Wednesday, April 26, 2006

Kecanduan Internet

Beberapa waktu lalu ketika aku pulang ke Solo selama sepekan, ada satu aktivitas baru yang aku lakukan: nongkrong di depan notebook Papi yang tersambung internet via Telkomnet Instant.

Gara-garanya, Mas Catur pulang bawa notebook-nya dan asyik ngebujukin aku untuk online dari rumah. Beberapa hari pertama, aku sempat pusing luar biasa karena notebook Papi gagal tersambung internet. Nggak tahu kenapa, sampai bertengkar sama Mas Catur gara-gara nggak nemu masalahnya. Sempat pinjem notebook Mas Catur sebentar buat online, sebelum akhirnya bertekad ngubek-ngubek notebook Papi buat nemu masalah kenapa nggak bisa tersambung.

Setelah ngubek-ngubek selama dua jam lebih --cek konfigurasi dan port-- akhirnya ketahuan deh letak masalahnya. Ternyata port modem internal sama port saluran teleponnya nggak nyambung, Saudara-Saudara! Port-nya beda, makanya nggak bisa konek meski udah di-dial. Oalahh, dasar anak komputer yang gaptek, huahahahahaha...

Langsung deh, begitu udah bisa nyambung internet --terdengar dial tone dan suara twiiiiwiwiwiwiwiiiiittttttttt-- aku jadi kecanduan internet. Maunya tiap jam online. Nggak mikirin biaya sama sekali, padahal kan mahal banget, bo! Untung Papi lagi keluar kota. Kalau nggak, bisa dimarahin habis-habisan.

Pas weekend, Papi pulang. Si Yesti langsung lapor ke Papi kalau sepekan aku udah online terus. Wihh, Papi sempat negur. Tapi untung nggak marah-marah, hehehehe. Dengan tampang dimelas-melasin aku merajuk manja, ”Kan kalau weekend cuma enam ribu rupiah per jam, Pi.” Eh, di belakangku si Yesti menimpali, ”Iya, tapi makainya udah sejak beberapa hari sebelum weekend.” Huaduhh, ketahuan deh...

Ah, siyyal. Sekarang aku merasa bersalah banget. Pasti tagihan telepon di rumah bulan ini melonjak hebat. Huhuhu... maafkan anakmu ini ya, Pi. Kenapa sih di Indonesia teknologi masih menjadi barang mahal? [Ada yang bisa jawab???]

No comments:

Post a Comment