Sering sekali mendengar kabar duka dari lingkungan sekitar tentang
kehilangan anak ketika si anak masih dalam keadaan bayi. Dari teman-temanku
saja sudah ada beberapa orang yang pernah kehilangan bayinya: ada yang ketika
usia bayi baru 10 hari karena gagal nafas, ada yang ketika usia bayi 2 bulan karena
tak mampu bertahan akibat lahir prematur, ada yang karena sakit ketika usia
bayi 8 bulan dan 2 tahun, bahkan ada yang kehilangan janin ketika masih dalam
kandungan. Belum lagi kabar dari internet tentang bayi-bayi yang kurang
beruntung karena mengidap penyakit langka, kelainan, tumor, atau kanker.
Kabar-kabar itu selalu membuatku tercenung, dan seringkali membuatku
menitikkan air mata. Sambil mengelus atau mengusap kedua buah hatiku, terbayang
bayi-bayi malang itu dalam benak. Terbayang betapa berat beban emosi yang harus
ditanggung orang tuanya, karena semua orang tua pasti tak akan pernah mau
mengalaminya. Bahkan kalau bisa, kita sebagai orang tua saja yang menanggung
rasa sakit itu, kita saja yang mendahului anak-anak kita dipanggil oleh-Nya.
Ada seuntai doa yang selalu terucap buat para orang tua super itu. Special children
are for special parents. Bayi-bayi mungil yang telah dipanggil-Nya itu adalah
tabungan di surga, yang semoga kelak bisa menjemput orang tuanya di pintu
surga. Kalau mau selalu berbaik sangka pada Allah, mungkin paradigma
berpikirnya harus dibalik. Betapa setiap orang tua berkeinginan mengantarkan
anak-anaknya menjadi pribadi shalih dan shalihah agar anak-anaknya kelak masuk
surga, dan lihat betapa dengan kasih sayang-Nya Allah menganugerahkan para
orang tua ini sebuah privilege dengan masuknya buah hati mereka ke surga tanpa hisab.
Takdir-Nya selalu yang terbaik, mengangkat sakit yang mungkin diderita oleh
anak-anak itu.
Selalu terselip harapan bagi mereka, para orang tua sabar itu, semoga kelak
mereka cepat diberi ganti buah hati lain yang akan segera bermunculan. Sebagai penyejuk
hati dan pelipur lara bagi yang pernah kehilangan. Karena memang betul seperti
apa yang tertulis di tautan ini,
bukan kita malaikatnya. Merekalah malaikat-malaikat kecil yang dihadirkan di
dunia untuk membawa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya. Merekalah malaikat-malaikat kecil yang dalam sakit
mereka, Allah mengingatkan kita akan kematian. Dalam sakit mereka, Allah menguji
kesabaran orang tuanya dan juga kepedulian kita.
Tulisan ini kututup dengan sebuah puisi yang kuambil dari sini.
Teriring sekecup kasih untuk bayi-bayi mungil yang sudah menghuni surga-Nya,
dan teriring sebait doa untuk para orang tua mereka, terutama bunda mereka.
ada sosok IBU yang luar biasa...
ibu yang slalu berada disamping mereka hampir 24 jam,
ibu yang slalu tak henti berdoa,
ibu yang pandai bersandiwara, yang tak pernah menampakkan kegundahan hatinya didepan sang anak tercinta, tak pernah meneteskan airmata dihadapan anaknya,
ibu hadirkan senyum,
hadirkan penyemangat,
walau vonis dokter sudah bicara tinggal sesaat,
ibu tak pernah menyerah,
apapun usaha agar sang anak bisa seperti sedia kala.
ibu....
tak bisa kubayangkan betapa kuatnya dirimu bu,
pun ketika Allah mengambil kembali titipan Nya,
engkau tetap dalam keikhlasanmu....
*ditulis sambil berkaca-kaca*
No comments:
Post a Comment