ini aku masuk pengecualian. Apa karena statusku sudah menikah jadi dianggap bukan anak kost? Padahal aku kan tinggal sendirian di kontrakan. Padahal tiap pulang kerja aku juga beli makan di warung buat dibungkus pulang :(
Oke, oke. Ini bukan masalah diberi makanan atau tidak. Don’t get me wrong. Ini hanya sekedar curhat, bahwa ketika kita dikecualikan *dalam hal yang tidak mengenakkan*, kita lantas berpikir bahwa kita ”beda”, kita ”tidak dianggap”, atau apalah sebutannya. Dan tentu saja, perasaan ”tidak dianggap” ini sangat tidak nyaman.
Yah, semoga saja perasaanku salah. Mungkin ini bawaan ibu hamil yang perasaannya jadi terlalu sensitif >_<
Kembali ke hal pengecualian, suatu hari aku mengalami pengecualian yang tidak enak :( Hari itu di kantor habis makan-makan, lalu makanannya sisa banyak. Teman-teman yang masih muda-muda, karena dianggap anak kost, pada dibekali makanan untuk dibawa pulang. Nah, dalam hal ini aku masuk pengecualian. Apa karena statusku sudah menikah jadi dianggap bukan anak kost? Padahal aku kan tinggal sendirian di kontrakan. Padahal tiap pulang kerja aku juga beli makan di warung buat dibungkus pulang :(
Oke, oke. Ini bukan masalah diberi makanan atau tidak. Don’t get me wrong. Ini hanya sekedar curhat, bahwa ketika kita dikecualikan *dalam hal yang tidak mengenakkan*, kita lantas berpikir bahwa kita ”beda”, kita ”tidak dianggap”, atau apalah sebutannya. Dan tentu saja, perasaan ”tidak dianggap” ini sangat tidak nyaman.
Yah, semoga saja perasaanku salah. Mungkin ini bawaan ibu hamil yang perasaannya jadi terlalu sensitif >_<
mereka mikirnya kamu udah mampu yus..kamu kerja..suami nanggung biaya hidup sehari2 termasuk makan..atau mereka mikir mungkin kamu mau masak sendiri gitu.
ReplyDeleteto ilma:
ReplyDeleteiya 'kali ya, kekekekek...
udah nggak usah didengerin aja curhatan ibu hamil ini :p