Saturday, May 05, 2012

[Hanif] Berbagi Mainan


Sudah lama aku merasa gerah dengan mainan-mainan Hanif yang banyaknya sampai tiga kontainer itu. Sebagian besar di antaranya adalah mobil-mobilan. Paling sebal kalau dia mulai menumpahkan kontainer dan membuat isinya berserakan. Makin sebal lagi kalau tiap minggu dia masih minta mobil-mobilan dan ayahnya dengan gampang menurutinya.

Sudah lama pula aku punya keinginan untuk mengajarkan Hanif sesuatu, bahwa ada anak-anak di luar sana yang tidak seberuntung dirinya yang berkelimpahan mainan. Dulu aku menawarinya komitmen: kalau ada mainan yang masuk, maka harus ada mainan yang keluar. Maksudnya ‘keluar’ di sini adalah menyumbangkan mainannya untuk anak-anak panti asuhan yang pernah kami kunjungi dulu. Namun, selalu saja dia menolak, mungkin masih merasa sayang dengan mainan-mainannya itu.

Akhirnya pagi tadi, setelah diawali dengan episode nangis-nangis, jadilah kami menjalani komitmen itu. Terharu rasanya Hanif mau diajak memilah dan menyortir mainannya: mana yang akan disimpan buat dirinya, mana yang sudah rusak dan perlu dibuang, serta mana yang akan disumbangkan ke panti asuhan. Setelah tersortir, mainan-mainan yang akan disumbangkan dimasukkan ke kotak, diselotip rapi, dan dimasukkan ke kantong plastik.

Menjelang siang, Hanif dan ayahnya siap berangkat. Satu agenda untuk ‘mengajarkannya sesuatu’ akhirnya terselesaikan. Semoga ke depan, Hanif tumbuh menjadi anak yang suka bersyukur, berbagi, dan berempati dengan kesusahan orang lain.