Di dalam kitab Bidayah Wa Nihayah, Ibnu Katsir menulis bahwa jauh sebelum Allah menciptakan manusia, Ia telah menciptakan bangsa jin dan mengutus mereka menjadi penghuni bumi. Namun, mereka malah berbuat kerusakan sehingga Allah mengutus Azazil (jin paling kuat) beserta bala tentara malaikat untuk memberantas bangsa jin dan mengusir mereka ke pulau-pulau di tengah laut. Setelah itu, Allah menciptakan Adam dan memberikan mandat kepada Adam dan keturunannya untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Secara etimologi, kata “khalifah” memiliki makna “pengganti”.
Manusia diamanahi menjadi pengganti bangsa jin untuk menjalankan misi menjaga
bumi dan untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini tersurat dengan jelas pada ayat-ayat
Alquran berikut ini:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh,
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (Q.S. Al Baqarah: 30)
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz Dzariyat: 56)
Secara umum, manusia memiliki dua tugas utama dalam
menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi. Tugas yang pertama adalah melestarikan
bumi, tidak berbuat kerusakan, dan menyejahterakan lingkungan. Tugas yang kedua
adalah menjalankan perintah agama atau syariat Allah. Oleh karena itu, jika
kita mau berpikir, sebenarnya manusia memiliki peran teramat besar untuk
menjaga keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini. Sayangnya karena ketamakan
dan ketidakpedulian manusia, bumi di masa kini menjadi carut-marut oleh banyak
permasalahan lingkungan.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).” (Q.S. Ar Ruum: 41)
Banyaknya bencana alam seperti banjir dan longsor, banyaknya
sampah yang memadati bumi, banyaknya ekosistem yang rusak … sejatinya adalah
karena ulah tangan manusia itu sendiri. Mother earth yang memberikan manusia
kehidupan justru bertepuk sebelah tangan karena manusia tidak ambil peduli
dengan kerusakan yang dibuatnya. Bahkan teknologi modern hasil pemikiran
manusia juga memberi andil dalam kerusakan lingkungan, seperti pesawat
supersonic yang dapat merusak atmosfer, zat dari refrigeran dan air conditioner
yang berakibat pada penipisan ozon, atau kemasan plastik yang tidak dapat
terurai selama ratusan tahun.
Selama empat miliar tahun lebih usia bumi, semakin lama ia semakin penat oleh kerusakan dan kehancuran. Masalah lingkungan adalah masalah kita bersama sebagai umat manusia. Oleh karena itu, berbuat sesuatu demi lingkungan dan menyebarkan kesadaran untuk kembali peduli pada lingkungan adalah tugas kita semua. Bukan hanya karena bumi sudah terlampau rusak, melainkan juga karena kelak kita akan ditanya oleh Allah: sudah sejauh mana upaya yang kita lakukan dalam menjalankan misi kita sebagai khalifah penjaga bumi?
No comments:
Post a Comment