Tuesday, September 10, 2019

Conscious Eating


Sudah sejak lama aku menerapkan kesadaran saat makan. Lupa persisnya kapan, tapi sejak mahasiswa memang sudah memulai makan sehat, dari food combining hingga kini pola makan seimbang. Sejak saat itu, kalau mau makan pasti mikir dulu: kira-kira makanan ini sehat apa nggak, berguna nggak buat tubuh, atau malah nambahin kalori, memperberat kerja pencernaan padahal nggak ada gizinya? Alhamdulillah "mikir sebelum makan" itu menjadi kebiasaan baik karena enak nggak enak itu sebenarnya hanya di mulut, sisanya tinggal baik atau nggak baik buat tubuh.

Namun ada masanya pola makan sehat ini rada kendor, termasuk ketika usai lahiran 2 bulan lalu. Mentang-mentang jadi busui yang tiap saat selalu lapar, alih-alih menerapkan conscious eating, segala hal dimasukkan ke mulut. Yang bertepung-tepung, yang bergula-gula, bahkan yang nggak ada gizinya 😣
Alhasil BB yang sudah normal pascapersalinan, dalam waktu 1,5 bulan langsung naik 5 kg 😓. Tobat tobaaat.

Seminggu ini kembali mencoba menerapkan pola makan sehat. Bener-bener aware dengan apa yang masuk mulut. Alhamdulillah meski BB baru turun 1 kg, lingkar perut sudah berkurang 6 cm. Bukan diet biar langsing ya tujuan utamanya, tapi hidup sehat dan hidup aktif nggak keberatan badan 😬 supaya kita bisa sehat dan bugar membersamai pasangan dan anak-anak dalam keseharian.

Foto diambil dari @naturale.ind, partner makan sehatku. Sudah sejak hamil langganan ini, karena paket mereka sungguh lengkap, termasuk pregnancy programme, breastfeeding programme, hingga weight loss programme. Sekedar makan sehat biasa juga ada paketnya. Yang mau pembentukan otot, persiapan jadi manten, kondisi kesehatan khusus, vegetarian juga ada paketnya. Super lengkaaappp dan free ongkir se-Bandung. Makanannya fresh karena dikirim 3x sehari sesuai waktu makan. Pelayanannya pun memuaskan. Hepi banget lah pokoknya 😃

No comments:

Post a Comment