Seorang teman mengatakan bahwa saya mirip kura-kura. Saya tak pernah betul-betul menyadarinya sampai ia berkata demikian.
Seekor kura-kura senantiasa berjalan lambat-lambat dengan segala kesendiriannya. Kadang ia berhenti sejenak untuk mengamati sekitar, kemudian kembali melanjutkan pengembaraan dalam keterasingan. Ia bahagia bertemu dengan air. Ia bahagia bertemu dengan sesamanya. Namun, ketika ia terluka, ia akan sepenuhnya menarik diri dari dunia luar, dari hal-hal yang dirasa melukainya. Ia akan mengurung diri rapat-rapat dalam tempurungnya, hingga orang lain tak tahu apa yang dirasakannya di dalam sana.
Pun bagi saya, dunia luar selalu memberi sensasi-sensasi tak terbayangkan. Melukai dan dilukai. Mencintai dan dicintai. Melupakan dan dilupakan. Ternyata butuh perenungan yang panjang, untuk sekedar memahami hidup...
[Apakah itu sebabnya, kura-kura sering berusia puluhan hingga ratusan tahun?]
No comments:
Post a Comment