Catatan-catatan kecil kutemukan...
Catatan-catatan yang kutulis di Tumaritis, satu setengah tahun yang lalu...
Lembang, 1 Desember 2005
Yang paling aku inginkan tapi tidak pernah aku dapatkan: kebahagiaan menjadi diri sendiri.
Yang tidak bekerja dengan efektif dalam hidupku sehingga aku tidak pernah mendapatkan apa yang aku inginkan: rasa bersyukur kurang, motivasi kurang.
Nilai-nilai positif yang perlu kukembangkan dalam diriku agar aku mendapatkan apa yang aku inginkan: rasa bersyukur, positive thinking.
Resiko yang siap kubayar untuk mendapatkan apa yang aku inginkan: mengubah paradigma dan sudut pandang diri.
Dukungan yang kuminta: mau menerimaku apa adanya, membuatku merasa dibutuhkan dan disayang.
Lembang, 2 Desember 2005Apa yang selama ini paling menyakitkan adalah ketika aku harus memakai topeng kepura-puraan, merasa tidak dicintai, merasa tidak bahagia, dan tidak bersyukur.
Apa yang selama ini paling aku ingkari adalah perasaan membutuhkan orang lain, perasaan ingin dicintai dan dipahami.
Apa yang paling aku cintai adalah kebahagiaan memberi dan kebahagiaan mencintai, baik buat diri sendiri maupun orang lain.
Apa yang paling aku inginkan adalah dipahami apa adanya, didukung dalam suka dan duka / benar dan salah, dilindungi, serta dicintai.
Apa yang paling ingin aku berikan terhadap orang lain adalah kebahagiaan mereka, ketika aku bisa memenuhi ekspektasi mereka.
Apa yang paling aku inginkan adalah bahagia dunia dan akhirat.
Cikarang, 30 Juli 2007
Dibanding diriku di Tumaritis, aku merasa diriku yang sekarang sudah sedikit banyak berubah. Aku sudah berdamai dengan diriku sendiri. Aku lebih bahagia dan menikmati hidup, lebih bersyukur dengan apa yang ada. Aku menikmati hari-hari yang mengalir, berusaha mengambil hal-hal positif di sekelilingku, paling tidak aku selalu tersenyum setiap pagi... ketika menengok keluar jendela dan mendapati bunga-bunga di petak tamanku bermekaran.
Perubahan yang paling kurasakan: aku merasa sangat dicintai oleh orang-orang terdekatku. Aku berdamai dengan bundaku, berusaha memahami beliau apa adanya, bahkan menangis karena merindui beliau dan menyadari cinta beliau yang luar biasa *hmm, jadi ingat hari-hari yang telah lampau, yang penuh dengan pertengkaran dan pemberontakan*.
Aku bahagia dengan diriku, tidak ngoyo dalam menjalani hidup, berusaha pasrah dan ikhlas sambil terus berusaha. Kalau teman-teman lain sudah banyak yang bekerja di Telkomsel, Ericsson, Nokia, atau perusahaan-perusahaan top lainnya... so what gitu lohh. Kalau teman-teman lain sudah banyak yang punya baby... ah, giliranku juga akan tiba. Ternyata sabar dan ikhlas dengan ketentuan Allah itu asyik. Bikin hidup lebih nikmat. Nggak munafik sih, aku masih suka nangis kalau ada hal yang disesali. Tapi belaian dan pelukan suami selalu jadi obat mujarab untuk bangkit lagi. Tak lupa juga berdoa sama Allah.
Subhanallah, hidup ini indah sekali.