Sampai juga akhirnya pada minggu ke-40 usia kehamilan. Tak terasa sebentar lagi Hanif akan menjadi seorang kakak. Ingin cerita sedikit soal sharing-ku dengan Bunda Evie, konsultan pendidikan di sekolah Hanif, beberapa pekan yang lalu.
Saat itu kami sedang sibuk membicarakan perkembangan Hanif di rumah dan di sekolah. Alhamdulillah aku banyak mendapat masukan yang bermanfaat. Ternyata memang diperlukan orang lain yang bisa menilai anak kita secara objektif dan menuturkan kelebihan-kelemahan anak pada kita, karena bagaimanapun anak selalu tampak sempurna di mata kita sehingga kadang kita menutup diri terhadap “kelemahan” mereka.
Di akhir sesi konsultasi, ada usulan Bunda Evie yang benar-benar membuka mataku. Jadi beliau punya pendapat, ketika seorang adik lahir, yang perlu diberi kado bukanlah adiknya melainkan kakaknya. Si adik hanyalah orok yang masih terlalu kecil untuk mengerti apa itu kado dan hadiah. Tapi sang kakak sudah sangat mengerti apa itu arti cemburu. Bayangkan bila semua orang dan kerabat yang datang hanya mengerubuti si adik, melimpahinya dengan banyak hadiah dan kasih sayang, sementara sang kakak menjadi terlupakan di pojokan. Menurut Anda, bagaimanakah perasaannya?
Alangkah indahnya bila hari si adik lahir menjadi hari yang tak terlupakan bagi sang kakak, hari ketika dia diberi kado atau hadiah sebagai penghargaan, hari ketika semua orang memberinya ucapan selamat karena ia telah menjadi kakak yang hebat! Jadi di memorinya akan tertanam, bahwa hari ketika adiknya lahir adalah hari yang sangat membanggakan dan menyenangkan.
Bunda Evie menyarankan untuk membagikan paradigma ini pada sebanyak-banyak orang, agar tak ada lagi kisah sedih seorang kakak yang merasa terlupakan karena semua perhatian tertumpah pada adiknya, atau malah yang lebih parah lagi: kisah ketika semua orang menganggapnya “caper” hanya karena ia merasa cemburu. Bila tak ada kisah-kisah seperti itu, tentunya akan mudah bagi sang kakak untuk menerima kehadiran adiknya dan menyayanginya setulus hati.
Pesan sponsor: jadi nanti kalau adiknya Hanif lahir, yang diberi kado Hanif saja ya *ge-er bakalan dikado, hehehehe*
Foto: Senyum Hanif, taken from my “butut” handphone.
Berapapun jumlah adik yang kamu miliki.. you’ll always be my favorite, Nak :-*
Saat itu kami sedang sibuk membicarakan perkembangan Hanif di rumah dan di sekolah. Alhamdulillah aku banyak mendapat masukan yang bermanfaat. Ternyata memang diperlukan orang lain yang bisa menilai anak kita secara objektif dan menuturkan kelebihan-kelemahan anak pada kita, karena bagaimanapun anak selalu tampak sempurna di mata kita sehingga kadang kita menutup diri terhadap “kelemahan” mereka.
Di akhir sesi konsultasi, ada usulan Bunda Evie yang benar-benar membuka mataku. Jadi beliau punya pendapat, ketika seorang adik lahir, yang perlu diberi kado bukanlah adiknya melainkan kakaknya. Si adik hanyalah orok yang masih terlalu kecil untuk mengerti apa itu kado dan hadiah. Tapi sang kakak sudah sangat mengerti apa itu arti cemburu. Bayangkan bila semua orang dan kerabat yang datang hanya mengerubuti si adik, melimpahinya dengan banyak hadiah dan kasih sayang, sementara sang kakak menjadi terlupakan di pojokan. Menurut Anda, bagaimanakah perasaannya?
Alangkah indahnya bila hari si adik lahir menjadi hari yang tak terlupakan bagi sang kakak, hari ketika dia diberi kado atau hadiah sebagai penghargaan, hari ketika semua orang memberinya ucapan selamat karena ia telah menjadi kakak yang hebat! Jadi di memorinya akan tertanam, bahwa hari ketika adiknya lahir adalah hari yang sangat membanggakan dan menyenangkan.
Bunda Evie menyarankan untuk membagikan paradigma ini pada sebanyak-banyak orang, agar tak ada lagi kisah sedih seorang kakak yang merasa terlupakan karena semua perhatian tertumpah pada adiknya, atau malah yang lebih parah lagi: kisah ketika semua orang menganggapnya “caper” hanya karena ia merasa cemburu. Bila tak ada kisah-kisah seperti itu, tentunya akan mudah bagi sang kakak untuk menerima kehadiran adiknya dan menyayanginya setulus hati.
Pesan sponsor: jadi nanti kalau adiknya Hanif lahir, yang diberi kado Hanif saja ya *ge-er bakalan dikado, hehehehe*
Foto: Senyum Hanif, taken from my “butut” handphone.
Berapapun jumlah adik yang kamu miliki.. you’ll always be my favorite, Nak :-*
mba Yuuuusss... selamat atas kehadiran dede Abi yaaaaa *peluuks*
ReplyDeletemaafkeun telat banget :'( waktu itu udah berencana mau nengok abis acaranya Rina, tp karena kondisiku mulai kumat (mual muntahnya), jadi abis acara mas Umar langsung ngajak pulang ke Serpong. dan bbrp minggu kemudian adalah titik drop terendahku, hikss.. (lah malah curcol)
maaf yaa blm sempat nengok.. semoga nanti bisa segera ketemu dengan dede Abi dan mas Hanif :)
btw, nama panggilannya mirip niiih dengan rencana kami (insyaAllaah klo bayinya cowo hehehe)
semoga semua sehat selalu yaaaa