Baper adalah... ketika teman yang kita anggap dekat ternyata tidak menganggap kita teman dekatnya -__-
Sekitar dua puluh tahun lalu, mamiku pernah memberi nasehat supaya tidak terlalu akrab jika bersahabat dengan seseorang. Karena seringkali pengkhianatan yang paling menohok adalah pengkhianatan yang dilakukan oleh teman dekat. Eh terlalu lebay ya, maksudnya sakit hati yang paling sakiiit itu adalah sakit hati yang diakibatkan oleh teman dekat. Mungkin karena teman dekat itu adalah tempat berbagi banyak hal, tempat sandaran dan curhat kita sehari-hari.
Dulu aku pernah punya pengalaman buruk terkait pertemanan dengan sesama perempuan (baca di sini). Ya wajar sih, perempuan kalau berteman kan selalu melibatkan perasaan. Dan memang biasa juga dalam dunia perempuan, pertemanan berbentuk geng atau kelompok hang out.
Di kantorku juga ada yang seperti itu. Beberapa hari lalu ketika aku bergabung di kantin dengan salah satu geng kemudian ternyata aku tidak diperhatikan lalu aku pergi diam-diam (dan ternyata mereka juga tidak sadar ketika aku pergi *sigh*), ada yang berkomentar, “Makanya bikin geng dong”. Beuh.
Kembali ke awal tulisan, baper adalah... ketika teman yang kita anggap dekat ternyata tidak menganggap kita teman dekatnya. Hmm, aku mau nulis apa sih ini wkwkwk. Pengen nulis panjang lebar tapi takut ada yang merasa lalu tersinggung. Jadi intinya, ada beberapa orang di kantor yang tadinya aku mengira kami sangat dekat, lalu ada perlakuannya di kemudian hari yang mengindikasikan ternyata kami tidak sedekat itu. Ya seperti bertepuk sebelah tangan begitu deh. Dan itu rasanya sakit lho, Saudara-saudara!
Mungkin aku harus kembali mengikuti kata-kata mamiku. Ga usah sobat-sobatan dekat lagi, bikin baper tauk! Hahaha I wish I could say that kepada mereka yang jadi tersangka. Wis ah ngacapruk-nya. Benar-benar curhat yang nggak mutu wkwkwk.
No comments:
Post a Comment