Friday, February 22, 2008

LDR

Just a word of advice, don't do such LDR if you can. Although it has made our relationship grow in a special way that a normal couple might not have it, which I can then say that these hard time worth, still.. nothing can be better than having him besides you. (Desiree)

Banyak di antara teman-temanku yang selama ini menjalani long distance relationship dengan pasangan hidupnya. Dulu, tak pernah terpikir sedikit pun aku akan menjalani kehidupan serupa. Ah, ternyata Allah berkehendak lain.

Sudah dua minggu ini aku berada di Bandung. Alhamdulillah segalanya lancar dan dipermudah Allah. Meskipun terasa berat sekali berpisah dengan suami, apalagi untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan, aku berusaha menikmati segala sesuatunya, berusaha memupuk sabar dan ikhlas. Yah, kalau dibawa stres, kasihan anakku nanti: terkena dampak psikis bundanya.

Aku banyak belajar dari teman-teman yang pernah dan sedang menjalani LDR. Desiree salah satunya. Senang mendengar ia kini berbahagia telah berkumpul kembali dengan suaminya.

Memang ya, ada seseorang ketika pulang ke rumah (atau bahkan seseorang yang menemani pulang di sore hari :), ada seseorang yang membuat malam-malam tidak dilalui dalam kesendirian.. sungguh.. adalah kenikmatan yang betul-betul perlu disyukuri. (Desiree)

I used to have that kind of life. Tapi kini saatnya menghadapi realita. Dinginnya udara Bandung yang menggigit terpaksa dilawan cuma dengan selimut, bukan dengan pelukan hangat suami. Malam-malam terasa panjang karena dilalui seorang diri *yah, ada mbak pembantu yang nemenin empat kali seminggu sih, tapi itu tentu kecil artinya dibanding kehadiran suami*. Aktivitas memasak, mencuci, dan mengurus suami pun kini jadi aktivitas yang kurindukan. Kadang-kadang ada kekhawatiran: gimana ya urusan suami di rumah Cikarang, baik-baik sajakah?

Dari obrolan dengan ibu-ibu kolega di kantor, ternyata aku tidak bernasib seperti ini sendirian. Ada beberapa pasangan di kantor yang juga menjalani LDR selama bertahun-tahun. Memang beginilah resiko wanita bekerja, I knew it. Makanya terasa berat, mengingat sebenarnya aku ingin jadi stay-at-home mom saja di Cikarang. Alhamdulillah lingkungan kerja di kantor cukup menyenangkan. Hatiku sedikit terhibur.

Sekarang apa yang menjadi pemikiranku adalah bagaimana nantinya aku bisa memberikan kehidupan yang berkualitas untuk anakku, dengan kondisiku sebagai wanita bekerja. Ingin sekali memberikan ASI eksklusif, tapi kata ibu-ibu kolega di kantor, hal itu ternyata susah dan tidak semudah teorinya. Belum lagi pusing memikirkan siapa yang akan menjaga anak-anak sewaktu ditinggal. Dari obrolan kemarin, ada yang menyarankan ke tempat penitipan anak. Tapi ya, apa kita akan dengan begitu mudah menyerahkan pengasuhan anak ke orang lain? Hhh, semoga semuanya semakin dipermudah Allah.

Ternyata betul kata Desiree: untuk pasangan yang sudah menikah, LDR tidak direkomendasikan. Allah, beri aku kekuatan.

2 comments:

  1. wah, pada tanggal yang sama, kita menulis postingan yang sama. kok bisa ya :D

    btw, yustika pernah ngopi cd jazirah nabi punya zaki ya? sekarang cd nya ada di bandung ga? kalau ada aku mau pinjem, boleh? makasih sebelumnya.

    ReplyDelete
  2. hatiku kembali goyah setelah membaca postingan ini...krn kami akan mengalami LDR jika Allah mengizinkan kami bersatu kelak...tp sanggupkah ku bertahan???insyaAllah... ;)

    ReplyDelete