Sunday, January 14, 2007

Dipalak

Satu pengalaman tak terlupakan sewaktu aku di Jakarta adalah pengalaman dipalak di atas bus kota di jalanan Sudirman. Anak laki-laki itu usianya tak lebih tua dari Yesti, adikku. Namun masya Allah, perilakunya sangat tidak sopan. Minta uang dengan sangat memaksa, dengan tingkah polah yang takkan kulupakan sepanjang hidupku.

Aku sadar, aku tipikal orang yang sulit memaafkan. Termasuk memaafkan perilaku anak itu. Ingin rasanya menarik tangannya dan menasehati panjang lebar soal minta-meminta ini. Bukan masalah uangnya yang aku persoalkan, tapi perbuatannya yang bikin aku muak itu. Pasti aku jauh lebih ridha kalau saja dia meminta dengan lebih sopan.

Jadilah, hari demi hari berlalu dengan usahaku mencoba melupakan peristiwa itu. Aku masih saja tak bisa memaafkan, maka aku berusaha melupakan. Apa daya, bila ingatan dipalak itu kembali muncul, gusar dan geram kembali memenuhi dada ini. Lalu aku jadi kesal bukan main. Kenapa ya, aku sulit sekali memaafkan dan mengikhlaskan?

Mungkin ini pengingatan dari Allah supaya aku lebih sering bersedekah. Adakalanya pengingatan tak selalu menyenangkan memang. But still, I really hate the boy’s behavior. You may be forgetten, Boy… but you will never be forgiven *grrrr*.

1 comment:

  1. yus..
    sejak aku upgrade ke new version (using gmail account) kok blog-ku yg lama ttp ada yah.. sebel deh, yg lama ga bisa kuhapus pula.. jd aku pny 2 blog..tau ga kenapa?

    ReplyDelete