Wednesday, September 22, 2010

Romantisme Ala Hanif


Aku lupa persisnya sejak kapan aku mulai menyadari bahwa pangeran kecilku satu-satunya ini benar-benar romantis. Ketika dia sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya, ada belasan kali dalam sehari dia menunjukkan rasa sayangnya kepada bundanya. Kadang-kadang secara spontan dia mencium-cium pipi, dagu, atau ujung hidungku. Tak jarang pula dia memeluk-meluk punggungku dari belakang—biasanya ini terjadi ketika kami sedang menonton televisi, maklum ruang keluarga kami memang lesehan. Juga kali-kali lain, di mana hal ini jauh lebih sering dilakukannya pada bundanya daripada ayahnya :)

Seiring dengan usianya yang bertambah besar dan berkurangnya frekuensi bangun-malam-untuk-mimik, dia lebih sering terbangun untuk kemudian tertidur lagi dalam hitungan kejap. Yang menghadirkan embun dalam hatiku adalah tingkah lakunya ketika terbangun dalam beberapa kejap itu. Dia akan menggeser badannya hingga menempel ke badanku, lalu melingkarkan tangan mungilnya ke leher, bahkan dalam posisi tidurku yang membelakanginya. Kadang-kadang dengan pose pipinya menempel di pipi atau rambutku. Dengan nyamannya kemudian dia melanjutkan tidur kembali. Long lazy cuddling yang sangat romantis :)

Lima belas tahun lagi, akankah romantismu hanya untuk Bunda seorang, Sayang?

No comments:

Post a Comment