Umm, masalah beasiswa dan melanjutkan kuliah… selalu ada hal yang mengganjal tentangnya. Seorang teman bilang, menerima beasiswa untuk melanjutkan sekolah memiliki beban mental tersendiri. Tuntutan dan ekspektasi yang disandarkan pada para lulusannya sering terlalu tinggi. Apa jadinya bila ternyata kita lulus, tapi nggak bisa apa-apa? Wih, yang ada juga malu-maluin. Contoh nyata: aku. Lulusan perguruan tinggi terkenal tapi kompetensi nol besar hehehe *tersenyum kecut*
Kembali ke masalah beasiswa, tak jarang aku mendengar komentar-komentar berseliweran di kantor ini, “Lulusan S2 kok cara mikirnya gitu…” atau “Lulusan S3 kok tingkah lakunya gitu…”. Seakan-akan gelar S2 atau S3 adalah cap untuk sederet ekspektasi tinggi.
Mendengar orang lain dikomentari begitu, tak ayal membuatku berpikir banyak tentang mengambil beasiswa. Jujur, aku tak terlalu tertarik dengan dunia yang kugeluti saat ini. Nggak kebayang melanjutkan kuliah di dunia yang sama—dengan bekal S1 yang sangat pas-pasan. Bagaimana kalau ketika lulus dan ternyata masih saja belum bisa menemukan minat, orang lain sudah mengharapkan yang terbaik, hanya karena ekspektasi tinggi akan gelar S2 atau S3?
Fiuhh, kita memang hidup di dunia penilaian orang lain. Untuk melepaskan diri dari itu, sangat sulit. Apalagi untuk aku yang cenderung sensitif dengan komentar orang. Jadi… beasiswa? Mikir-mikir dulu deh…
No comments:
Post a Comment