Menjelang petang, hujan deras, dan selasar TVST. Di sampingku, dua teman menunggu reda sembari berbincang tentang sesuatu yang sangat sangat serius (?). Aku nggak fokus, sibuk memandang butiran hujan sambil menikmati ritmenya. Hmm, terapi alam yang efektif, bikin rileks dan bikin lupa (sebentar) sama masalah.
Seorang teman menghentikan bicara, meminta pendapat. Hah, aku kaget. Nggak nyangka bakal nanya. Nggak ngerti mau ngomong apa. Jadinya aku malah ungkapkan saja apa yang ada di otak, apa yang ada di hati. Nggak peduli nyambung atau nggak.
Ah, teman. Mengapa kau terlampau serius memandang hidup ini? Kita ini kan manusia juga, bukan malaikat. Atau, tunggu… mungkinkah aku yang terlalu santai menjalani semuanya? Iya, gitu? Hidup sudah sumpek, tak usah dibikin tambah sumpek. Gitu aja kok repot.
Seorang teman menghentikan bicara, meminta pendapat. Hah, aku kaget. Nggak nyangka bakal nanya. Nggak ngerti mau ngomong apa. Jadinya aku malah ungkapkan saja apa yang ada di otak, apa yang ada di hati. Nggak peduli nyambung atau nggak.
Ah, teman. Mengapa kau terlampau serius memandang hidup ini? Kita ini kan manusia juga, bukan malaikat. Atau, tunggu… mungkinkah aku yang terlalu santai menjalani semuanya? Iya, gitu? Hidup sudah sumpek, tak usah dibikin tambah sumpek. Gitu aja kok repot.
No comments:
Post a Comment