”Ah, ’All things come to those who wait.’ They come, but often come too late.” (Lady Mary M. Currie, Tout Vient a Qui Sait Attendre, 1890)
Kali ini aku pengen cerita sedikit tentang TA-ku. Setelah beberapa minggu kabur-kaburan dari dosen pembimbing, akhirnya Rabu minggu lalu ketemu juga dengan si bapak. Karena udah kelihatan kerangka besarnya (ya iyalah, Pak... masa udah beberapa bulan belum kelihatan tentang apa...), aku disuruh presentasi sama si bapak di depan anak-anak lain minggu ini.
TA-ku tentang pengaruh perbedaan metode channel sharing dalam hybrid switching terhadap delay paket pada jaringan GSM/GPRS. Kedengarannya keren ya, hihihi... padahal aslinya cuma ngubek-ngubek rumus teori sistem antrian trus disimulasikan pakai MATLAB. Lalu hasilnya dianalisis.
Teori sistem antrian (queueing systems theory) merupakan teori dasar yang dipakai dalam kuliah Rekayasa Trafik. Berkat Erlang, Poisson, Markov, dan lain-lain, saat ini kita bisa memodelkan dan menyederhanakan peristiwa ngantri menjadi simbol-simbol matematis. Thanks to them. Hmmm, jadi ingat sama unit Akarna ISEA-nya Wisnu OPS, yang kegiatannya juga ngubek-ngubek matematika dan linguistik untuk menjelaskan fenomena alam dan sosial yang ada di dunia ini.
Menurut D.G. Kendall, model antrian sederhana dapat dinyatakan dengan simbol A/B/C/D di mana A = pola kedatangan panggilan (λ), B = pola waktu pendudukan (1/µ), C = jumlah server/kanal/saluran, dan D = jumlah buffer ditambah dengan jumlah maksimum kanal/server.
Nah, TA-ku membahas delay antrian pada node BTS, dengan ketiga skema channel sharing yaitu skema fixed sharing, partial sharing, dan complete sharing. Pada fixed sharing, sel kanal N secara statis dibagi menjadi dua bagian: satu bagian digunakan untuk panggilan suara dan bagian yang lainnya untuk trafik data. Model yang digunakan adalah model matematis sistem antrian M/M/n/n untuk layanan suara (sistem GSM), di mana n = jumlah server untuk suara, sedangkan untuk untuk layanan data (sistem GPRS) digunakan sistem antrian M/M/n/K, di mana n = jumlah server untuk data dan K = jumlah buffer BSC (B) ditambah jumlah maksimum kanal GPRS (NGPRS).
Pada partial sharing, kanal ndata disediakan untuk trafik data pada saat kanal sisa (N – ndata) dibagi oleh panggilan suara dan trafik data. Panggilan suara memiliki prioritas yang lebih tinggi (didahulukan) dari pada paket data. Demikian jika seluruh kanal sibuk, panggilan suara yang masuk akan menduduki terlebih dahulu kanal yang digunakan untuk trafik data, jika jumlah kanal yang digunakan oleh trafik data lebih besar daripada n. Jika kanal tersedia, panggilan data akan mendapatkan kanal bebas berdasarkan prinsip first come first served (FCFS).
Pada complete sharing, seluruh kanal yang tersedia dibagi oleh panggilan suara dan trafik data dengan cara circuit switched service diasumsikan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan data service. Jadi partial sharing sama dengan complete sharing dengan ndata = 0.
Nah, ketiga macam hybrid switching di atas memiliki dampak yang berbeda terhadap delay paket. Layanan GPRS sangat bergantung kepada jumlah pemakaian kanal pada GSM. Hal ini dimodelkan pada pemakaian kanal bersama antara GSM dan GPRS. Dari pemodelan yang udah aku bikin di atas, aku turunin rumus dari state diagram-nya, lalu aku bikin programnya pakai MATLAB. Intinya, dengan MATLAB ini aku lalu menganalisis perbedaan ketiga macam hybrid switching itu dilihat dari beberapa parameter seperti delay paket, probabilitas voice blocking, dan lain-lain.
