Adalah Mbak Lessy, yang dengan tiba-tiba mengirim pesan, mengajak untuk bertemu dalam kesempatan lawatannya ke Bandung. Kaget tentu. Pertama, dia baru beberapa bulan menjadi kontakku di Multiply. Kedua, aku belum tahu banyak tentang dirinya. Serta merta perasaan senewen muncul seperti biasa ketika aku akan bertemu dengan orang baru. OMG, apa yang mau kuobrolkan dalam kesempatan bertemu dengannya? Bahan-bahan perbincangan apa yang akan kusodorkan ke hadapannya?
Semangat Mbak Lessy untuk bertemu ternyata luar biasa. Beberapa kali dia menelepon dan sms untuk menanyakan kesanggupanku bertemu. Sayangnya aku tak dapat segera menjumpainya di hari pertama, karena kesibukan di kantor yang tak dapat kutinggal. Ketika hari kedua—hari terakhir Mbak Lessy berada di Bandung—dia masih terus menghubungiku, aku tak dapat menolak lagi. Rasa penasaran membawaku datang ke hotel tempatnya menginap, seperti apakah Mbak Lessy sebenarnya?
Kesan pertama ketika bertemu adalah: ternyata benar apa yang pernah dikatakan ibu sahabatnya, Migo, bahwa this cute little friend has two sparkling little round eyes! Binar matanya, kehangatan senyumnya, dengan segera melumerkan kekakuan yang tadinya membuatku senewen. Sapaan ramah, keceriaan, dan kata-kata yang ringan mengalir kemudian semakin mengukuhkan perasaanku: betapa menyenangkannya Mbak yang satu ini. Seketika kelegaan melingkupi hatiku, aku tak perlu berusaha keras untuk bersikap jaim, dan dengan santai bisa menjadi diriku yang apa adanya di hadapannya.
Perbincangan mengalir alami, tanpa perlu mencari-cari bahan obrolan. Dimulai dari perkenalan, lalu berlanjut ke cerita keseharian. Setelah menghirup teh hangat yang disediakan Mbak Lessy, kami makin merasa nikmat berbincang. Ahai, seperti sobat lama saja. Padahal baru kali itu kami bertemu.
Sayangnya waktu terasa sangat singkat. Adzan maghrib bergema. Uda Andri—suami Mbak Lessy—pun sudah datang, dan mereka akan bersiap untuk check out. Uda Andri ini sama menyenangkannya dengan istrinya. Serasi sekali: yang satu cakep, yang satu cantik, dan saling melengkapi dalam berbagai sisi—paling tidak begitulah yang kutangkap dari tulisan-tulisan Mbak Lessy selama ini, plus sedikit obrolan kami sore itu.
Ah, ternyata berat berpisah dengan sobat cantik bermata sparkling ini. Sampai di lobi pun kami masih terus berbincang, padahal ucapan pamit sudah terlontar sedari tadi. Selamat jalan, Mbak Lessy! Sampai kita berjumpa lagi. Terima kasih telah menghadirkan pertemanan yang begitu hangat, sehangat senyum dan teh yang kauhidangkan sore itu.
Foto: Bandung, 25 Mei 2011, diambil dari sini.
No comments:
Post a Comment