Salah satu hal yang kusyukuri dari menjadi alumni Institut Teknologi Bandung adalah bisa bergabung dengan komunitas ITBMotherhood. Komunitas ini dibuat pada 2010 untuk mewadahi mahasiswi atau alumni perempuan ITB yang tertarik pada dunia ibu dan anak. Hingga saat ini grup ITBMotherhood di Facebook telah memiliki 4.487 anggota dan kegiatannya berkembang menjadi lebih dari 30 komunitas internal―yang kegiatannya tidak hanya bersifat daring, tetapi juga luring.
ITBMotherhood memiliki iklim yang sangat kondusif untuk menjadi sebuah support system. Di dalamnya kita dapat bertanya tentang apa saja tanpa takut merasa dihakimi, dapat melakukan jual beli dengan rasa aman dan asas kepercayaan, atau mencari dukungan dalam bentuk apapun. Sebagai contoh, beberapa tahun silam aku sempat bergabung dengan subgrup ASIX dan subgrup ibu hamil yang sangat memberi dukungan dalam hal motivasi maupun pengetahuan seputar kehamilan, persalinan, dan ASI. Beberapa subgrup di ITBMotherhood juga bergerak dalam hal beasiswa, donasi, dan relawan.
Subgrup ITBMotherhood yang ingin kuceritakan dalam tulisanku kali ini adalah komunitas MamahGajahBerlari (MGB). Ketika mulai berlari beberapa tahun lalu, sedikit sekali ilmu yang kumiliki. Saat itu hanya terpikir, kalau mau rutin berlari ya tinggal berlari saja. Wong awalnya hanya bermula dari self challenge menjajal kemampuan diri: apakah benar bisa menaklukkan olahraga yang dulu amat kubenci ini.
Mendekati pertengahan 2019, iseng-iseng aku bergabung dengan MGB, salah satu subgrup ITBMotherhood yang berisikan mamah-mamah alumni ITB yang menekuni hobi berlari di tengah-tengah kesibukan mengurus keluarga dan karir. Pertemanan sehat bersama MGB ini ternyata di luar ekspektasiku. Selain beroleh banyak ilmu tentang lari, di sini aku bagai menemukan keluarga baru yang really fits the idea of being support group. Sekecil apapun progres kita, di sini kita dikeprokin ramai-ramai. Sesuai dengan tag #PaceRecehTapiKeceh: tidak ada hal yang remeh di sini, setiap orang dihargai dengan target dan pencapaian masing-masing. Having fun dengan berlari demi hidup yang lebih sehat dan bugar menjadi yang terpenting.
Dulu sebelum pandemi, selain berlari dan coaching bersama, mamah-mamah MGB rajin bertemu luring untuk acara santai, makan-makan, botram, juga popotoan. Kami juga rajin saling jastip belanja perintilan lari dan saling menularkan semangat shopping, hahaha. Grup selalu ramai membahas tentang girls stuff dalam dunia lari, suatu hal yang tak akan mungkin ditemui di grup runners umum yang isinya juga ada para bapak 😛
Setiap orang akan bisa tumbuh dan berkembang jika mereka berada di lingkungan dan komunitas yang tepat. Begitulah yang kurasakan ketika berada di dalam MGB. Selama dua tahun bergabung di dalamnya, ada banyak pencapaian yang aku peroleh, mulai dari berhasil membangun training plan dan mengatur waktu untuk menyempatkan berlari di tengah kesibukan, memperbaiki heart rate dan VO2Max, memperbaiki endurance, hingga berhasil menempuh long run mulai dari 10 km sampai 21,1 km. Hal-hal ini mungkin tak akan tercapai bila aku tidak tahu ilmunya dan tidak punya motivasi seperti yang selalu disemangatkan oleh para mamah MGB.
Perempuan memang harus saling mendukung satu sama lain. Sebuah penelitian oleh Harvard Business Review mengatakan bahwa perempuan yang memiliki inner circle sesama perempuan cenderung dapat menempati posisi eksekutif dengan otoritas yang lebih besar dan gaji yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki inner circle yang sama. Hal ini dikarenakan perempuan yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok perempuan yang mendukungnya, akan lebih mudah menghadapi berbagai rintangan melalui berbagi pengalaman dengan perempuan lain yang pernah menghadapi situasi dan kesulitan yang sama. Mudah-mudahan dengan adanya ITBMotherhood dan subgrup-subgrup lain di bawahnya, para alumni perempuan ITB dapat memberikan manfaat yang nyata demi Tuhan, bangsa, dan almamater.
No comments:
Post a Comment