Fiuuuhhhhh, semoga bisa wisuda Juli ya. Amin!
Kali ini aku pengen cerita sedikit tentang TA-ku. Setelah beberapa minggu kabur-kaburan dari dosen pembimbing, akhirnya Rabu minggu lalu ketemu juga dengan si bapak. Karena udah kelihatan kerangka besarnya (ya iyalah, Pak... masa udah beberapa bulan belum kelihatan tentang apa...), aku disuruh presentasi sama si bapak di depan anak-anak lain minggu ini.
TA-ku tentang pengaruh perbedaan metode channel sharing dalam hybrid switching terhadap delay paket pada jaringan GSM/GPRS. Kedengarannya keren ya, hihihi... padahal aslinya cuma ngubek-ngubek rumus teori sistem antrian trus disimulasikan pakai MATLAB. Lalu hasilnya dianalisis.
Teori sistem antrian (queueing systems theory) merupakan teori dasar yang dipakai dalam kuliah Rekayasa Trafik. Berkat Erlang, Poisson, Markov, dan lain-lain, saat ini kita bisa memodelkan dan menyederhanakan peristiwa ngantri menjadi simbol-simbol matematis. Thanks to them. Hmmm, jadi ingat sama unit Akarna ISEA-nya Wisnu OPS, yang kegiatannya juga ngubek-ngubek matematika dan linguistik untuk menjelaskan fenomena alam dan sosial yang ada di dunia ini.
Menurut D.G. Kendall, model antrian sederhana dapat dinyatakan dengan simbol A/B/C/D di mana A = pola kedatangan panggilan (λ), B = pola waktu pendudukan (1/µ), C = jumlah server/kanal/saluran, dan D = jumlah buffer ditambah dengan jumlah maksimum kanal/server.
Nah, TA-ku membahas delay antrian pada node BTS, dengan ketiga skema channel sharing yaitu skema fixed sharing, partial sharing, dan complete sharing. Pada fixed sharing, sel kanal N secara statis dibagi menjadi dua bagian: satu bagian digunakan untuk panggilan suara dan bagian yang lainnya untuk trafik data. Model yang digunakan adalah model matematis sistem antrian M/M/n/n untuk layanan suara (sistem GSM), di mana n = jumlah server untuk suara, sedangkan untuk untuk layanan data (sistem GPRS) digunakan sistem antrian M/M/n/K, di mana n = jumlah server untuk data dan K = jumlah buffer BSC (B) ditambah jumlah maksimum kanal GPRS (NGPRS).
Pada partial sharing, kanal ndata disediakan untuk trafik data pada saat kanal sisa (N – ndata) dibagi oleh panggilan suara dan trafik data. Panggilan suara memiliki prioritas yang lebih tinggi (didahulukan) dari pada paket data. Demikian jika seluruh kanal sibuk, panggilan suara yang masuk akan menduduki terlebih dahulu kanal yang digunakan untuk trafik data, jika jumlah kanal yang digunakan oleh trafik data lebih besar daripada n. Jika kanal tersedia, panggilan data akan mendapatkan kanal bebas berdasarkan prinsip first come first served (FCFS).
Pada complete sharing, seluruh kanal yang tersedia dibagi oleh panggilan suara dan trafik data dengan cara circuit switched service diasumsikan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan data service. Jadi partial sharing sama dengan complete sharing dengan ndata = 0.
Nah, ketiga macam hybrid switching di atas memiliki dampak yang berbeda terhadap delay paket. Layanan GPRS sangat bergantung kepada jumlah pemakaian kanal pada GSM. Hal ini dimodelkan pada pemakaian kanal bersama antara GSM dan GPRS. Dari pemodelan yang udah aku bikin di atas, aku turunin rumus dari state diagram-nya, lalu aku bikin programnya pakai MATLAB. Intinya, dengan MATLAB ini aku lalu menganalisis perbedaan ketiga macam hybrid switching itu dilihat dari beberapa parameter seperti delay paket, probabilitas voice blocking, dan lain-lain.
Fiuuuhhhhh, semoga bisa wisuda Juli ya. Amin!