Beberapa tahun lalu saat membuat buku impian, aku menyertakan dalam wish list-ku, keinginan untuk memiliki studio senam sendiri. Jadi gambaranku waktu itu, ingin memiliki semacam one stop center untuk perempuan. Ada salon untuk perawatan, ada butik untuk belanja outfit, dan ada studio senam untuk menjaga kebugaran. Yah namanya impian, muluk sedikit boleh kan, toh gratis ini hehehe. Bagi yang mengenalku secara personal, pasti tahu sekali kalau aku hobi senam aerobik. Pernah aku tulis juga di sini dan di sini.
Nah, jadi kegemaranku bersenam aerobik ini membuatku ingin sekali memiliki studio senam sendiri, entah bagaimana caranya belum terbayang. Alhamdulillah awal tahun ini, orang tuaku membeli sebuah rumah tepat di belakang rumahku, yang memang sudah kami incar sejak lama. Sampai saat ini rumah tersebut sengaja dikosongkan tanpa perabotan, dan orang tua yang menitipkan rumah tersebut di bawah pengawasan kami, mengizinkan rumah itu dipakai untuk kegiatan positif seperti pengajian atau arisan. Dan tentu saja, bisa dipakai untuk mengadakan kelas senam aerobik! Dengan beberapa catatan dari orang tua kami, tentu saja *meringis*
Nah, jadi kegemaranku bersenam aerobik ini membuatku ingin sekali memiliki studio senam sendiri, entah bagaimana caranya belum terbayang. Alhamdulillah awal tahun ini, orang tuaku membeli sebuah rumah tepat di belakang rumahku, yang memang sudah kami incar sejak lama. Sampai saat ini rumah tersebut sengaja dikosongkan tanpa perabotan, dan orang tua yang menitipkan rumah tersebut di bawah pengawasan kami, mengizinkan rumah itu dipakai untuk kegiatan positif seperti pengajian atau arisan. Dan tentu saja, bisa dipakai untuk mengadakan kelas senam aerobik! Dengan beberapa catatan dari orang tua kami, tentu saja *meringis*
Ruang utama yang digunakan untuk senam |
Jadiiii.. sejak 2,5 bulan lalu aku resmi mengundang ibu-ibu kompleks untuk bersenam aerobik setiap hari Minggu pagi di rumah yang menjelma studio senam jadi-jadian ini. Sekedar info, dulu di kompleks kami memang ada senam bersama dengan instruktur dari luar, senamnya outdoor dan diikuti oleh ibu-ibu maupun bapak-bapak. Belakangan pesertanya berguguran, dan akhirnya senam dihentikan karena dianggap membuang-buang uang kas kompleks dengan jumlah peserta yang tidak signifikan untuk ukuran senam bersama secara outdoor. Jadilah ibu-ibu yang memang hobi senam mencari pelarian dengan mengadakan kelas senam sendiri, indoor di rumah salah seorang ibu yang juga seorang instruktur. Setelah ibu itu jarang berada di kompleks dan rumahnya ditempati anaknya, otomatis kegiatan senam ibu-ibu kompleks berhenti. Alhamdulillah bisa diinisiasi kembali di rumahku (thanks to my parents) dengan peserta yang lebih banyak daripada sebelumnya.
Nah, mengapa indoor dan eksklusif hanya untuk ibu-ibu? Pertama, karena tempatnya mungil hehehe. Yaa namanya rumah biasa, sebanyak-banyaknya peserta paling-paling hanya bisa menampung sepuluh orang. Kedua, karena ada gerakan-gerakan senam pembentukan (body language) untuk pembentukan perut, pantat, dan paha, yang gerakannya agak-agak gimana gitu jika dilihat oleh bapak-bapak. Ketiga, supaya ibu-ibu bebas memakai pakaian apa saja tanpa merasa risih dilihat oleh orang lain yang bukan mahram.
Alhamdulillah dengan pedenya aku menjadi instruktur untuk kelas senam ini. Pede karena sudah mengikuti kelas senam aerobik selama lebih dari sembilan tahun, dan pernah menjadi instruktur atau asisten instruktur di tempat lain. Meskipun demikian, aku belum tersertifikasi sama sekali, jadi jangan berharap lebih ya. Level-nya cuma instruktur amatiran ehehehe. Senam di rumah ini sepenuhnya gratis, karena selain instrukturnya jadi-jadian, aku sudah cukup senang hanya dengan melihat betapa rajinnya ibu-ibu ini menghadiri kelasku. Menularkan kegemaran berolahraga dan melihat mereka berkomitmen melaksanakannya sudah menjadi kebahagiaan tersendiri di hatiku. Bahagia rasanya melihat orang-orang yang mau berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran dengan kesadarannya sendiri, bahagia rasanya melihat orang-orang peduli terhadap badannya sendiri dan menunaikan hak tubuhnya untuk berolahraga, bahagia rasanya melihat orang-orang saling menjaga suhu yang sama dalam satu komunitas olahraga bersama. It’s so precious.
Oh iya, terkait dengan mengajar senam aerobik, sebenarnya ada juga tawaran dari beberapa teman untuk mengajar di lingkungan mereka. Tawaran itu dengan serta merta ditolak mentah-mentah oleh suamiku, alias tidak diberi izin. Kata dia, setelah lima hari kerja beraktivitas di luar rumah, masa iya pas akhir pekan waktunya masih dipakai keluar rumah? Mungkin karena kami menjalani LDR dan cuma bertemu saat weekend, jadi dia ingin akhir pekan itu eksklusif untuk family time. Yo wis, manut saja. Mengajar senam di rumah belakang mah tidak dikategorikan pergi keluar rumah, jadi masih boleh *kecup suamiku hehe*
So ladies, mau ikut bergabung? Monggo, silakan berkunjung ke rumah yaa :)
No comments:
Post a Comment