Habis baca-baca blog-nya Mbak Retno, kenalan asal Kediri yang kini tinggal di Bosnia karena suaminya asli sana, aku jadi teringat impian-impian masa lalu. Di blog itu pula aku bersentuhan dengan kisah hidup Mbak Retno yang seperti dongeng. Dia dan suaminya bertemu via internet. Sama-sama muslim, berkenalan, kemudian menikah. Akhirnya Mbak Retno mengikuti suaminya ke negeri jauh. Benturan budaya justru menjadi pernak-pernik yang menarik dalam hidupnya.
Lalu barusan aku baca tentang cerita Mbak Retno menjodohkan temannya asal Bandung dengan pria muslim Denmark, setelah sang pria meminta tolong mencarikan calon istri muslimah. Mereka dikenalkan, dan akhirnya menikah.
Weeeiii... dulu kayaknya aku juga pernah bermimpi bersuamikan pria muslim asal Eropa. Inggris tepatnya. Sejak jatuh cinta dengan FA Premier League, aku kepengen banget pergi ke Inggris. Kayaknya negerinya asyik ditinggali. Sampai mati-matian belajar segala sesuatu soal Inggris. Sampai mati-matian pula surfing ke chatroom-chatroom muslim internasional. Tapi ketemunya malah keseringan sama orang-orang Asia Selatan dan Timur Tengah kayak India, Pakistan, Bangladesh, Iran, Arab. Nggak selera banget. Eh, sempat ketemu sama pria muslim Prancis ding (waktu itu kita rame banget ngomongin Piala Eropa). Tapi usut punya usut, ternyata dia imigran asal Pakistan. Yehhh, sama aja bo’ong.
Hahahaha... kalau dipikir-pikir lagi, gila ’kali ya, aku waktu itu. Seperti pungguk merindukan bulan. Eh, tahu-tahu malah dapat kenalan Mbak Retno yang kisah hidupnya asli kayaknya asyik banget: tinggal di negara empat musim, ketemu salju, belajar hal-hal baru, bersuamikan bule muslim pula, hehehehe. Jadilah aku yang udah mupeng, makin mupeng. Rumput tetangga emang selalu kelihatan lebih bagus.
Nggak tahunya aku malah dapat orang Jawa asli! Nggak jauh-jauh: masih satu daerah asal, masih satu SMU, hehehe. Bahasa Jawa-nya: pek-nggo alias ngepek tonggo alias... (Bahasa Indonesia-nya ngepek apaan sih?) Pulang kampung bareng, ngobrol nyambung dengan segala ke-medhok-an kita, satu-selera satu-rasa satu-budaya.... weiiiii, ternyata asyik ’kali pun! Hahahaha... Piss ya, Mas Catur!
[alhamdulillah wa syukurillah... that I’ve found you...]
Lalu barusan aku baca tentang cerita Mbak Retno menjodohkan temannya asal Bandung dengan pria muslim Denmark, setelah sang pria meminta tolong mencarikan calon istri muslimah. Mereka dikenalkan, dan akhirnya menikah.
Weeeiii... dulu kayaknya aku juga pernah bermimpi bersuamikan pria muslim asal Eropa. Inggris tepatnya. Sejak jatuh cinta dengan FA Premier League, aku kepengen banget pergi ke Inggris. Kayaknya negerinya asyik ditinggali. Sampai mati-matian belajar segala sesuatu soal Inggris. Sampai mati-matian pula surfing ke chatroom-chatroom muslim internasional. Tapi ketemunya malah keseringan sama orang-orang Asia Selatan dan Timur Tengah kayak India, Pakistan, Bangladesh, Iran, Arab. Nggak selera banget. Eh, sempat ketemu sama pria muslim Prancis ding (waktu itu kita rame banget ngomongin Piala Eropa). Tapi usut punya usut, ternyata dia imigran asal Pakistan. Yehhh, sama aja bo’ong.
Hahahaha... kalau dipikir-pikir lagi, gila ’kali ya, aku waktu itu. Seperti pungguk merindukan bulan. Eh, tahu-tahu malah dapat kenalan Mbak Retno yang kisah hidupnya asli kayaknya asyik banget: tinggal di negara empat musim, ketemu salju, belajar hal-hal baru, bersuamikan bule muslim pula, hehehehe. Jadilah aku yang udah mupeng, makin mupeng. Rumput tetangga emang selalu kelihatan lebih bagus.
Nggak tahunya aku malah dapat orang Jawa asli! Nggak jauh-jauh: masih satu daerah asal, masih satu SMU, hehehe. Bahasa Jawa-nya: pek-nggo alias ngepek tonggo alias... (Bahasa Indonesia-nya ngepek apaan sih?) Pulang kampung bareng, ngobrol nyambung dengan segala ke-medhok-an kita, satu-selera satu-rasa satu-budaya.... weiiiii, ternyata asyik ’kali pun! Hahahaha... Piss ya, Mas Catur!
[alhamdulillah wa syukurillah... that I’ve found you...]
No comments:
Post a Comment