Friday, May 12, 2006

Terapi Dengan Makanan


Mas Catur: (telepon dari Cikarang) ”Lagi di mana?”

Aku: ”Lagi beli surabi enhaii.”

Mas Catur: ”Tumben?”

Aku: ”Iya, lagi pengen.”

Mas Catur: ”Lagi pengen atau lagi bete?”

Aku: (dalam hati) ”D*mn, you know me very well.

Ternyata cara masing-masing orang untuk menghilangkan suntuk itu berbeda-beda. Ada yang pergi main, baca buku, denger musik keras-keras, atau malah lari ke narkoba. Setelah kupikir-pikir, pola perilakuku dalam menghadapi kebetean itu ternyata lari ke makanan-makanan enak. Biasanya aku lari ke makanan-makanan favoritku yang --dalam takaranku-- cukup mewah, kayak coklat Silverqueen batangan yang gede, nasi goreng kambing, es durian Kantin Sakinah, empek-empek Pak Raden, ifumie MCCF, salad Pizza Hut, roti keju Breadtalk, surabi enhaii, atau makanan lain yang berkeju.

Nggak takut gendut? Nggak juga. Kan itu cuma sesekali. Biasanya habis menyantap makanan-makanan itu, mood-ku jadi naik lagi. Kalaupun masih bete, nggak parah-parah banget. Masalahnya bukan terletak pada takut gendut atau enggak, tetapi terletak pada kondisi keuangan saat itu. Kalau pas lagi bete banget tapi nggak punya uang, biasanya aku memilih tidur. Bisa pulas sampai lamaaaaa. Rekor terakhirku mencapai 8 jam, dari ba’da dzuhur sampai ba’da isya. Kebetulan pas lagi nggak punya kewajiban shalat. Itu terjadi pas aku habis pulang bimbingan dengan dosen, hehehe...

Pernah juga kejadian, suatu hari aku lagi bete banget. Trus mutusin untuk beli es durian. Habis beli es durian, betenya nggak ilang. Malah makin bete. Tahu nggak kenapa? Soalnya, uangku hari itu jadi habis dan dompetku jadi kering banget, huehehehe...

No comments:

Post a Comment