Sebelum 2005, kesehatan tidak pernah menjadi prioritas buatku. Sebagai anak indekos semasa kuliah, hobiku begadang dan makan mie instan. Baru setelah masa-masa Tugas Akhir tahun 2005 aku mulai rutin melakukan senam aerobik. Awalnya untuk mengisi waktu, lama-lama ketagihan. Kemudian mulai menerapkan kesadaran saat makan, menjaga pola makan dan belajar berpikir sebelum makan. Dalam kurun waktu 2006-2007, berat badanku turun 13-14 kg hasil dari menjaga makan dan berolahraga secara rutin.
Foto tahun 2016 di atas adalah foto saat aku hamil anak
keempat dalam UK 16 minggu. Lebih langsing daripada zaman kuliah hahaha. Saat itu olahraga sudah jauh lebih bervariasi: senam,
yoga, lari, kadang-kadang zumba dan berenang. Namun karena badan sudah makin
berumur, penurunan berat badan secara drastis tak lagi terjadi. Meski sudah
clean eating sekalipun. Tidak apa-apa, yang penting berat badan tetap terjaga,
kenaikan berat badan selama hamil dan sesudah melahirkan tetap terkendali, dan
yang terpenting: hasil MCU tahunan selalu bagus alhamdulillah.
Menilik kembali perjalanan, aku bersyukur masih diberi
kesempatan dan kesadaran untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas. Memang
usia itu hak prerogratif Allah, tapi berusaha hidup sehat dan bugar insya Allah
untuk kebaikan kita juga, untuk investasi jangka panjang membersamai anak cucu
hingga usia senja. Berikut ini beberapa olahraga yang menjadi hobiku.
SENAM AEROBIK
Senam aerobik adalah kecintaan pertamaku pada olahraga. Selain
dampak kesehatan dan turun berat badan, senam juga memberiku kegembiraan. Aku
sangat menikmati bergerak mengikuti dentam irama, berkeringat seiring endorfin
yang keluar. Karena senam aku merasa lebih berenergi, lebih bahagia, lebih
bugar dan lebih sehat. Siapa sangka yang niat awalnya demi menurunkan berat
badan, akhirnya malah menjadi hobi yang membuat ketagihan.
YOGA
Aku pertama kali berkenalan dengan yoga pada tahun 2013.
Awalnya sebagai treatment untuk mengatasi keluhan karena skoliosis yang aku
sandang. Yoga sangat membantuku untuk mengurangi pegal dan backpain, mengoreksi
postur, menguatkan otot dan tulang punggung, menstabilkan panggulku yang tinggi
sebelah, dan tentu menguatkan sisi tubuh yang tidak balance akibat skoliosis.
Siapa sangka dari situ aku malah jadi jatuh cinta pada yoga.
Karena ternyata lebih dari sekedar treatment skoliosis yang aku dapatkan. Yoga
membantuku menyeimbangkan mind, body, and soul. Dan dalam beberapa hal
membuatku tetap waras karena dari situ aku juga belajar untuk terkoneksi dengan
diri, mencintai diri dan menerima diri apa adanya.
LARI
Ketika mulai berlari beberapa tahun lalu, minim sekali ilmu
yang kumiliki. Saat itu hanya terpikir, jika ingin rutin berlari ya tinggal
berlari saja. Karena awalnya hanya bermula dari self challenge menjajal
kemampuan diri apakah benar bisa menaklukkan olahraga yang dulu amat kubenci
ini.
Mendekati pertengahan tahun 2019, iseng-iseng aku bergabung
dengan Mamah Gajah Berlari (MGB), komunitas para mama alumni ITB yang menekuni
hobi lari di tengah-tengah kesibukan mengurus keluarga dan karir. Pertemanan sehat
bersama MGB ini ternyata melebihi ekspektasiku. Selain memperoleh banyak ilmu
tentang lari, di sini aku bagai menemukan keluarga baru yang really fits the
idea of being support group. Bagiku MGB adalah lingkungan dan komunitas yang
tepat sehingga aktivitas lari bisa dijalani dengan ilmu dan kesadaran.
Masya Allah..bener-bener pangling ya Yustika♥️sangat inspiratif,semoga bisa meniru pola hidup sehatnya.Terima kasih
ReplyDelete