Peristiwa berpulangnya Eril akhir bulan lalu menyisakan banyak hal untuk diambil hikmahnya. Bukan hanya tentang keindahan kepribadiannya yang meninggalkan banyak kesan bagi orang-orang–baik yang mengenalnya maupun tidak–melainkan juga tentang keikhlasan, kekuatan, dan ketabahan yang ditunjukkan oleh kedua orang tuanya.
Siang tadi aku juga habis bertakziah ke rumah seorang sahabat dekat yang ditinggal berpulang pasangannya. Mereka selama ini hanya tinggal berdua karena anak tunggalnya telah meninggal bertahun-tahun silam karena sakit. Kami berpelukan lama sekali ketika aku tiba. Di balik air mata yang kadang membayang ketika kami berbincang, kurasakan kegetiran akibat kepergian suaminya yang begitu mendadak. Kejadian itu begitu berat, tetapi senyuman sudah mulai tersungging di bibirnya sedikit demi sedikit. Kurasa aku juga mulai melihat keikhlasan terpancar dari raut wajahnya.
Dalam kehidupan, seorang muslim adakalanya mengalami kondisi pelik ketika ia dihadapkan pada ujian berat, salah satunya adalah peristiwa kehilangan. Pada kondisi seperti itu, seorang muslim yang berpegang pada tali keimanan insyaallah akan merasa ikhlas dan sabar. Secara literal, ikhlas berasal dari bahasa Arab yang artinya murni, jernih, dan tanpa campuran apa pun. Sementara itu, sabar dalam bahasa Arab artinya menahan diri dari keluh-kesah. Orang yang sabar tidak gampang marah, kuat dan tabah menghadapi ujian, serta tidak mengeluh ketika menghadapi situasi sulit.
Memang tidak mudah menghibur seseorang yang sedang berduka. Kita semua akan berada pada posisi itu karena kematian adalah suatu keniscayaan yang waktunya sudah tertulis di Lauh Mahfuzh. Dengan meyakini bahwa kita tak kuasa menolak kematian, insyaallah rasa ikhlas dan sabar akan berhasil dihadirkan. Allah menjanjikan pahala dan berkah yang banyak kepada hamba-Nya yang sabar dalam menjalani kehidupan, terutama ketika mendapat musibah atau sedang dalam masa-masa yang sulit.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 155)
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Allah Ta'ala berfirman: Tidak ada balasan yang sesuai di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, jika aku mencabut nyawa orang yang dicintainya di dunia, kemudian ia rela dan bersabar kecuali surga.’” (H.R. Bukhari)
Kita tidak meminta kepada Allah supaya ujian diringankan–karena bisa jadi ujian itu adalah cara kita untuk naik kelas–tetapi kita memohon supaya pundak kita dikuatkan dalam menghadapinya. Semoga kita menjadi salah satu hamba Allah yang selalu sabar dalam menghadapi setiap cobaan dan ujian dalam kehidupan. Aamiin.
Subhanallah ... terimakasih remindernya teh ... sangat menyentuh.
ReplyDeleteMasya Allah, ini pun lagi mengingatkan diri sendiri Teh
Delete