Saturday, May 28, 2022

Perbaikan Postur Tubuh Akibat Skoliosis

Susunan ruas tulang belakang

Aku didiagnosis mengidap skoliosis pada 8 Juni 2010. Skoliosis dengan sudut Cobb 20 derajat ke kiri yang aku idap disebut skoliosis thoracolumbal karena areanya terdapat pada ruas-ruas di antara thoracic spine dan lumbar spine, mulai dari ruas T9 hingga L5. Karena sejatinya skoliosis adalah kelainan tulang belakang, ia tidak dapat disembuhkan. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi derajat kelengkungannya–dengan atau tanpa operasi–dan menjaga supaya derajat kelengkungannya tidak bertambah.

Skoliosisku

Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit Fatmawati, dr. Luthfi Gatam, Sp.OT., mengatakan bahwa penyandang skoliosis berkategori ringan pada tahap sudut 20 derajat hanya memerlukan observasi rutin. Penyandang skoliosis berkategori sedang dengan tahap sudut antara 20 sampai 40 derajat dianjurkan mengenakan brace, sedangkan penyandang skoliosis berkategori berat dengan tahap sudut lebih dari 40 derajat–sehingga memiliki kemungkinan mengganggu kinerja organ–perlu dioperasi. Karena skoliosisku masih termasuk kategori ringan, tindakan operatif tidak diperlukan. Tak lama setelah itu, aku mulai berkenalan dengan pilates dan yoga sebagai salah satu upaya untuk terapi skoliosis.

Pilates

Menurut KBBI, pilates adalah metode senam ringan untuk memperkuat otot perut, memperbaiki postur tubuh, dan meningkatkan keseimbangan. Sebelum latihan dimulai, instruktur mengobservasi hasil rontgen dan posturku lalu merancang program yang sesuai dengan tujuan latihan, yaitu meringankan skoliosis dan meredakan keluhannya.

Pilates dengan bantuan alat-alat berfungsi menyeimbangkan otot-otot, melenturkan otot yang meregang, dan membuat persendian menjadi lebih sehat. Setiap gerakan dan hitungan dalam pilates dilakukan dengan penuh konsentrasi dan terkontrol. Gerakannya harus presisi, urut, berkesinambungan, dan menggunakan napas yang benar yaitu pernapasan perut. Pernapasan perut dapat mendorong tulang belakang bersama otot-ototnya kembali berfungsi secara seimbang. Pada akhirnya, postur tubuh yang benar, pernapasan yang benar, dan otot yang elastis membuat organ tubuh termasuk tulang belakang kembali berfungsi dengan baik.

Meskipun merasakan manfaatnya, aku tidak melanjutkan latihan pilatesku setelah 16 sesi karena harga yang lumayan mahal. Selain itu, kadang aku merasa frustrasi saat menjalani kelas privat karena harus melakukan gerakan yang betul-betul presisi. Pengawasan instruktur sangat ketat sehingga gerakan yang salah sering diulang-ulang sampai benar. Pada suatu titik ketika aku tak lagi merasa enjoy, aku memutuskan berhenti dan mulai melirik yoga sebagai alternatif lain.

Yoga

Aku tidak mengikuti kelas yoga secara privat, tetapi mengikuti kelas yoga general. Sebelum mulai berlatih, aku mengomunikasikan perihal skoliosisku kepada instruktur sehingga ia pun memahami keterbatasanku. Program latihan di kelas tidak didesain secara khusus untuk pasien skoliosis, tetapi secara umum semua gerakan yoga bermanfaat untuk perbaikan postur tubuh.

Gerakan yoga berfungsi meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot (dalam kaitannya dengan skoliosis, hal ini juga termasuk otot-otot yang menunjang tulang belakang), mengoreksi lengkungan dan rotasi tulang belakang, serta memperkuat kaki sebagai penyangga tulang belakang. Ketidakseimbangan postur yang kerap dialami oleh pasien skoliosis akibat misalignment tulang belakang juga diperbaiki oleh yoga dengan memperkuat sisi tubuh yang lemah.

Alhamdulillah, yoga sangat membantuku mengurangi pegal dan backpain, mengoreksi postur, menguatkan otot dan tulang punggung, serta menstabilkan panggulku yang tinggi sebelah. Siapa sangka dari situ aku malah jadi jatuh cinta pada yoga. Lebih dari sekadar treatment skoliosis yang aku dapatkan, yoga juga membantuku menyeimbangkan pikiran, tubuh, dan jiwa.  Dalam beberapa hal yoga membuatku tetap waras karena aku juga belajar untuk terkoneksi dengan diri, mencintai diri, dan menerima diri apa adanya.

Setelah hampir sepuluh tahun rutin beryoga, kini aku berhasil membangun kesadaran terhadap perbaikan postur. Muscle memory yang dibangun selama bertahun-tahun itu sering “mengingatkanku” bila aku melakukan gerakan yang berisiko menyebabkan ketidakseimbangan tulang belakang dan memperparah skoliosisku. Bahkan secara random aku pun menjadi gampang “gatal” untuk mengoreksi postur tubuh seseorang bila kurasa ia sedang melakukan sikap tubuh yang buruk, hahaha.

No comments:

Post a Comment